Milla berkali kali memantapkan hati nya untuk menekan handle pintu ruangan yang dimana terdapat seorang gadis mungil yang tengah terbaring pasrah disanaNamun kenyataan nya ia malah menyenderkan tubuhnya pada badan pintu dan tubuh nya berangsur merosot bersamaan dengan meluruhnya air mata yang tak bisa lagi dibendung nya lebih lama
'Jantung prilly sudah sangat menghawatirkan , takutnya jika terus seperti ini maka pasien akan kehilangan seluruh fungsi jantung nya'
'Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkan nya dok?'
'Hanya donor jantung lah satu satu nya cara agar prilly bisa bertahan lebih lama lagi'
sudah seminggu prilly terbaring disana dan belum ada sama sekali pendonor yang merelakan jantung nya dengan prilly
Ia sudah berusaha semampunya , namun sepertinya Yang Kuasa belum bisa menjawab usaha yang ia kerjakan
"Kakak ngga siap buat kehilangan kamu Prill"
Milla memeluk lututnya sembari menumpahkan tangisan nya . Tentu saja ia tidak siap jika harus kehilangan bidadari nya itu karna bagaimanapun juga orang tua Prilly sudah sangat berbaik hati mau merawatnya dan menyekolahkan nya hingga ia termotivasi untuk kuliah mengambil jurusan kedokteran karena ia ingin suatu saat dapat menyembuhkan prilly
Milla rasa sudah cukup ia menangis disini , ia segera bangkit dan menekan handle pintu
Aroma khas obat obatan menusuk hidung Milla namun gadis itu seolah sudah terbiasa dan melanjutkan langkah nya untuk terduduk disamping ranjang Prilly
"Kak ..."
Milla terkesiap karna ia baru menyadari bahwa prilly sudah benar benar terbangun dari tidur panjangnya
"Apa kata dokter tentang kondisi aku?"
Prilly dengan bersusah payah untuk mengucapkan kata itu
Milla terdiam sejenak kemudian menggelengkan kepala nya perlahan
Prilly tersenyum , "kalo misalnya prilly capek ... apa prilly boleh istirahat kak? Selama ini aku selalu takut buat tidur hal yang aku takutin adalah aku ngga akan bangun lagi besok harinya .. dan sekarang kalo emang aku harus tidur secara permanen aku siap kak"
Prilly meneteskan setitik air mata nya percuma , sedangkan Milla terisak sembari menggenggam tangan mungil prilly
"Jangan pernah pesimis Pril kakak mohon .. cuma kamu saudara satu satunya yang kakak punya , kakak akan lakuin apapun buat kamu"
Prilly hanya terdiam . Pura pura kuat selama ini tidak semudah yang ia Kira
***
Ali duduk terdiam diatas kursi rodanya sembari menatap tulisan yang terdapat dalam buku journalnya , sesaat ia membaca nya dan kemudian menyobek kertas tersebut dan diremasnya menjadi bulat tak berbentuk
sebuah tulisan yang membuat Prilly menjauh , sebuah rentetan kata yang membuat prilly menangis
Kenyataan nya dulu memang ia menyukai Gritte tapi itu dulu sebelum Ali bertemu dengan Prilly . Ia rasa , rasa suka yang ia tujukan pada Gritte menguap tergantikan rasa takut kehilangan , takut membuat nya menangis dan rasa takut karena tidak bisa menghapus air matanya yang ia tujukan pada gadis Angin itu — Prilly
"Abang.. tadi katanya minta ditemenin ke padang dandelion , kok belum siap siap?"
Ali masih diam . Resi menatap putra nya bingung sembari mendekat ke arah putra semata wayang nya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
My [idiot] Boyfriend~
Hayran Kurgu"Tuhan menciptakan sebuah kelebihan bukan untuk dihina dan diinjak injak! kalo semua kelebihan hanya untuk dihina , buat apa Tuhan harus menciptakan sebuah kelebihan!" "Tuhan memang ngga kasih kesempurnaan sama lo Ali! tapi Tuhan udah kasih satu Ke...