{2}••

11.9K 1.2K 31
                                    

"Jangan Al ... sakittt"

Ringis Ali bagaikan semakin menusuk ulu hati prilly hingga tanpa sadar setitik cairan bening menetes dari pelupuk matanya
.
.
.

"SHITT!! STOP!!"

Prilly yang sedari tadi memilih bungkam kini sudah benar benar muak dengan bully an yang dilakukan teman teman nya

"Jauhin kaki kotor lo itu dari tangan Ali sekarang! Atau gue yang akan patahin kaki lo itu dengan kedua tangan gue sendiri!"

Al terkesiap dengan bentakan yang berasal dari bibir tipis prilly , yang ia kenal sebagai gadis ramah dan anggun sebelum nya

"Pril! Lo .. lo apaan sih!" Gritte menggerutu kesal. Tidak terima dengan tindakan sahabat nya yang membela Ali

"Kalian yang apa apaan!"

Prilly membentak ketiga teman nya yang selalu saja menjadi dalang atas penyiksaan Ali selama pria itu berada di kelas ini

"Ikut gue Li!"

Prilly menarik tangan Ali setelah Al menjauh kan kaki nya dari telapak tangan ali dan membawa pria itu keluar dari ruang kelas yang selalu menjadi neraka bagi Ali

Prilly menghempaskan tangan Ali . Kesal dengan tingkah pria itu yang hanya diam saja bak patung tak bernyawa saat dirinya menjadi objek pem-bully an teman teman nya

"Lo cowok apa Banci sih ha! Mereka ngga cuma sekali dua kali giniin lo! Dan lo cuma diem aja?"

"Emang Ali harus apa? Mereka semua temen temen Ali. Dan ali ngga mau jahatin mereka semua balik! Lagi pula sejak awal ali berada disekolah ini mereka emang udah selalu jahat sama Ali"

Ali mengehela nafas nya sejenak dan segera melanjutkan kembali ucapan nya

"Mamah bilang , kejahatan ngga bisa kalo dibales dengan kejahatan!"

Mendengar jawaban Ali yang terdengat begitu childish ditelinga prilly , gadis itu kemudian mendengus kasar

"Temen? Lo sebut mereka temen? Setelah apa yang mereka semua lakuin sama lo? Sakit jiwa lo!"

Prilly kembali menarik tangan Ali dan berjalan dengan langkah yang sedikit dipercepat dan tak lama mereka menghilang di tikungan koridor sekolah nya

***

Ali hanya menuruti kemana gadis ini membawa nya sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk memberhentikan langkah nya saat tak jauh dihadapan nya terdapat ruangan bertuliskan 'Ruang guru'

"Kok berhenti sih! Ayo.."

Prilly kembali menarik tangan Ali namun nihil pria iti tak ingin beranjak sama sekali dari tempat nya , bahkan kini ia menghempaskan tangan gadis itu dan menatap nya tajam meskipun terhalang oleh kaca mata yang terdapat retakan dibagian tengah nya

"Ali ngga mau laporin mereka semua ke ibu kepala sekolah! Ali ngga mau Mereka dihukum , dan semuanya makin benci sama Ali"

"Terus lo pikir mereka akan berhenti nyiksa lo kalo lo cuma bisa diem seakan akan lo ngga punya hati! Come on Li! Gue ngga bisa liat lo disiksa sama mereka!"

Wajah prilly memerah padam. Ia kesal dengan tingkah Ali yang seolah olah hati nya biasa saja mendapatkan siksaan yang sering dilakukan teman teman nya

"Ali yakin mereka sebenernya ngga benci sama Ali! Mereka hanya merasa terusik dengan kekurangan fisik yang Ali punya."

"Li! Tuhan cuma kasih kekurangan fisik sama lo! Tapi Tuhan itu adil! Tuhan kasih kelebihan yang ngga semua orang bisa miliki dan hati yang lapang yang siap menerima cemooh an orang yang selalu mengusik soal kelebihan lo!"

Prilly meluapkan kekesalan nya sampai pada akhirnya setetes cairan bening itu kembali menerobos pelupuk mata nya

Prilly menatap lekat pria dihadapan nya ini. Penampilan nya yang selalu rapi , mata hitam pekat nya , bulu mata lentik nya yang selalu tertutup dengan kacamata tebal nya , alis nya yang tebal , bibir nya , hingga sebuah ITC alat bantu dengar yang selalu bertengger di telinga nya

Entah apa yang membuat ia begitu menyayangi pria dihadapan nya yang dilingkupi dengan segala kekurangan nya

Air mata prilly semakin berjatuhan saat ia mengingat betapa sadis nya teman teman nya menyiksa Ali yang sudah jelas jelas tersiksa dari lahir dengan segala kekurangan nya

"Prilly jangan nangis.. maafin Ali ya ngga bisa nurutin mau nya prilly buat laporin mereka semua ke ibu kepala sekolah "

ali mengarahkan tangan kanan nya untuk menghapus cairan bening yang membanjiri pipi gadis dihadapan nya ini

Prilly hanya terdiam menikmati setiap pahatan indah wajah Ali

"Kacamata lo ..."

Tangan prilly menyentuh kaca mata yang kini terdapat retakan disana

"Iyanih.. kacamata ali retak lagi"

Ya.. mungkin ini untuk kesekian kali nya pria itu membeli kacamata baru

"Hmm.. gimana kalo ntar pulang sekolah gue temenin lo cari kacamata baru? Itung itung buat kesan pertama pertemanan kita"

Ali nampak sedikit berfikir

"Engga bisa hari ini deh kayak nya , soalnya mamah nanti langsung jemput. Dan mamah bilang kalo mau pergi harus ijin dulu sama mamah kalo ngga harus dianterin sama mamah pergi nya"

Ali menatap manik mata hazel gadis dihadapan nya dengan setitik rasa penyesalan disana

"Hmm.. yaudah lain kali aja kalo gitu , ntar biar gue yang minta ijin sama mamah lo"

Wajah Ali berubah menampilkan mimik wajah sumringah mendengar bahwa prilly akan menemani nya membeli kaca mata lain waktu

"Gue mau janjiin satu hal sama lo"

Prilly meraih kedua tangan pria dihadapan nya ini dan kemudian menggenggam nya

"Apa?"

"Gue janji ... kalo gue akan selalu ada buat lo , selalu ngelindungi lo bahkan gue siap jadi tameng buat lo"

Ali tersenyum lebar mendengar penuturan gadis dihadapan nya ini

"Janji?"

Ali menampakkan jari kelingking nya dihadapan prilly

Sejenak Prilly terkekeh melihat tingkah laku Ali. 'Kekanak kanakan sekali' pikir prilly

"Iya oke oke.. lo bisa pegang janji gue"

Prilly menautkan jari kelingking nya dengan jari milik ali yang sedang tersenyum lebar menandakan betapa bahagia nya pria itu saat ini

"Gue janji Li , gue akan jadi tameng buat lo .. semoga ini jadi awal yang baik buat lo sama gue"

------

Haiii ... masih pada UAS ya cieee semangat yaa asli nya aku juga masih UAS sih tapi pengen ngehibur diri dulu hihi..

gimana Part 2 nya? Makin ancur ya? Hihi makluin ya ..baru belajar soalnya

Ditunggu votement nya say .. please jangan jadi dark readers yaa.. hargain karya abal abal ku inii ☺☺

~ Pipho

My [idiot] Boyfriend~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang