Chapter: 2

306 25 0
                                    

Kini, hari-hari Hanna diisi oleh Jisoo. Mereka rutin berkirim pesan dan telponan. Hanna tidak menyangka, ia bisa melupakan Jeonghan secepat ini. Ini semua, berkat Jisoo. Foto Jeonghan dan Hanna di meja riasnya pun sudah ia singkirkan.

#flashback

"Dasar lelaki tidak tau diri! Kau pikir lelaki di dunia ini cuma kau saja?! Kau kira, aku tidak bisa dapat yang lebih baik? Aku lakukan segalanya untukmu, tapi ini balasanmu?! Dasar B***ng**k!"

Hana pun membakar foto dirinya dengan Jeonghan. Tidak hanya itu, ia juga mengemasi semua barang yang berkaitan degan Jeonghan, baik boneka Rilakkuma, Buku, kartu ucapan penuh cinta dan segala foto dan video yang ia punya. Hanna berbaring di tempat tidurnya setelah menyingkirkan kenangannya bersama Jeonghan, lalu tidur sambil tersenyum puas.

♡♡♡♡♡

"Kau sedang apa?"

"Aku sedang melihat-lihat isi kulkasku."

"Kau sudah makan?"

"Belum, mangkanya itu aku berencana mau masak. Tapi, benar-benar tidak ada apa-apa disini. Ahh~ kenapa orang rumah pergi tanpa meninggalkan apa-apa."

"Memangnya mereka kemana?" tanya Jisoo dari balik telepon.

"Orangtuaku dan adikku sedang ke rumah saudara untuk berakhir pekan."

"Lalu, kenapa kau tidak ikut?"

"Kan kita mau kencan besok." Ups! Hanna keceplosan. Rasanya malu sekali. Seakan-akan ia sangat menantikan kencan bersama Jisoo.

Tapi, mau gimana lagi memang kenyataannya begitu. Mereka beda sekolah dan rumahnya berjauhan. Waktu bertemu, ya hanya pada hari minggu saat libur sekolah.

"Hahahaha" Jisoo tertawa puas sekali mendengar pengakuan Hanna.

"Ah, sudahlah. Aku mau masak mie saja dulu ya. Aku lapar." Tut tut.

Hanna mematikan ponsel nya. Ia menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya karena saking malunya.

Satu cup mie instan sudah habis dimakannya. Ditatapnya layar ponsel di atas meja. Hanna heran karena Jisoo tidak juga mengiriminya pesan. Saat ia berfikir hendak menelpon Jisoo, ponsel Hanna berbunyi. Yang ditunggu ternyata sudah lebih dulu menelpon. Ah.. benar-benar sehati, pikirnya.

"Kau sudah makan?"

"Sudah."

"Cepat buka pintunya, ada paket untukmu."

"Paket?" lalu bell rumah Hanna pun berbunyi. Masih dengan ponsel ditelinganya Hanna membuka pintu.

"Ini paket sekotak fried chicken untuk Hanna yang paling cantik saat sedang ngambek." Jisoo menyodorkan sekotak fried chicken dengan pita merah di atasnya. Hanna tersenyum bahagia melihatnya.

"Wah, terima kasih ya, Mr. Hong Jisoo"

"Yasudah, kalau begitu, aku pulang dulu ya."

"Eh? Tidak mampir dulu. Rumahmu kan jauh. Tidak minum dulu?" Hanna benar-benar kecewa mendengar Jisoo yang sudah mau pulang.

"Ini sudah malam Hanna. Lagian aku sudah sangat senang sekali bisa melihatmu malam ini."

"Baiklah." Hanna memanyunkan bibirnya. Jisoo yang melihatnya merasa tak tega dan juga gemas. Jisoo mengusap kepala Hanna lembut.

"Besok aku seharian untukmu. Malam ini, tidurlah yang nyenyak." Hanna menatap Jisoo. Kini wajah mereka begitu dekat. Terlihat jelas wajah Jisoo yang begitu tenang dan meneduhkan.

"Aku benar-benar mendapatan Jackpot!" ucapnya dalam hati.

♡♡♡♡♡

Hari kencan kedua dimulai. Suara rumah Hanna sudah gaduh sedari pagi. Hanna menyetel lagu cinta sedari bangun tidur memenuhi rumah berlantai dua yang hanya ia sendiri di dalamnya.

DATING A STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang