"Jisoo-ya, maaf ya. Keluargaku sedang pergi ke tempat saudaraku di Busan. Jadi, hari ini hanya ada aku saja di rumah. Maaf ya, kencan hari ini... batal."
"Yasudah, kalau begitu biar aku temani saja kau di rumah."
"Eh?"
"Aku segere ke sana. Bye!"
"Ta-Tapi..." tut tut. Hanna memandangi ponselnya.
"Selalu saja begitu, sesuka hati memutuskan telponnya."
Hanna bangun dari tempat tidurnya menuju lemari untuk berganti pakaian. Kakinya masih di perban, tapi sudah tidak terlalu sakit dan ia sudah bisa berjalan walau pelan-pelan.
Bell rumah pun berbunyi. Hanna langsung menuju pintu untuk membukakannya. Hanna tidak menyangka Jisoo akan secepat ini datangnya. Namun, saat dibuka ia tidak mendapati siapapun di sana. Justru ia menemukan sebuah bingkisan berpita merah diatasnya dengan setangkai bunga mawar merah kesukaannya. Dilihatnya sekitar untuk mencari pengirimnya, namun komplek itu terlihat sepi tanpa ada seorang pun disana.
Hanna membawa bingkisan dan bunga itu masuk. Ia duduk di sofa dan membuka bingkisan itu. Sebuah boneka bebek berwarna kuning. Ia mengambil boneka tersebut dari kotaknya. Hanna tidak sengaja memencet bulatan yang terasa dari dalam boneka tersebut. Suara Jeonghan menyanyikan lagu 'When I Grow Up' terdengar dari boneka bebek tersebut.
Ini adalah lagu ciptaan Jeonghan yang biasa dinyanyikannya dulu saat masih menjadi pacar Hanna. Entah kenapa kenangan indah bersama Jeonghan muncul kembali dalam ingatannya. Mata Hanna mulai berkaca-kaca lagi, ia pasti akan menangis lagi kalau bell pintu rumahnya tidak berbunyi.
Ditaruhnya boneka tersebut di dalam kotaknya dan juga bunga mawarnya di dalam lemari di ruang tamu.
Ternyata kali ini beneran Jisoo yang datang. Ia membawa sebuket bunga mawar merah untuk Hanna dan juga sekotak coklat. Hanna tersenyum melihatnya, tapi kali ini senyumnya adalah senyum yang dipaksakan. Hanna mempersilahkan Jisoo masuk. Jisoo melihat-lihat rumah Hanna."Anggap saja rumah sendiri. Lagian sedang tidak ada siapa-siapa."
"Jadi, aku boleh melakukan apapun?"
"Walau kubilang seperti rumah sendiri, kau juga tetap harus tau diri."
Hanna sedari tadi berkutat dengan buket bunga mawar merah dari Jisoo, tanpa menoleh ke arah Jisoo saat bicara dengannya.
Tiba-tiba Jisoo memeluk Hanna dari belakang. Hanna begitu terkejut dan langsung melepaskan pelukan Jisoo. Jisoo pun tak kalah terkejutnya dengan sikap Hanna. Hanna menatap Jisoo sesaat dan mengetahui bahwa tindakannya tadi itu membuat Jisoo tak nyaman.
"Aku ambil minum dan snack dulu ya." Hanna berlalu menuju dapur. Ia mengambil gelas hendak membuat teh. Pikirannya jadi kacau gara-gara kiriman Jeonghan tadi. Nyanyian Jeonghan masih terngiang di kepalanya. Hatinya jadi gundah gulana.
Dibawanya nampan berisi snack dan teh ke ruang tamu. Di tatanya isi nampan di atas meja.
"Untuk siapa kado ini?" Jisoo menunjuk kado Jeonghan yang berada di lemari.
"Oh itu.. itu untuk ibuku."
"Oh. Cantik sekali bungkusnya. Sangat sesuai dengan seleramu." Deg! Rasanya ingin sekali Hanna menampar dirinya sendiri dengan nampan yang dibawanya. Ia sudah mulai berani untuk berbohong kepada Jisoo. Walaupun sebenarnya, ia paling anti yang namanya berbohong.
"Bagaimana kaki mu?" tanya Jisoo setelah menyeruput teh hangatnya.
"Sudah lebih baik. Untungnya hari ini libur, jadi aku bisa istirahat. Besok juga aku sudah sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DATING A STRANGER
Fanfiction[COMPLETED] Kisah cinta Jisoo & Jeonghan memperebutkan hati seorang gadis bernama Hanna. Boy x Girl (Dating a stranger versi minshua bisa dibaca di akun ffn Nana @/lovejoshua17)