Di studio musik, band Jisoo yang bernama "Seventeen", sesuai umur mereka, sedang latihan.
Selesai latihan, mereka duduk bersama menikmati minuman soda dingin dan snack. Seungkwan memandangi DK dan Woozi bergantian lalu melirik ke arah Jisoo dan Jeonghan yang duduk berjauhan seakan bertanya kepada teman yang lainnya apa yang terjadi diantara mereka. Tapi baik DK dan Woozi hanya menggelengkan kepalanya tidak tau.
"Bisa kita bicara sebentar." Jeonghan melirik Jisoo.
"Ok." Jisoo pun mengikuti Jeonghan ke lantai dua dan memasuki sebuah ruangan rekaman, lalu Jeonghan menguncinya.
"Tidak ada yang akan mendengar kita disini. Jadi mari kita bicara dengan bebas."
"Mau bicara apa?" Jisoo bersandar membelakangi dinding.
"Apa kau sungguh mencintai Hanna?"
"Sangat mencintainya." Jeonghan tersenyum kecut kearah Jisoo.
"Kau baru mengenalnya dan sudah bisa mengatakan hal seperti itu? Apa kau tidak akan menyesal nantinya? Hanna itu.. masih sangat mencintaiku. Walaupun kelihatannya ia benci, tapi kami sudah bersama cukup lama, jadi tidak mungkin dia bisa mencintaimu dengan begitu cepat. Lagipula, Hanna.."
"Aku tau!" Jisoo mulai terlihat kesal.
"Aku tau Hanna masih mencintaimu dan mungkin rasa cintanya kepadamu lebih besar."
"Kalau kau sudah tau, maka sebaiknya.."
"Tapi aku tidak peduli! Perasaanku, biarlah jadi rasaku sendiri. Dan kalau akhirnya dia lebih memilihmu daripada aku. Aku tidak akan menyesal. Karena setidaknya walau sedikit, aku bisa merasakan cinta yang tulus dari hatinya. Dan aku.. akan lebih menyesal kalau tidak mencintainya." Jisoo menatap Jeonghan. Jeonghan menatap sinis Jisoo.
"Terserah, tapi yang pasti, jangan sampai agenda pacaranmu mengganggu jadwal latihan kita. Mengerti?" Jeonghan membuka kunci yang ada di pintu hendak keluar. Jisoo mendekati Jeonghan dan memegangi gagang pintu yang juga dipegang Jeonghan.
"Tenang saja, aku akan bersikap adil pada band maupun Hanna. Karena aku bukan dirimu."
Jeonghan menatap Jisoo terperangah. Kali ini giliran Jisoo yang tersenyum sinis sebelum berlalu menuruni tangga.
"Aku akan merebutnya kembali!" Jeonghan meneriakkan ancaman ke arah Jisoo.
"Terserah! Aku percaya pada Hanna" Jisoo menjawabnya tanpa melihat ke arah Jeonghan.
Dilihatnya teman-teman yang lain sudah menunggu mereka di dekat tangga lantai bawah.
"Aku pulang duluan ya."
"Iya." Jawab Seungkwan, DK, dan Woozi bersamaan.
"Merebut apa sih maksudnya?" tanya DK
"Aku juga tidak tau." Jawab Seungkwan. Woozi hanya menggelengkan kepalanya.
♡♡♡♡♡
Jeonghan sepertinya serius dengan kata-katanya kemarin untuk merebut Hanna kembali. Sejak pagi, Jeonghan sudah berdiri di dekat halte bus tempat biasa Hanna pergi ke sekolah.
Ia teringat saat dulu masih menjadi pacar Hanna, Jeonghan akan menunggu Hanna di halte ini untuk pergi bersama Hanna walau sebenarnya ada halte lain yang jaraknya lebih dekat dari rumahnya. Tapi, ia rela bangun pagi-pagi sekali demi bersama Hanna lebih lama. Jeonghan sangat merindukan saat itu dan mulai menyesali keputusannya.
Bruk! Terdengar suara buku terjatuh. Jeonghan melihat kearah sumber suara dan tak disangka ternyata itu adalah Hanna yang menjatuhkan buku yang dibawanya sangking terkejutnya melihat keberadaan Jeonghan. Mulutnya menganga dan matanya terbelalak tak percaya, ia sempat mematung sejenak sampai akhirnya Jeonghan tersenyum ke arahnya dan mengambil buku yang diajtuhkan Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATING A STRANGER
Fanfiction[COMPLETED] Kisah cinta Jisoo & Jeonghan memperebutkan hati seorang gadis bernama Hanna. Boy x Girl (Dating a stranger versi minshua bisa dibaca di akun ffn Nana @/lovejoshua17)