[3]

117 11 5
                                    

A/N
Maaf republish, soalnya ada kata-kata yang dibenahi (:

---

     Rezeva tersenyum kecut sambil menatap keluar jendela kelasnya. Sungguh moodnya telah dalam kondisi 'akan meledak jika diganggu'. Matanya kini malah melirik keributan kecil-atau-mungkin-sedang yang terjadi di depan sana.

     Rezeva yang duduk di paling belakangpun pasti tau apa yang sedang terjadi.

     Raharda.

     Dikerubungi.

     Perempuan.

     Bukankah tiga kata itu telah menjelaskan semuanya? Rezeva baru saja akan kembali menatap keluar jendela kalau saja tepukan di bahunya tidak ada.

     "Hei," sapanya. Rezeva mengangkat alisnya terkejut namun cepat-cepat ia memasang senyum di wajahnya.

     "Kenapa?" balas Rezeva sekaligus bertanya.

     "Ga kenapa-kenapa," balasnya lalu langsung duduk di sebelah Rezeva--bangkunya. "Lo ga kesana gitu? Ga mau tau tentang Raharda? Anak-anak pada kepo banget tuh." tanyanya, Siska Khairani, cewek manis-tapi-manisan-Rezeva yang tak sengaja berkenalan saat tengah berjalan ke kelas tadi.

     Rezeva menggeleng atas pertanyaan Siska, "Gue mah udah tau semuanya kali, Ka! Orang gue fans nomor satunya! Udah jadi member Raharda lovers selama tiga tahun lagi!" ucap Rezeva tetapi ia urungkan.

     "Lagi ga mood gue," jawab Rezeva pada akhirnya. Siska mengangguk-angguk. "Terus lo sendiri?" Siska memutar bola matanya-mencari alasan.

     "Gue sih mau aja... Tapi, udah ada pacar, hihi," bisiknya sambil tertawa. Rezeva hanya tersenyum melihat Siska.

---

     Kaki Raharda langsung melesat keluar kelas tepat saat bel berbunyi dengan nyaring. Sekolah hari ini memang belum ada pelajaran apapun. Tetapi tubuhnya hari ini sangat lelah lebih dari hari-hari apapun. Bahkan saat menjelang UN dan akhirnya dirinya harus mengikuti bimbingan belajar ini dan itu, tubuhnya tidak terasa lelah seperti sekarang.

     Sialan tuh cewek-cewek bikin gue tepar aja! gerutunya sambil melangkah ke arah kantin. Tenggorokannya sudah hampir terbakar karena harus menjawab ribuan pertanyaan yang mengujam dirinya.

     Raharda langsung meneguk habis sekaleng minuman dingin begitu sampai di tangannya. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Bajunya saja sampai basah dengan keringat.

     Matanya tiba-tiba melihat beberapa gadis di kelasnya yang sedang menyipitkan mata--mencari sesuatu.

     Gila, mereka nyari gue?

     "Mba, besok aja ya saya bayarnya. Ada urusan mendadak," ucap Raharda sambil berlari meninggalkan stan itu. Mba-mba yang menjaga stan pun hanya melihat pergi punggung Raharda dengan memegang dadanya--seperti orang jatuh cinta.

     Uh, kasep pisan euy! batinnya.

     Raharda berlari meninggalkan kantin lantas berbelok-entah-kemana-yang-penting-selamat.

     BRUK

     "Aduh aduh maaf," ucap Raharda sambil membantu orang yang tak sengaja ditabraknya. Orang itu menatap Raharda dari ujung kepala sampai kaki.

     Mampus! Kakak kelas tuh, gerutu Raharda saat melihat bet yang terpasang di lengan kiri bagian atas seragam sekolah orang itu.

     "Maaf kak, ga sengaja tadi," Raharda meminta maaf sekali lagi. Raharda mengernyit tatkala Kakak kelas itu menatap sesuatu dari tubuh Raharda lama. Raharda mengikuti arah pandangan Kakak kelas itu.

Raharda [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang