Chapter 13

79 5 0
                                    

"kamu tidak harus menerima perpisahan ini. Bahkan kamu boleh berharap bahwa perpisahan ini tidak terjadi. Yang tak boleh kamu lakukan adalah memaksanya kembali. Ia sudah bahagia, dengan atau tanpa dirimu, toh ia akan baik-baik saja"

~Arman Dhani~

Tiga buah meja operasi baru saja selesai di siapkan. Para dokter itu mengangkat orang yang berpakaian hijau dengan penutup kepala yang tertidur di kasur dorong dan meletakkannya di meja tersebut. Dengan gorden kain yang juga berwarna hijau menutupi satu sama lain.

Terlihat 3 pasien dan 1 di antaranya masih memejamkan matanya. Seung yo, ya dia masih belum sadarkan diri sejak kemarin.

Sedangkan Lee masih sadarkan diri, dokter belum membiusnya. Masih menjadi misteri untuknya siapa sebenarnya orang baik yang akan mendonorkan matanya saat ini. Dokter tidak mau memberitahu siapa orang itu dengan alasan orang itu yang memintanya untuk merahasiakannya. Perlahan-lahan dokter itu pun menyuntikan obat bius yang membuatnya tak sadarkan diri. Melupakan segala yang ia pikirkan saat itu.

Hana berada diantara mereka. Di lihatnya lampu-lampu operasi yang mulai menyala. ketika kau memberikan pelukan itu, ciuman hangat itu..aku merasakan aku benar-benar telah memilikimu, aku bahagia meskipun itu terasa singkat bagiku..jika kelak kita bertemu kembali aku berharap kita bisa bersatu tanpa ada sesuatu yang memisahkan kita, maafkan aku yang memutuskan untuk pergi dengan cara seperti ini..selamat tinggal cinta pertamaku..ayah, ibu aku akan segera menemui kalian, maafkan aku Yol ah kita harus bertemu kembali tapi juga harus berpisah. Hana mulai memejamkan matanya yang mulai meneteskan air matanya.

Min ho sudah siap dengan pisau operasinya. Namun tangan itu begitu berat dan gemetar untuk melakukannya. Bagaimana bisa ia melakukannya, jauh-jauh ia memilih untuk kembali ke Seoul agar bisa menemui Hana, menyatakan cintanya, memilikinya agar ia bisa melindunginya. Namun apa yang ia lakukan sekarang, justru ia malah membunuhnya. Ia merasa menyesal kenapa ia tidak mengungkapkan perasaannya dari dulu. Ia pun meletakkan pisau yang di pegangnya.

"maaf aku tidak bisa.." ujarnya yang kemudian keluar begitu saja dari ruang operasi.

***

Beberapa jam kemudian, operasi berhasil di lakukan, tetapi tidak dengan Hana, ia harus pergi. Pergi untuk selama-lamanya.

Lee tersadar dari tidurnya. Dokter membuka kembali perbannya. Perlahan-lahan ia mulai membuka matanya. Mata yang selama ini sangat di rindukannya. Akhirnya matanya pun kembali. Ia dapat melihat seperti sedia kala. Semua orang yang berada di sekelilingya sudah menunggu kesadarannya. Mereka pun mendekat. Lee tersenyum bahagia kepada mereka. Namun raut wajah sedih terlukis pada wajah mereka. Lee heran di buatnya. apa sesuatu terjadi pada Seung yo?

"kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa sesuatu terjadi pada Seung yo? Siapa orang yang sudah memberikan matanya? Apakah itu Seung yo?" tanyanya yang terlihat khawatir.

Ibunya pun memeluknya. "tidak Lee, bukan dia..dia baik-baik saja, operasinya berhasil..tapi dia belum sadarkan diri.." ia pun melepaskan pelukannya.

Lee menghela nafasnya lega. Lee belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak tega untuk mengatakannya.

Di ruangan lain seseorang mulai menggerak-gerakkan jari-jari tangannya. Seung yo sadarkan diri.

"Seung yo, kau sudah sadar?" Tanya tantenya senang. Tantenya pun segera memanggil dokter. Dokter membuka perban yang menutupi mata Seung yo. Di bukanya perlahan-lahan mata itu.

"ahjumma, apa yang sebenarnya terjadi padaku?" tanyanya dengan lemah. "mataku..aku sudah bisa melihat seperti semula?"

"kau sudah seminggu koma, seseorang yang mendonorkan matamu, dia.." tantenya tidak sanggup untuk mengatakannya.

Goodbye Saranghae (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang