Chapter 3

59 5 0
                                    

"Entah kenapa ketika kau memujinya hatiku terasa ngilu"

-----

"nenek! aku pulang!" sapanya setelah ia masuk ke dalam  rumahnya. Ia pun mengganti sepatunya dengan sandal yang tersedia di dalam rumah.

"uhuk..uhuk..kau sudah pulang?" terdengar jawaban dari dalam.

"nenek, apa kau baik-baik saja?" Hana menaruh tasnya di sofa dan menghampiri neneknya yang berjalan terhuyung.

"aku tidak apa-apa, apakah kuliahmu lancar?" tanyanya.

"iya nek lancar kok" ujarnya seraya memapah neneknya untuk duduk di sofa. Terdengar suara batuk-batuk dari neneknya.

"sebaiknya kau ke dokter nek.." Ia pun segera mengambilkan segelas minuman untuknya.

"ah tidak perlu, aku tadi sudah minum obat, ke dokter hanya akan membuang uang saja" katanya menolak.

"tapi kan nek kau sudah beberapa hari ini sakit, apa uang masih penting bagimu? aku kan masih bisa kerja" Hana menyodorkan minuman yang di bawanya.

"sudah kau tenang saja..kau tidak perlu menghawatirkanku" neneknya meyakinkannya.

Ia pun pasrah. Percuma saja jika ia memaksa, neneknya juga tidak akan merubah pikirannya. "baiklah, terserah nenek saja" ia pun memeluk neneknya.

Ia kembali ke kamarnya dan melempar tasnya di kasur. Ia merebahkan tubuhnya dan mengambil sebuah boneka yang kemudian di peluknya. Di tatapnya langit-langit kamarnya.

"hai bodoh! bagaimana bisa kau menyukai Lee? apakah dia juga menyukaimu?" Ia berceloteh sendiri dengan bonekanya. "bagaimana jika cintamu bertepuk sebelah tangan?".

Bip!Bip!

sebuah pesan masuk dari ponselnya. Dengan segera ia mengambil ponselnya. Berharap Lee yang menghubunginya.

"ah Ji hyun" keluhnya setelah melihat nama yang tertera di layar smsnya.

Hari ini akan ada latihan musik, apakah kau mau ikut?

Aku tidak bisa janji. balasnya malas.

Lee juga ikut kok, ya pastilah dia kan ketuanya. Seperti tahu isi hati Hana Ji hyun berusaha membujuknya.

Hana tersenyum membacanya. Ah akan ku usahakan.

Dasar kau membual saja, aku tahu dirimu sedang tersenyum di sana. Tebak Ji hyun.

Hana hanya membacanya dan kembali meletakkan ponselnya itu. Apakah benar perasaanku ini? Apa hanya aku yang menyukainya? Gumamnya. Ia selalu berharap suatu saat Lee akan menyatakan cintanya.

***

"bagaimana? apakah Hana bisa datang?" Tanya Yun he kepada Ji hyun. Dia adalah teman Lee.

"iya dia akan datang" jawabnya. Ji hyun menatap ke arah Lee yang sedang asyik memainkan pianonya. Kau memang cowok yang tampan pantas saja Hana menyukaimu. Gumamnya dalam hati.

"oh ya, waktu itu kau  pernah bilang kalau Hana menyukai Lee?" Tanya Yun He tanpa dosa.

Aigoo! kenapa kau mengatakannya di depan Lee. Ji hyun mendelikkan kedua mata bulatnya ke arah Yun he mengisyaratkan sesuatu.

"apa?" tanyanya polos. Ia pun menatap ke arah Lee. "o..ow" katanya dengan bergumam. Di lihatnya Lee yang masih asyik bermain dengan pianonya. "sepertinya dia tidak mendengarnya?" bisiknya ke arah Ji hyun.

Ji hyun mengarahkan kepalan tangan ke arahnya.

"mianhe" Yun he terlihat ketakutan.

Seketika ruangan itu menjadi hening, hanya terdengar lantunan piano yang di mainkan Lee.

Goodbye Saranghae (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang