Prolog

186 6 1
                                    

"kisah antara kau dan aku yang tidak akan bisa bersatu karena keadaan, dimana aku harus merelakanmu pergi bersamanya.."

-----

Kring! Kring! Kring!

Suara jam beker meramaikan salah satu kamar di sebuah rumah. Terlihat seorang cewek yang masih meringkuk di bawah selimutnya. Dengan malasnya ia mematikan jam beker yang berada tidak jauh dari kasurnya. Di gosok-gosokkan matanya yang masih terasa berat. Sejenak ia membuka matanya dan melirik ke arah jam. Hoah..jam tujuh. Gumamnya sembari menguap tanpa menyadari waktu yang baru saja di lihatnya. Ia kembali menarik selimut menutupi kepalanya. sedetik kemudian ia pun membelalakkan matanya. "Omo!!jam tujuh?aaaaaah..aku telat!' suara Hana terdengar menggema karena syok.

Dengan segera ia melompat dari kasurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia selesai membersihkan dirinya. Di pakainya kaos putih dengan celana jeans hitam panjang dan rambut yang di ikat asal-asalan.

"halmeoni! kenapa kau tidak membangunkanku? kau kan tahu kalau hari ini hari pertama ku kuliah" keluhnya seraya mengambil sepotong roti dengan selai coklat yang sudah di siapkan neneknya. Halmonie dalam bahasa korea adalah sebutan untuk nenek.

"tadi pagi nenek sudah mencoba membangunkanmu, kaunya saja yang tidak bangun-bangun" neneknya menuangkan segelas susu putih untuknya. "minumlah".

Dengan cepat ia menyeruput minumannya itu. "halmeoni aku harus berangkat" pamitnya. Hana memakai sepatunya dengan cepat "daah.." ujarnya sembari melambaikan tangannya.

"Hana habiskan dulu sarapanmu!!" Namun cewek yang di panggil Hana itu secepat kilat meluncur pergi. "dasar anak itu..ckckck.." neneknya berdecak. "oh, hai kau! hari ini akan turun hujan,jangan lupa dengan payungmu!!" katanya mengingatkan Hana yang sudah kepalang keluar dari pintu.

Benar saja tiba-tiba hujan deras mengguyur kota Seoul saat itu. Hana lupa tidak membawa payungnya. "wah mungkin karena aku tidak mendengarkan nenek tadi.." sesalnya.

Ia berteduh di sebuah halte untuk menunggu bus datang. Beberapa saat kemudian bus yang di tunggunya pun tiba. Dengan langkah cepat ia memasuki bus untuk menghindari derasnya hujan. Setelah sampai di dalam bus ia pun mengibas-ibaskan bajunya yang terkena sedikit guyuran hujan. Ia mengamati ke arah di sekelilingnya. Ternyata bus yang di tumpanginya penuh sesak. Dengan terpaksa ia pun berdiri di antara para penumpang lainnya.

"kau mau duduk?" seorang cowok mencoba menawarinya.

"oh tidak, terima kasih.." jawabnya menolak.

"tidak apa-apa..sudah duduklah" pintanya memaksa membuat Hana mengiyakannya.

"terima kasih" ucapnya untuk kedua kalinya. Cowok yang baik. Pujinya dalam hati.

Cowok tampan itu hanya mengulum senyum dan mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela.

Sesampainya di kampus, Hana berlari-lari masuk ke dalam gedung yang memiliki berpuluh-puluh tingkat itu.

"akhirnya aku bisa masuk di kampus ini.." ujarnya senang.

Hana memasuki lift yang hampir setiap lift di penuhi para mahasiswa.
Uuh..begitu banyakkah mahasiswa di kampus ini? keluhnya. Setelah beberapa saat ia merasa seperti kehabisan nafas akhirnya ia pun terbebas dari lift yang penuh sesak itu. Ia melihat jam yang terpasang di pergelangan tangannya. Dengan langkah terburu-buru ia memasuki sebuah kelas elite dengan fasilitas yang bisa dikatakan sempurna.

Goodbye Saranghae (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang