Chapter 8

54 4 0
                                    

"sudah terlambat, sangat terlambat, seharusnya aku menyerah dari awal tapi entah di mataku kau begitu sulit untuk di lepas"

-----

Pagi ini Hana dan Lee harus melatih kemampuan musiknya, karena sebentar lagi kampus akan mengadakan pentas untuk acara camping. Ji hyun, Yun he dan beberapa anggota grup musiknya pun ikut berlatih. Tidak lupa Seung yo juga ikut dengan mereka meskipun hanya sebagai penonton saja. Hana merasa tidak nyaman ketika Seung yo berada di samping Lee. Perasaan cemburu sesekali terlintas dalam pikirannya.

Setelah selesai berlatih Lee dan Seung yo pulang bersama. Hana pun ikut serta karena Seung yo yang memintanya. Ia tidak tahu kenapa meskipun ia tidak menyukai Seung yo namun ketika cewek yang di rasa manja itu mengajaknya ia tidak bisa menolak. Saat itu Seung yo tidak tahu perasaan Lee terhadap Hana begitu juga sebaliknya. Jadi Seung yo merasa tidak bersalah akan kehadirannya.

Setelah melihat Seung yo masuk ke dalam rumahnya, tinggal mereka berdua yang belum sampai. Selama perjalanan mereka tidak mengatakan apapun. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hana pun menghentikan langkahnya.

"Lee.."panggilnya.

Lee pun menoleh ke arahnya.

"aku ingin bertanya padamu sesuatu" ijinnya.

"katakan saja.." jawabnya datar.

"aku dengar yang mendonorkan matamu itu Seung yo".

Lee terkejut dengan pertanyaan Hana. "bagaimana kau bisa tahu?".

"Seung yo mengatakannya padaku.."

"benar dia yang mendonorkan matanya untukku". jawab Lee membenarkan.

"Lee.."panggilnya Lagi. Lee masih menatap cewek di depannya itu. "aku..aku menyukaimu" ungkapnya jujur. Seharusnya kau yang menyatakan perasaanmu terlebih dahulu Lee. Tapi kau membuatku bingung. Kali ini Hana tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan yang sebenarnya terhadap Lee.

"mwo?" Lee begitu terkejut mendengar pengakuannya.

"apakah kau juga merasakan hal yang sama?" tanya Hana memastikan.

"aku yakin kau pasti tahu jawabannya" Saat ini ingin sekali Lee mengatakan perasaannya kepada cewek yang berada di hadapannya itu. Tapi di sisi lain ia sudah berjanji tidak akan meninggalkan Seung yo.

"tapi aku ingin mendengar langsung dari dirimu" pinta Hana yang masih keras kepala.

"maafkan aku Hana.." hanya jawaban itu yang mampu keluar dari mulut Lee. Ia pun bergegas meneruskan langkahnya.

"apakah itu karena balas budi? apa karena dia memberikan satu matanya jadi kau tidak bisa meninggalkannya? berikan aku alasan, kenapa kau membuatku seperti orang bodoh seperti ini?" Hana pun mulai menangis.

Lee menghentikan langkahnya. Melihat orang yang di sayanginya itu memangis Ia pun segera memeluknya. Terasa perasaan rindu yang tertahan selama ini di dalam benaknya.

"aku..aku menyukai mu Hana, sangat menyukaimu.." aku Lee kemudian. "aku tidak mengharapkan semua ini akan terjadi, maafkan aku jika membuatmu harus menunggu begitu lama, tapi ku mohon mengertilah.." harapnya. "ini keadaan dimana aku tidak bisa menghindari ataupun menolaknya, jadi pahamilah keadaanku saat ini, aku tahu ini sulit bagimu aku juga merasakan hal yang sama, tapi biarkan cinta kita ini berhenti sampai di sini, biarkan semuanya seperti sebelumnya, sebelum kita bertemu, aku tidak ingin melukaimu lebih lama lagi karena aku tidak mungkin meninggalkannya..biarkan semuanya hanya menjadi kenangan, lupakan aku.." katanya dengan berat. Ia pun meneteskan air matanya. "maafkan aku, aku mencintaimu tapi aku juga harus melepasmu.." Lee pun melepaskan genggamannya dan beranjak dari hadapannya dengan langkah yang begitu berat. Ia tahu perkataannya ini akan membuat orang yang di sayanginya terluka. Ia sangat menyesal.

Bak tersambar petir di siang bolong. Kata-kata itu, jawaban itu, bukanlah itu yang ingin dia dengar dari Lee. Tapi kenapa kalimat-kalimat itu keluar secara mulus dari mulut Lee. "Bagaimana bisa, kau mengatakan itu padaku, hal yang tidak ingin aku dengar dari mulutmu" Ia memegangi dadanya yang begitu sesak.

Seandainya waktu bisa terulang kembali dimana Lee kehilangan penglihatannya biarkan ia yang memberikan matanya. Seandainya saat itu ia yang menolongnya terlebih dahulu. Seandainya dan seandainya yang lain terus terngiang di pikiran Hana.

Hujan pun turun seiring dengan luka yang di rasakan Hana saat ini.

"kau membuat hatiku hancur berkeping-keping, tidak tahukah kau begitu berartinya dirimu bagiku? Setelah sekian lama aku mengharapkanmu, Bagaimana bisa kau menyuruhku untuk melupakanmu?".

Hana pun menangis sejadi-jadinya di tengah derasnya air hujan yang mengguyur kota itu.

***

Hana kembali ke rumahnya dengan baju yang basah kuyup. Di lihatnya seseorang sedang berdiri di depan mobil.

"Hana!" panggil orang itu. "dari mana saja kau?".

Hana ingin menghampirinya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia merasakan kepalanya seperti berputar. Bayangan orang yang berusaha mendekatinya nampak kabur-kabur dan gelap. Ia pun jatuh tak sadarkan diri.

"Hana!" Min ho segera menangkapnya. Ia terlihat sangat cemas. Ia pun segera membawanya masuk.

"bagaimana kau menemukannya? kenapa dia basah kuyup begini?" Tanya neneknya setelah selesai mengganti baju Hana.

"aku juga tidak tahu nek, tiba-tiba saja ia jatuh pingsan seperti itu.." jawabnya yang juga heran.

Min ho memandangi setiap inchi wajah cantik Hana yang sedang memejamkan matanya itu. Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Ia pun memberanikan diri memegang kening Hana. Panas.

"kau sakit?" tanyanya semakin cemas.

"padahal tadi pagi aku lihat dia baik-baik saja, apa mungkin ia terlalu lelah?" Nenek Hana juga terlihat cemas setelah mendengar perkataan Min Ho.

Neneknya segera mengambil handuk dan air hangat untuk mengompresnya.

***

Beberapa saat kemudian Hana pun siuman. Ia melihat seseorang tertidur di sebelahnya. "oh, Min ho".

Min ho jadi terbangun setelah mendengar suaranya. "kau sudah sadar Hana?".

"kenapa kau tidur di sini?" Tanya Hana tanpa menjawab pertanyaan Min ho.

"oh aku,..apa kau tidak ingat kalau aku datang sebelum kau pingsan?" jawabnya.

Hana pun mencoba mengingat. "oh ya aku ingat" ujarnya kemudian.

"sebenarnya kau darimana?" Tanya Min ho yang mulai cemas. "aku sangat menghawatirkanmu" akunya.

Hana hanya tersenyum. Ia belum bisa menceritakan perasaannya saat ini. "mungkin karena kehujanan saja, kau tidak perlu khawatir, ada apa kau ingin menemuiku?".

"sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan kepadamu, tapi melihat kondisimu seperti ini, mungkin ini bukan waktu yang tepat" ujarnya.

Hana menatapnya dengan wajah pucatnya. "bisakah kau meninggalkanku sendirian? saat ini aku ingin sendiri" pintanya.

"baiklah, tapi kau harus istirahat dulu ya" saran Min ho. "aku sudah memberikan obat di mejamu" tambahnya.

"ne, gumawo" Hana mengangguk tersenyum.

Min ho pun beranjak dari kamar Hana. Di amatinya Hana yang sedang memandang jendela kamarnya. Ia pun menutup pintu kamar itu.

Hana kembali menangis dalam kesendiriannya itu. Masih tepikir olehnya perkataan Lee tadi siang. Lee, kenapa kau baru memintaku untuk menjauhimu sekarang? setelah aku benar-bemar terpikat olehmu, bagaimana bisa kau menyuruhku melupakanmu?

yah trus gimana ya crita selanjutnya? lanjutin aja yuk..yuk..

vomment, vommentnya ya..jng ketinggalan..:D

Goodbye Saranghae (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang