Part 12

493 23 5
                                    

Halo! Akhirnya setelah sekian lama ga buka wattpad 1DFI... :') 

Hehe, enjoy! x

*

"Kami pulang dulu ya." Ucap Harry. Mereka —The boys, Cher, dan Amanda— berpamitan untuk pulang. Aku melambaikan tangan ke arah mereka.

Menutup pintu. Aku berjalan dan terduduk di kursi. Setelah beberapa menit, ada orang yang mengetuk pintu rumahku. Aku membuka pintu. Mataku membulat melihatnya lagi. 

"What the hell are you doing, jerk?! Isn't enough break my heart?! What do you want now?!" Bentakku pada Brennan si brengsek itu. Menyebalkan. Untuk apa ia datang kesini lagi?! 

"Cassi, tolong dengarkan aku." Lagi-lagi Brennan menyentuh tanganku. Aku merindukan sentuhan tangannya yang menenangkan ini.

"Apalagi yang harus aku dengarkan?! Semuanya sudah jelas, Brennan! YOU. KISSED. THAT. B*TCH! APAKAH MASIH KURANG JELAS? HAH?!" Aku membentaknya lagi.

"DIA YANG MENCIUMKU, CASSI! AKU-"

"KAU APA?! KAU MENCINTAI GADIS MURAHAN ITU?! KAU PIKIR AKU PEDULI?! KAU PIKIR AKU 'MASIH' MENCINTAIMU?!" Aku memotong perkataan Brennan.

"Aku tidak mencintainya, Cassi! Aku mencintaimu! HANYA KAU, CASSI! Aku tau kau juga masih mencintaiku! Aku tidak mau kehilangan mu. Tolong, maafkan aku..." Brennan berlutut. Ia menangis, sampai terdengar isakkan tangisnya kali ini. Aku tidak tega melihat Brennan.

"Sudahlah, Brennan." Aku berlutut juga. "Aku mencintaimu Bren. Aku tidak mau kehilanganmu." Lanjutku sambil memeluk Brennan. Aku sangat-sangat merindukan pelukan Brennan yang hangat ini. "Aku merindukanmu." Gumamku dalam pelukannya.

"Aku juga mencintaimu, merindukanmu. Bisakah kita mengulangi semuanya dari awal?" Brennan menatapku. Aku mengangguk dan memeluknya lagi.

"Lebih baik kau masuk." Aku menarik diriku dari pelukannya. Memintanya untuk masuk ke dalam rumahku. Brennan menutup pintunya. Ia menatapku lembut. Kami saling tersenyum dan menyatukan bibir kami. Aku merindukan ciumannya yang lembut. Brennan mendorongku ke tembok. Aku mengerang kesakitan. Bodoh. Memang ia kira punggungku itu apa?

***

Aku terbangun dan menengok. Terlihat Brennan yang masih tertidur pulas disampingku. Aku berbalik dan mendekat kearahnya. Mencium pipinya berkali-kali. Aku berusaha untuk membuatnya bangun.

"Bangun, pemalas. Kita harus kuliah hari ini." Aku sudah lelah dengannya. Ia susah sekali untuk bangun. Aku menarik selimutku ke dalam kamar mandi. Aku tidak tau bajuku dimana. Pasti ini ulah Brennan. Dasar.

"Oh God! Kita akan telat!" Aku melihat ke arah jam tangan yang terpasang di tangan kananku.

"Tidak usah buru-buru. Tenang saja. Kelas pertama kita adalah musik. Kau tau sendiri kan Mrs. Merliana tidak sekejam Mrs. Becky?" 

"Uhm, kau benar juga sih." Aku menyengir ke arah Brennan. Ia hanya terkekeh pelan. Benar juga kata Brennan. Mrs. Merliana tidak sekejam Mrs. Becky yang langsung menghukum muridnya jika telat.

"Ayo kita berangkat." Aku mengaitkan tanganku pada tangan Brennan yang besar.

Aku harap kami bisa mengulang semuanya dari awal dengan baik dan tidak ada kesalahan apa-apa lagi. Aku sangat mencintai Brennan, aku tidak mau kehilangannya. Aku bisa saja melupakannya. Tapi hal itu terlalu sulit untukku.

Kami sudah sampai. Aku dan Brennan mengaitkan tangan kami dan berjalan menuju kelas. Lagi-lagi semua mata tertuju padaku. Maksudku, tertuju padaku dan Brennan juga. Mereka ini kenapa sih?

Heart AttackWhere stories live. Discover now