Part 13

394 20 3
                                    

Liam's POV

"Aku duluan ya." Aku berjalan ke arah pintu keluar studio. Sial. Bagaimana aku bisa hampir lupa dengan janji ku dengan Cher?

Baru kemarin bertemu, aku sudah merindukannya. Entah kenapa, aku merasakan hal yang berbeda ketika menatap matanya. Cher bisa membuat jantungku melompat. Aku mencintainya. Dan, ya, hari ini aku berniat untuk mengajaknya bertemu. Aku ingin mengenalnya lebih dalam.

***

Aku pun sampai di tempat yang aku janjikan dengan Cher. Untung saja tempatnya sepi. Aku mencari tempat duduk yang nyaman.

Seorang pelayan menghampiriku. Aku sudah sering kesini, jadi dia biasa saja padaku. "Kau mau pesan apa?" Tanya nya.

"2 coklat panas." Aku tersenyum kearah gadis muda itu yang bernama Anna.

"Uh, tumben sekali. Biasanya kau memesan satu atau bahkan langsung lima." Anna menatapku aneh.

"Kau bisa liat siapa yang akan datang kesini, An." Aku tersenyum pada Anna yang mengangkat kedua alisnya yang sempurna itu.

"Well, okay. Aku akan membuatkan 2 coklat panas spesial untuk kau dan teman kencanmu itu." Anna mengedipkan sebelah matanya. Gadis berambut panjang itu meninggalkan ku.


"Liam!" Aku melihat perempuan berambut pirang itu melambaikan tangannya ke arahku. Aku membalas lambaian tangannya dan tersenyum lebar.

Cher menghampiriku dan duduk dihadapanku. "Maaf Liam sudah membuatmu menunggu lama."



Cher's POV

"Tidak kok. Aku baru saja datang. Sekitar 5 menit yang lalu." Liam tersenyum. Aku bernafas lega. Berarti aku tidak mengecewakannya karena terlambat kan?

"Kau habis darimana? Nafasmu sedikit terangah-engah." Liam mengernyitkan keningnya.

"Aku habis dari rumah Cassi tadi. Uhm, maksudku Olive. Yeah, Olive." Aku tersenyum gugup.

"Kau lucu, Cher." Liam menatapku. Aku hanya tersenyum malu. 

Tiba-tiba seorang pelayan datang. "Ini coklat panas kalian. Oh, jadi ini teman kencanmu, Liam?" Pelayan yang bernama Anna -aku tau nama pelayan itu dari tanda pengenal yang tertempel di bajunya- itu menaikkan sebelah alisnya dan menatap Liam. Apa? Teman kencan?

"Kau beruntung mendapatkan teman kencan seperti Liam. Ia romantis dan pria yang baik. Well, silahkan dinikmati coklat panas spesialnya." Pelayan itu tersenyum dan meninggalkan kami.

"Aku masih tidak mengerti dengan ucapan pelayan itu." Aku meniup lalu meneguk coklat panas yang tadi dipesan oleh Liam.

"Maksudmu?" Tanya Liam yang menaruh cangkirnya di meja.

"Kau mengajakku kesini untuk berkencan?" 

"Ti- tidak. A- aku hanya... Erm, hanya..." Liam bergerak tidak enak dikursi nya. Aku hanya menatapnya bingung.




Niall's POV

"Liam pergi kemana sih?" Tanyaku sambil memakan pringles yang aku pegang.

"Aku tidak tahu." Ucap Harry santai. Louis dan Zayn juga mengangkat bahunya.

"Ada yang aneh dengannya sejak pagi." Ucap Zayn secara tiba-tiba.

"Yeah, aku juga merasakan hal itu." Sambung Louis.

"Liam jadi lebih terburu-buru. Ia melakukan segalanya dengan cepat sejak pagi tadi." Aku menaruh pringles di meja lalu mengambil sebotol air mineral dan meminumnya.

"Ya, dan dia juga meninggalkan studio ini duluan." Harry mengerutkan keningnya dengan bingung dan menatap kami -Aku, Louis, dan Niall.

"Aku curiga." Kata Louis. Aku dan Harry menganggukkan kepala, setuju dengan Louis. Zayn hanya diam dan menatap kami.

"Sebenarnya, tadi aku membaca sekilas pesan di ponsel Liam. Ia mengirimkan pesan tersebut untuk Cher, teman Olive. Kalian ingat kan?" Aku, Harry dan Zayn menganggukkan kepala kami.

"Kalau tidak salah, ia mengajak Cher bertemu dengannya di.... Emm...." Louis menatap keatas, sedang berpikir. "Oh, aku ingat! Liam mengajak Cher untuk bertemu di cafe dekat kampus kita dulu." Lanjut Louis.

"Bagaimana kalau kita susul dia?" Usulku. Mereka semua menganggukan kepala, setuju. Kami pun langsung keluar dari studio.



Liam's POV

"A- aku hanya... Erm, hanya... Aku hanya ingin kita-" mataku terbelalak melihat sosok empat temanku itu. Mereka masuk ke dalam cafe.

"Oh, jadi dia yang membuat Liam melakukan segala hal dengan cepat sedari tadi..." Louis dan yang lain menghampiri aku dan Cher. Padahal aku ingin mengucapkan bahwa aku hanya ingin membuat hubunganku dan Cher semakin dekat.

Mengapa mereka menganggu kami sih? Tidak pengertian sekali, batinku. Tapi kalau dipikir-pikir, kedatangan mereka membantu juga. Mengingat aku yang masih ragu mengatakan yang sebenarnya pada Cher.

"Kau tau, Cher? Liam pergi meninggalkan studio secepat kilat. Dan ternyeta ia ingin bertemu denganmu." Goda Louis yang langsung terduduk disamping Cher. Bagaimana Louis bisa duduk? Karena disini yang tersedia disini memang 1 meja 4 kursi. Ah, cafe ini tidak mendukung.

Mendengar Louis yang terus menggoda, Harry Niall yang terus tertawa, dan Zayn yang terkikik pelan, pipi Cher perlahan-lahan memerah. Ia sangat cantik dan menggemaskan. Rasanya aku ingin langsung mencium pipinya yang merah seperti kepiting rebus itu. Tentu tidak mungkin, karena teman-temanku berada disini.

"You're blushing, Cher! Lihat, Liam! Oh, kau pasti sangat senang." Louis terus menggoda kami berdua. 

Uh, mereka ini. Membatalkan kencan orang saja. Biar kuperbaiki. Maksudku bukan kencan, hanya sekedar bertemu agar lebih dekat dan saling mengenal.

Banyak hal yang ingin aku tanyakan pada Cher. Tapi teman-temanku ini sangat jahil dan banyak omong. Pertemuan ku dengan Cher benar-benar hancur! Tapi tidak apa-apa, tidak terlalu jadi masalah. Setidaknya, pertemuanku dan Cher tidak dibatalkan karena rekaman di studio tadi.

Bertemu dengan Cher saja sudah membuat kupu-kupu berterbangan di perutku. Bagaimana jika aku memilikinya? Apa yang kau pikirkan, Liam? Kami kan baru saling kenal. Sedikit tidak memungkinkan.

Tapi, sungguh. Aku menyukai sifat Cher yang menyenangkan, ramah, terkadang terlalu jujur, dan ia orang yang baik menurutku.

Rasanya jantungku lepas ketika sudah menatap matanya. Ketika melihat bibirnya, aku ingin menciumnya. Ketika melihat rambut panjangnya yang tergerai, aku ingin membelainya. Ya Tuhan. Aku sangat mencintai gadis ini.

Heart AttackWhere stories live. Discover now