Pergi jangan pernah kembali
Jangan buatku jatuh untuk kedua kali
Jangan buatku tersayat hati kembali
Aku tahu diri
Bahwa kamu tak bisa kumiliki
Tak ada ubahnya kuberharap kembali
Karena kamu tak bisa kumiliki
Dan lagi-lagi
Aku tahu diri
*****
Aku masih memandangmu. Menunggu jawaban itu. Namun, kamu hanya terdiam tanpa berkata.
Aku tahu. Diammu adalah kata yang menyeruakkanku untuk mundur. Aku tahu diri.
Kumenyunggingkan seulas senyuman. "Selamat tinggal," suaraku bergetar. Aku tak tahu kenapa. Hatiku seperti tersayat sebilah pisau tajam. Pilu. Perih. Dan sakit. Tapi, aku ingin berharap.
Mungkinkah suatu hari nanti kau akan mencariku?
Mungkinkah suatu hari nanti kau bermohon-mohon untuk aku kembali?
Aku menggelengkan kepala. Tiada yang berubah sekalipun aku berharap. Aku tahu diri, memilikimu adalah hal yang mustahil. Namun, berdiri tegak dihadapanmu adalah hal yang lebih mustahil lagi.
"Na, maaf." Kau berlirih kepadaku. Iris hitammu mengucapkan untukku terus berjalan mundur.
Ya, aku tahu diri.
Baiklah, asal kamu juga pergi. Aku yakin aku bisa pergi darimu.
Dengan pelan kuberbalik dan melangkah maju pergi darimu.
Melangkah pergi.
Pergi dari cinta yang sudah menyuarakan asmamu berkali-kali.
Pergi dari jantung yang selalu berdetak tak karuan karenamu.
Dan aku tahu diri.
Selamat tinggal, mungkin kamu bukan untukku.
Terimakasih, kasih yang tak pernah menjadi kekasihku.
----###-#&×€×^@&
Tar cedam bar!Resmi hiatus dari Raga dan Rasaaa! Okee nanti kembali lagi kok:( #kek ada yg nunggu aja.
Dan buat readers Raga dan Rasa jgn lupa baca cerbung Amore & Segerati yang berarti Cinta & Rahasia! Nah tunggu apalagi? Ayoo cabut dan move on:v bisa diliat covernya di mulmed:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga dan Rasa
Poetry-Bukan lisan, namun tulisan. Bukan rangkaian bunga, namun rangkaian kata.- Selalu ada cerita di balik sajak. "Risalah hati untukmu." Ada persajakan dgn cerpen dan sepenggal puisi. -Enjoy!