Happy Reading :)
***
Anna POV
Selesai makan dan mandi aku mengenakan dress berwarna peach di lemari kamar ini. Entah milik siapa tapi sepertinya masih baru karna masih terdapat segel harga di dressnya. Setelah memakainya aku menyisir rambut coklatku yang panjang sepunggung dan memoles bedak diwajahku kemudian tidak lupa juga lip gloss di bibirku. Aku suka riasan natural. Setelah mengecek riasanku yang simple ini aku segera menuju pintu kamar ini. Sebelum kabur dari rumah besar ini, pertama-tama aku harus cari pintu utama rumah ini. Tidak mungkin aku harus kabur lewat jendela kamar. Karna kamarku di lantai yang tingginya entah berapa meter.
"Buka Pintunya!" teriakku sambil menggedor-gedor pintu ini. Tidak lama kemudian aku mendengar suara sepatu melangkah mendekati pintu kamar ini
"tidak bisa Luna. Alpha tidak mengijinkan Luna keluar dari tempat ini." lagi-lagi karena Alpha jelek itu. Eh, sebenarnya ia tidak jelek sih bahkan sangat tampan. Astaga, apa yang aku pikirkan. aku memukul keningku pelan, menghilangkan pikiran bodoh itu.
"aku bosan dikamar ini. Aku hanya ingin mengelilingi rumah ini. kumohon." Ucapku, memohon di akhir kalimat. Tidak ada jawaban dari pelayan tersebut sepertinya ia sedang berpikir.
"Jika kau takut aku kabur, kau bisa menemaniku berkeliling di rumah ini." Lanjutku menyakinkan. Well sedikit Alibi tidak apa-apa kan?
"baiklah Luna." Yes. Akhirnya ia membuka pintu ini. Aku tersenyum semanis mungkin kepada pelayan yang telah membukakan pintu dan ia membalas senyumku setelah membungkuk hormat.
"Silahkan Luna."
"Terimakasih, siapa namamu?"
"Lisa, luna."
"Oke Lisa. Ayo temani aku berkeliling." Aku menarik tangannya untuk berjalan disampingku. Ia tampak canggung, namun aku ajak ia mengobrol seolah olah kami adalah teman karena memang ia sepertinya masih seumuran denganku. Lama-kelamaan kami akrab. Ia bekerja disini karena ibunya yang juga bekerja disini. Namanya Rose. Lisa mengajakku berkeliling di istana ini. Well awalnya aku terkejut bahwa tempat ini adalah istana. Namun istana ini belum seberapa seperti istana pusat yang kata Lisa lebih megah dari istana ini. Wow..aku tidak bisa membayangkan betapa megahnya istana pusat tersebut. Setelah lama berkeliling Lisa mengajakku untuk ke halaman belakang istana ini. Katanya di halaman belakang tersebut terdapat danau yang jernih. Aku jadi tidak sabar untuk sampai ditempat tersebut.
"Dimana tempatnya Lisa? Aku tidak sabar ingin melihat danau."kataku antusias.
"itu nona. di ujung sana ada pintu. Nah itulah halaman belakang." Jawabnya sambil menunjuk pintu kaca tersebut. Tanpa menunggu lagi aku segera berlari menuju pintu tersebut dan membukanya. Namun pemandangan yang terlihat bukanlah seperti apa yang aku bayangkan. Aku menjerit histeris melihat pemandangan tersebut. Di depan sana, aku melihat Alex sedang memangsa Harimau dengan sadis. ia memakan daging mentah. Alex yang mendengar jeritanku segera menoleh ke arahku, dan menatapku terkejut. Tidak! Ini benar-benar gila! Aku tidak mau menjadi pasangannya. Bisa-bisa aku dimangsa olehnya. Tidak! Ibu aku takut berada disini. Tanpa sadar tubuhku gemetar dan cairan bening mengalir dari mataku. Aku takut. Aku harus keluar dari tempat ini. Aku segera berlari menuju pintu utama. Kebetulan saat berkeliling tadi Lisa menunjukkan dimana pintu utama berada. Namun saat aku ingin mencapai gagang pintu dan membukanya. Sebuah tangan besar penuh darah memeluk pinggangku dari belakang dengan sangat erat. Aku menjerit ketakutan. Memberontak minta dilepaskan. Semakin aku memberontak Alex semakin mengeratkan pelukannya.
"Lepaskan Aku!" Teriakku sambil mencakar tangannya yang memelukku
"Tidak akan Anna." Tegasnya. Kekuatanku tidaklah ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan manusia serigala ini. Aku terkejut dengan tindakannya. Ia membalikkan tubuhku menjadi menghadapnya dan segera menggendongku di bahunya yang kekar. Aku menangis dan menjerit. Memukul mukul punggungnya dengan keras. Tapi dasar pria batu, ia tidak bereaksi apa-apa terhadap pukulanku. Mungkin pukulanku baginya hanya serangan kecil yang tidak ada apa-apanya.
Ia membawaku ke kamarnya. Kamar yang sebelumnya aku tempati. Setelah menutup pintu kamar dan menguncinya ia menurunkanku di ranjang dengan kasar. Aku mendongak keatas dan menatapnya. Matanya menatapku dengan tajam. Matanya berwarna orange pekat menyeramkan. padahal saat pertama kali aku dibawa kesini aku melihat matanya berwarna cokelat. Disekitar bibirnya masih terdapat sisa-sisa darah harimau. Menjijikan! bajunya juga terdapat noda-noda darah.
"kau gila!! kau bukan manusia!!" teriakku dengan marah. Aku balas menatapnya dengan menantang. Ia masih menatapku tajam.
"MONSTER." Teriakku lagi penuh emosi. Dan kali ini ia tersentak dengan perkataanku. Matanya makin berwarna orange pekat bahkan aku sempat melihat matanya berkilat-kilat. Rahangnya mengeras, dan ia menggeram seperti hewan. Aku merangkak mundur begitu mendengar geramannya yang menakutkan. Namun ia semakin mendekatiku dan menarik kakiku agar mendekat kearahnya. Aku menjerit kaget dengan apa yang ia lakukan. Ia menarik pinggangku dan tangan satunya lagi menarik tengkukku mendekati bibirnya. Tidak! Tidak! Apa yang dia lakukan? Ia mendekati bibirnya di telingaku dan membisikkan kata-kata yang membuatku membeku.
"Aku memang bukan manusia, Anna dan kau ditakdirkan hidup bersamaku pria yang kau sebut monster!!" Detik selanjutnya aku merasakan gigi taring yang tajam menembus leherku. Aku berteriak kesakitan. Meronta melepaskan diri. Aku mencoba menjauhkan leherku dari wajahnya namun ia tetap menahan tengkukku.
"Hen..tikan." ucapku lirih. Rasa sakit dileherku membuatku lemas apalagi mengetahui bahwa mungkin bisa jadi nasibku akan sama mengenaskannya seperti harimau itu. Membuatku takut dan pasrah terhadap apa yang terjadi. Ibu Ayah, tolong aku, lalu semuanya gelap.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
WerewolfBOOK #1 Pack Werewolf HIGHEST RANK #6 IN WEREWOLF 11-08-2017 HIGHEST RANK #2 IN WAR 25-10-18 . . . Anna Flora white tidak pernah menyangka bahwa ia ditakdirkan menjadi pasangan dari seorang Alpha, pemimpin kelompok serigala terbesar. Anna yang memil...