Part 7

13.6K 893 25
                                    

"Selamat pagi Alpha, hari ini ada jadwal rapat dengan beberapa pemimpin Alpha di istana." Ujarnya.

"Dave." panggilku lirih. Dave mengalihkan matanya yang awalnya tertuju kepada Alex lalu beralih kepadaku. Ia membungkuk. Tidak ada tatapan terkejut darinya. Justru Alex lah yang memandang kearahku bingung

"Kau mengenal Dave, Anna?" aku tak menghiraukan pertanyaan Alex. Aku masih tidak percaya  ini. Dave adalah cinta pertamaku. pria yang menolongku ketika pertama kali aku belajar bermain sepeda ditaman saat aku berumur 7 tahun. saat itu cuaca tampak mendung, suasana taman juga sepi, orang-orang tentunya akan memilih pulang sebelum hujan tiba. berbeda halnya denganku, ketika ibu dan ayahku belum pulang kerja, aku memilih bermain ditaman dengan sepeda baruku. belajar mengendarainya sendiri. Namun tak sampai berapa lama, aku terjatuh hingga lutut dan keningku berdarah. Taman yang sepi membuatku bingung untuk meminta tolong akhirnya aku hanya menangis sambil menahan perih lukaku. lalu tiba-tiba seseorang mendekat, aku menatapnya yang menjulang tinggi berdiri tepat didepanku. pria itu berlutut, mensejajarkan tubuhnya denganku hingga aku bisa menatap wajahnya yang tampan tersenyum lembut. 

***

"Hei, mengapa menangis, hm?" pria itu tersenyum sambil mengelus rambutku dengan lembut. aku yang masih sesenggukan karena habis menangis hanya diam menatapnya.

"kau terjatuh rupanya, ayo aku akan mengobatimu." tanpa aba-aba pria itu menggendongku didepannya dan membawaku ke kursi taman. lalu ia mengeluarkan sapu tangan, dan air mineral yang ia bawa. dengan lembut pria baik itu membersihkan lukaku. aku meringis menahan perih, namun dengan cepat ia meniup-niup kecil lukaku, membuat perihnya menjadi berkurang.

"terimakasih paman." ujarku tersenyum manis. Pria itu mengangguk sambil merapikan rambutku yang basah karena keringat.

"siapa namamu paman?" tanyaku ingin mengetahui pria tampan nan baik ini.

"Dave." ujarnya pelan. aku mengangguk lalu mengulurkan tanganku.

"namaku Anna, paman Dave." 

"senang bertemu denganmu Anna." ujarnya tersenyum hangat. Entah mengapa aku begitu menyukai senyumnya. kuputuskan bahwa pria itu adalah cinta pertamaku.

"Paman sudah menikah?" paman Dave tertawa mendengar pertanyaanku.

"Belum, kenapa hm?" sambil mencubit pipiku gemas.

"Aku ingin menjadi pengantin paman bila sudah besar nanti." ujarku polos, dan paman Dave tertawa mendengarnya. benar-benar tertawa lepas.

***

"Ada apa little mate? mengapa kau menangis?" aku menunduk, ternyata air mataku semakin mengalir.

"Jawab! Aku tidak suka diabaikan." Ujarnya tegas. Aku menggeleng tidak sanggup untuk menceritakanya. Sampai akhirnya aku memilih memeluk leher alex dan membenamkan wajahku disana. Alex terkejut melihat reaksiku. lalu memelukku erat sambil mengelus rambutku dengan lembut.

"Temui aku di ruang kerja." Perintah Alex tegas untuk Dave. Ada nada marah disana. Aku tahu Alex pasti akan mencari tahu. Kemudian Alex mengangkatku dengan posisi kakiku yang melingkar dipinggangnya, dengan tangan alex melingkar di pinggangku dengan tangan satunya di bawah pahaku meyanggaku agar tidak jatuh. Kedua tanganku memeluk lehernya dengan kepalaku yang masih tetap membenamkan dilehernya entahlah aku merasa nyaman.

Alex membawaku kekamarnya dan duduk diranjang dengan posisi yang masih sama. Alex menghembuskan nafasnya pelan.

"apakah kau mau bercerita?" tanyanya lembut. Aku menggeleng pelan.

"baiklah." Ujarnya. Tangannya mengelus lembut rambut panjangku.

"apakah kau betah dengan posisi ini?" tanyanya lembut ada nada geli disana. Aku baru sadar bahwa entah berapa lama aku memeluknya. Aku mendongak dan melepaskan kedua tanganku. Saat aku ingin menyingkir dari pangkuannya. Alex melingkarkan tangannya di pinggangku erat. Aku mengernyit bingung dan menatap Alex yang juga menatapku.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang