Kedatangannya

76 3 0
                                    

Tiga hari yang lalu dia adalah anak pindahan dari sekolah ternama di pusat kota dan ia pindah ke sekolahku yang tidak terkenal karena berada di pinggiran kota. Berdasarkan rumor yang beredar ia di pindahkan karena di sekolahnya yang dulu ia berkelahi dengan seniornya sampai senior tersebut dimasukkan ke rumah sakit dan mengalami koma selama dua hari. Untung saja orang tersebut terselamatkan kalau tidak bisa-bisa ia di hukum pidana karena telah membunuh seseorang.

Aku heran apa sih yang memicu perkelahian sampai bisa membuat seseorang terkapar koma di rumah sakit. Seluruh murid membicarakan kedatangannya pertama kali ke sekolah ini. Para cewek terpesona karena pesona yang dipancarkan olehnya sedangkan para lelaki hanya bisa tunduk dan tidak ada yang berani macam-macam terhadapnya karena rumor tersebut.

Biasanya di sekolah kami jika ada murid baru selalu diadakan semacam ritual yaitu menjahili anak pindahan sampai membuat malu dan mempunyai kenangan yang tak terlupakan dan jangan tanya kepadaku bagaimana proses ritual tersebut karena hanya anak-anak cowok yang melakukan itu. Alasan mereka melakukan ritual itu katanya berguna untuk mengakrabkan diri dengan orang baru. Yaah mungkin itu hanya semacam pembelaan diri. Saat ia masuk ke kelasku ia memperkenalkan diri.

"Hai namaku Jake Woods. Kalian bisa memanggilku Jake." katanya dengan suara malas. Para cewek memandanginya dengan memuja bagaikan melihat patung malaikat yang sedang bertengger di depan kelas. Tubuhnya sangat atletis sampai-sampai seragamnya tak bisa menyembunyikan otot-ototnya. Sepertinya dia rajin datang ke tempat fitness. Tingginya kira-kira 182 cm, rambutnya berwarna hitam dan sedikit bergelombang. Matanya sangat indah berwarna hitam memancarkan aura kegelapan yang sangat kelam.

Aku terpesona memperhatikan setiap inci dari tubuhnya. Kulitnya kecoklatan yang menandakan dia adalah lelaki sejati. Benar-benar sesosok yang selalu membawa bahaya. Walaupun aku terpesona tapi intuisiku menyuruhku untuk tidak berurusan dengannya. Mrs Smith adalah guru biologi yang kebetulan sedang mengajar dikelasku menunggu Jake mengatakan tentang dirinya selain namanya. Tetapi sepertinya Jake tidak memberikan tanda-tanda akan berbicara hal lainnya.

"Bisakah aku duduk sekarang?" dengan logat bosannya seakan-akan ia sudah sering pindah sekolah dan melakukan perkenalan diri di depan kelas berpuluh kali.

"Oh ya silahkan jika tidak ada lagi yang disampaikan." Mrs Smith terkejut dengan ketidak-sopanan yang Jake perlihatkan. Lalu Jake berjalan ke bangku yang ada di belakangku karena hanya bangku itu yang tersisa. Dia memandangiku dan tersenyum kepadaku, karena aku hanya ingin bersikap ramah maka aku membalas senyumannya tetapi dia meresponnya dengan mengangkat sebelah alisnya dan aku baru menyadari bahwa dia tidak tersenyum menyatakan persahabatan tetapi dia tersenyum sinis kepadaku seakan dia memberitahuku melalui senyumannya bahwa ini adalah permulaan dari kesialanku.

Mrs Smith memutuskan pembahasan hari ini mengenai reproduksi manusia. Tema ini paling kubenci karena menurutku bagaimana bisa membahas tentang reproduksi manusia dengan para cowok dan para cewek disatukan. Mengingat otak para cowok yang selalu memikirkan pikiran kotornya tentang tubuh wanita dan itu menjijikan. Tetapi sepertinya hanya aku yang membenci tema ini. Para cewek sepertinya sangat bersemangat untuk membahasnya dengan para cowok.

Terutama sahabatku yang bernama Lizzy. Dia sahabat pertamaku di SMA tapi kami seperti sudah berteman dari bayi. Kami saling mengerti satu sama lain walaupun kami berbeda 180 derajat. Ia adalah penjelmaan wanita sejati, gayanya sangatlah feminim. Rambutnya berwarna merah lurus sampai ke pinggang dan Lizzy cukup popular di kalangan cowok. Matanya berwarna coklat seperti boneka, kulitnya putih halus karena selalu melakukan perawatan.

Sedangkan aku tak terlalu memedulikan perawatan tubuhku. Walaupun kulitku putih tapi tidak sehalus kulit Lizzy mungkin karena aku adalah perenang dan aku jarang melakukan perawatan ke salon. Aku tidak suka bermake-up, mataku berwarna hijau seperti dedaunan itulah mengapa ayahku menamaiku evergreen. Rambutku berwarna coklat bergelombang melewati bahu. Rambut gelombangku asli bukan hasil catokan salon dan ini lebih cantik ketimbang hasil karya salon.

The Dark PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang