Black Kingdom

47 5 2
                                    

Beberapa hari kemudian mendekati hari perlombaan Jake tidak terlihat dimanapun. Setelah pertengkaran kami di mobil Jake tidak pernah masuk sekolah. Sepertinya ia menghindari keharusan untuk menjelaskan kepadaku kejadian di kolam renang. Kepalaku berdenyut memikirkan masalah yang menimpaku terus-menerus seperti ini. Aku menghabiskan hari-hariku dengan berlatih berenang. Sampai saatnya tiba pada hari perlombaan.

Aku menemui Lizzy di gerbang sekolah dia menyambutku dengan pelukan "Amoreeeeeee!!!! Aku sangat merindukanmu." teriaknya sambil memelukku erat.

Aku membalas pelukannya "Yeaahh aku pun merindukanmu."

Kami berjalan memasuki sekolah, saat aku sedang asik mengobrol aku melihat Jake sedang duduk di kap mobilnya sambil memandang ke arahku dan aku membuang muka.

"Lihat, itu Jake sedang memandang ke arahmu." kata Liz menggodaku. "Biarkan saja jangan hiraukan dia." kataku tak peduli.

"Kau masih bermusuhan dengannya? Selama aku pergi kau tak mengalami kemajuan apapun?" tanyanya skeptis.

"Nanti saja aku ceritakan aku sedang malas membahas tentang dia." kataku dengan nada malas. Perlombaan renang dimulai saat sore hari jadi aku menoton perlombaan lainnya dengan Lizzy.

Walaupun aku sedang malas bertemu dengan Jake tapi mataku tetap mencari-cari dirinya. Aku tak benar-benar menikmati perlombaan yang aku tonton sampai perlombaanku pun dimulai. Sebenarnya aku berharap kalau Jake menontonku saat lomba. Tapi sepertinya dia tidak tertarik melihat perlombaan seperti ini.

"Liz aku harus siap-siap, perlombaan sudah mau dimulai." kataku berdiri menuju ke ruang ganti.

"Kau pasti memenangkannya. Aku percaya kepadamu, kelas kita bergantung kepadamu. Semangat!" kata Liz menyemangatiku.

Aku berganti pakaian memakai baju renang. Aku bercermin menutupi kegugupanku. Walaupun aku sudah sering mengikuti perlombaan renang tapi aku tetap tidak bisa menghilangkan kegugupanku. Namaku sudah dipanggil melalui pengeras suara untuk segera bersiap-siap menempati posisi masing-masing. Saat peluit pertama ditiup kami berdiri di posisi yang sudah diatur. Peluit kedua ditiup kami membungkukkan badan dan peluit ketiga kami melompat dan berusaha berenang secepat mungkin.

Aku berhasil memenangkan juara pertama pada beberapa kloter. Saat pertandingan terakhir melawan para pemenang dari beberapa kloter dimulai, langit sudah mulai gelap. Tiba-tiba aku merasakan suasana yang tidak enak dan aku ingat perkataan Jake bahwa aku tak boleh berenang pada malam hari. Tapi aku tak peduli, dia saja tidak mau menjelaskan alasannya jadi untuk apa aku menuruti perkataannya. Lagi pula teman-temanku sangat berharap aku memenangkan perlombaan ini.

Saat peluit ditiupkan aku melompat ke kolam dan mengerahkan seluruh tenagaku untuk mencapai garis finish tetapi ketika aku mencapai di tengah kolam aku melihat ada pusaran air yang tadinya hanya berukuran kecil lama kelamaan membesar dan menarik kakiku. Aku berenang dengan panik berusaha melawan arus yang terus menarikku ke dasar kolam. Tenagaku sudah habis untuk melawan arus yang sangat kuat ini. Aku ingin menangis meminta pertolongan kepada siapapun karena aku tidak sanggup lagi aku membutuhkan oksigen. Mengapa yang lain tidak ada yang menyadarinya. Mengapa hanya aku yang tertarik?

Aku melihat ke sekelilingku tetapi tidak ada tanda-tanda orang lain yang sedang berenang di sini. Kolamnya kosong hanya ada aku dan pusaran air. Tiba-tiba aku merasa ada yang menusuk kulit kakikku. Aku meronta-ronta dan melihat ke bawah. Kulihat seorang wanita berambut panjang berwarna putih yang menutupi mukanya tetapi tubuhnya tidak memiliki kulit dan daging hanya ada tulang dan kukunya yang tajam menusuk kakikku. Matanya memancarkan kilatan api yang membara. Darah keluar dari kulit kakiku yang ditusuk bercampur dengan air kolam renang. Aku berusaha menendangnya tetapi usahaku tidak berhasil. Dia semakin menarikku ke dasar pusaran. Tanganku meraih-raih ke atas untuk menggenggam sesuatu tapi tak ada hasilnya.

The Dark PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang