Dan di sinilah aku sekarang di dalam toilet yang kotor memegang ember, kain pel, dan sikat WC-water closet. Mrs.Grose mengetahui kalau aku mengarang karena ketika aku maju aku hanya menyebutkan karakter Jack 'Menyebalkan dan Sok Misterius'.
Aku nekat mengatakan itu di depan kelas karena Jack menantangku. Aku paling tidak bisa jika ditantang orang menyebalkan seperti dia karena jika aku tidak menjawab tantangannya dia akan terus-menerus bersikap menyebalkan kepadaku. Tapi sepertinya dia tidak akan berhenti bersikap seperti itu. Ya aku tahu, aku hanya menjebloskan diriku ke dalam masalah. Aku memang bodoh gampang terpancing emosi.
Oh! Betapa hidupku sempurna di hari pertama aku sudah mendapat hukuman. Dan bukan itu saja, keharusanku membersihkan toilet membuatku melewatkan kelas fisik. Aku sudah meminta ijin kepada Mr.Robby—pembimbing kelas fisik, tidak bisa menghadiri kelasnya karena harus melaksanakan hukuman ini. Dan ia menyuruhku sepulang sekolah untuk mengikuti kelas pengganti. Yeah.. ini adalah hari yang sangat panjang!
Kusikat closet-closet yang menjijikan dengan menutup hidung. Heran! Mereka tinggal di abad ke berapa? Masih saja tidak memperhatikan kebersihan toilet. Padahal ini kan Kerajaan Sihir. Kenapa tidak dibersihkan menggunakan sihir saja? gerutuku bersungut-sungut. Sayangnya aku belum tahu apa-apa mengenai sihir. Terpaksa aku menggunakan cara manual yaitu menggunakan alat seadanya.
Saat aku menyikat westafel yang sebenarnya indah jika tidak ditutupi oleh noda-noda seorang cewek masuk dengan membawa peralatan make-up nya. Aku heran, memangnya dia tidak jijik dengan keadaan toilet ini. Kulihat sepertinya dia mempunya selera yang tinggi karena dari sikapnya yang centil dan selalu mengibas-ngibaskan rambutnya pasti mudah merasa jijik dengan satu titik debu saja. Ia merapikan rambutnya yang omong-omong tidak berantakan.
Sepertinya dia adalah seniorku karena aku mengenal wajah semua murid baru karena memang hanya ada delapan murid baru termasuk diriku jadi tidak sulit membedakan yang mana senior dan yang bukan. Aku tersenyum ramah kepadanya. Dia melirikku sekilas dengan sinis dan melanjutkan touch-up nya. Aku bingung dengan kesinisannya tapi kuputuskan untuk tidak menggubrisnya dan melanjutkan menyikat westafel.
"Aku tahu kau adalah putri dari Raja Lexas." katanya tiba-tiba bersuara tapi tidak melirikku sama sekali masih sibuk dengan touch-up nya.
"Ya?" jawabku bingung.
"Tapi jangan harap aku akan bersikap baik padamu. Dan omong-omong kau terlalu menempel pada Porshe seperti permen karet yang menjijikan." tambahnya dengan penuh penekanan dan menatapku sambil mengernyit jijik lalu meninggalkan toilet sambil mengibaskan rambutnya.
Apa maksudnya bersikap seperti itu? Lagi pula memangnya apa salahku terhadapnya sampai dia terlihat begitu membenciku seakan-akan aku adalah hewan pengganggu yang menjijikan. Dasar aneh!
Aku keluar dari toilet saat jam pulang sekolah sambil mengangkut peralatan bersih-bersih yang tadi kupakai ke gudang. Baru beberapa langkah meninggalkan toilet seseorang menghadangku. Aku menengadah menatapnya "Hai Porshe."
"Anak-anak sedang bergosip kalau di hari pertama Sang Princess sudah mendapatkan hukuman. Betapa nakalnya dia." kata Porshe tersenyum lebar.
"Oh, aku tidak senakal itu Porshe. Aku hanya.. hanya." kataku bingung menjelaskannya.
"Baiklah aku memang nakal tidak mematuhi aturan." kataku pasrah.
Yeah walaupun itu hanya masalah spele tapi Mrs.Grose adalah orang yang tegas dan tidak tanggung-tanggung dalam memberikan hukuman. Porshe memandangku yang sedang kerepotan membawa peralatan bersih-bersih.
"Sini biar kubantu." Porshe mengambil semua peralatan dari tanganku. Aku nyengir kepadanya. Untunglah ada Porshe, jika tidak ada dia aku sudah tidak sanggup lagi menjalani hari ini. Belum lagi ditambah aku harus mengikuti kelas pengganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Prince
RomanceDia adalah mimpi burukku. Hidupku takkan pernah sama lagi semenjak ia hadir dalam kehidupanku. Aku ingin lari menjauh darinya tapi entah mengapa takdir selalu mempertemukan kami. Apakah benar takdir? Atau memang kami yang selalu mencari satu sama la...