P r o l o g

272 13 9
                                    

Prolog

Bocah laki-laki itu tertawa riang saat sang kakek melemparinya dengan bola salju. Ia buru-buru menimbun salju dan tiarap di belakangnya.

"Kakek tak akan bisa mengenaiku!" seru bocah itu lalu merunduk dan berguling di Salju yang tak rata.

Bocah itu mendengar kakeknya terbatuk, ia mendongak dan mendapati sang kakek batuk sampai terbungkuk. Percikan darah mengenai sarung tangan kakek dan kakek mulai mimisan. Darah mengubah warna salju yang asalnya putih menjadi merah mengerikan.

Bocah itu membelalakkan matanya yang berwarna cokelat terang dan ia berteriak, "Nenek!"

Bocah itu terus memanggil neneknya yang sedang berjalan di beranda yang licin. Sang nenek melihat kakek dan dengan panik buru-buru menuruni undakan.

GUBRAK.

Dengan suara mengerikan, sang nenek terjatuh. Bocah itu menghampiri neneknya, "Nenek!"

Ia takut.

Bocah itu tak menyadari betapa beranginnya cuaca. Hujan salju turun dengan deras dan bocah itu menangis, "Tolong!"

"Salahmu," sebuah suara berbisik ditengah badai salju. Anak itu menutup kedua telinganya rapat-rapat.

"Salahmu."

Gubrak!

Mata laki-laki itu terbuka lebar. Menampakkan irisnya yang berwarna cokelat terang. Waktu menunjukkan jam dua pagi. Ia mundur ke sela antara ranjang dan lemari lalu meringkuk disana. Tangannya menutup kedua telinganya, dari mulutnya terselip isakan, "tolong."

***

Anak perempuan itu berlari riang mengejar kupu-kupu bersayap lebar di halaman belakang rumah bergaya antik yang bernuansa cokelat nyaman.

"Kirey!" seorang lelaki ikut mengejar kupu-kupu bersama anak itu. Berpura-pura seakan-akan langkahnya jauh lebih lambat dari anak perempuan itu.

Anak perempuan itu tertawa riang dan puas karena merasa telah mendahului sang ayah. Gadis kecil itu sama sekali tak memperhatikan tanah yang tak benar-benar rata di halaman tersebut.

Gedebuk!

Dengan bunyi gedebuk pelan, gadis kecil itu tersungkur dan wajahnya mencium tanah.

Senyuman sang ayah hilang, berganti dengan wajah penuh kekhawatiran. Seorang wanita muda yang memperhatikan dari teras belakang langsung berdiri dan bergegas ke tempat lelaki itu mengangkat si gadis kecil.

Muka gadis kecil itu merengut dan sedetik kemudian tangisnya pecah.

Sang ayah mengangkat tubuh gadis kecil itu dan memposisikannya ke pangkuan. Gadis kecil itu menumpukan kepalanya di pundak sang ayah sambil terus terisak.

"Kirey, lihat deh, awan itu bentuknya kayak kucing," tunjuk sang ayah yang membuat isakan gadis kecil itu berhenti. Gadis kecil itu mendongak sementara sang ayah menatap sang ibu penuh arti. Agak terburu-buru, sang ibu kembali ke rumah.

"Ayah, awannya mirip pesawat!" gadis kecil itu menunjuk sebentuk awan. Lupa total pada tangisannya.

Saat sibuk menunjuk-nunjuk awan, sang ibu kembali membawa tikar yang terbuat dari anyaman rumput kering dan sebuah bungkusan.

"Ayo kita tidur!" seru ibunya riang sambil menghamparkan tikar itu. Sang ayah menurunkan si gadis kecil yang langsung merebahkan tubuhnya diatas tikar. Dengan senyuman lebar, sang ayah dan sang ibu ikut merebahkan tubuh di samping si gadis kecil sambil saling bergenggam tangan.

BRAKKK!!

Gadis itu terlonjak sambil membelalakkan matanya. Kepalanya pening.

"KAMU JAGAIN ANAK KAYAK GITU AJA UDAH NGGAK BECUS!"

Tubuh gadis bermata gelap itu menegang mendengar teriakan marah ayahnya. Tangannya bergerak tanpa sadar untuk menutupi kedua telinganya.

"DASAR PEREMPUAN NGGAK BENER!"

Plakk!

Gadis itu menekan telinganya makin kuat. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Ia meringkuk diatas kasur dengan keringat bermunculan.

Samar ia mendengar suara menyakitkan seperti tamparan dan mendengar isakan yang disuarakan oleh suara yang sangat dikenalnya. Air mata gadis itu luruh.

Bibirnya yang bergetar mengucap 'tolong' dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Tolong," gadis itu meminta tolong pada siapapun yang bisa menolongnya.

"Tolong."

***

Res's notes :

Hola. Gimana gaes. Aku pengen pendapat kalian tentang prolog ini. Adakah plot hole di prolog? Oh iya, kritikan dan saran sangat diterima selama masih disampaikan dengan baik okey?

-res

Daydream [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang