Chapter 2

107 3 0
                                    

Kriiiiiingg...!!

Bel pulang sekolah berbunyi. Akupun memasukkan semua alat tulisku ke dalam tas.

"Nez, gue pulang duluan ya." dengan berbisik di telingaku Liza berkata "Oh iya, hati hati aja ya sama mereka mereka itu geng Red Girls ada di mana mana loh, gue gk mau kalo lu kenapa-kenapa Nez."

"Iya Liz. Gua hati-hati kok, lagipula mereka sudah pada pulang duluan kan, kelas ini aja udah lumayan sepi."

"Yaudah gue pulang duluan ya Nez, byee.." Liza melambaikan tangannya kearahku sambil berjalan menuju keluar.

Tiba-tiba Zio menghampiri ku yang belum selesai merapihkan alat tulisku ke dalam tas sembari memukul pundakku.

"Nezly!!!! Hahahaha kaget ya."

"Euhh.. Zio, berantakan lagi kan buku gue tuh, kenapa Zio lo mau apa?" tanyaku.

"Yakin Nez gk mau pulang bareng nih?"

"Iya gue bawa mobil kok, nih.." aku sambil menunjukan kunci mobilku.

"Tapi kapan-kapan bisa berangkat bareng kan? Gue tau rumah elu di jl.cempaka kan? Gak jauh ko' dari rumah gue Nez," sambil memasang puppy eyes nya.

"Hmm.. Iya iya." jawabku sambil tersenyum.

"Hmm.. Yaudah deh gue pulang duluan ya. Dah sayang.." jawab Zio tersenyum-senyum.

"Hah? sayang?"

"E,eh maksudnya, dah Nezly hehehehe." Zio berjalan menuju pintu.

"Zio!"

"Apa? Nezly?"

"Nanti sore jangan lupa ya nonton film di rumah gue."

"Siiiip, kalo soal nonton itu gua gk bakal lupa Nez tenang aja." sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ah elu ini, kalo soal film hot aja cepet."

"Yaudah Nez, gua balik duluan ya."

"Iya."

Zio memang orang yang baik bagiku, aku berkata dalam hati "Zio itu baik, putih orangnya, tinggi, saat dia berkenalan denganku tadi dikantin dia menatapku sangat dalam dan tersenyum, membuat aku senyum-senyum sendiri."

*******

"Kenza, Mira, cepet sini kita berdiri di sini sambil nunggu si Nezly keluar kelas" Merry berkata sambil mengeluarkan senyum jahatnya.

"Tuh anak baru enaknya diapain ya Mer, Za?" tanya Mira kepada Merry dan Kenza.

"Udah yang penting suasananya nunggu sepi dulu. Biar gak ada yang melihat rencana kita." gumam Kenza.

Kemudian Merry berkata "kita liat aja, Kenza nanti lo tutup mulutnya si Nazly pake ini, dan lo Mira, lo megang tangannya Nazly trus kalian bawa ke gudang pojok sana dan ikat dia di kursi yang udah gue siapin."

"Oke-oke"
Mira dan Kenza mematuhi perintah Merry.

*******

"Huuh... Akhirnya selesai juga ngeberesinnya, huuftt kalo gk dikagetin sama si Zio sih gue udah selesai dari tadi kali." aku berbicara sendiri.

Seraya memakai tas di punggungku, akupun berjalan menuju pintu dan tiba-tiba Kenza dan Mira ada di hadapanku.

"H,hai, kenapa kalian disini? Kalian belum pulang?" tanyaku gugup.

"Ah gak usah ber tele-tele, ayo Kenza kita bawa nih anak ke gudang."

"Ma,mau apa kalia..."
"Hmm!hmmp!!! Hmp!!!"

Perkataanku terpotong karena Kenza telah menutup mulutku dengan kain, dan tanganku dipegangi oleh Mira.

Aku diseret seret oleh mereka menuju gudang yang ada di pojok.

Sesampainya di sana aku langsung di ikat di kursi oleh Merry menggunakan tambang.

"Hahahahahaha.!!!" mereka tertawa jahat, entah apa yang mereka tertawakan.

"Lepasin gue! Apa yang kalian mau dari gue!."

aku dapat berbicara karena kain yang diikat di mulutku terlepas hingga berada di leherku.

"Sssttt... Jangan berisik"
Merry mendekatkan jari telunjuknya ke bibirku.

"Kenza, gece ambil" Merry berbisik menyuruhnya.

"Mau apa kalian! Kenapa gue diikat begini! Lepasin gue!" aku berteriak hingga suaraku menggema di gudang ini.

"Heh! Diam Nezly! Bisa tunggu sebentar gak sih, kita mau ngasih kamu hadiah!"

"Lepasin! A,aduh sakitt" karena Mira menjambak rambut ku.

"Dasar gila! Kalian semua gila! Bejat sekali perbuatan kalian" lagi lagi aku berbicara, dan kali ini membuat Merry geram.

"Diiiam kau!!" Merry berkata sambil memukul pipi kiri ku dengan kencang menggunakan tangannya hingga ujung bibirku berdarah.

"Ah.. Sakit Merr......" lagi lagi perkataanku terpotong karena Merry langsung menutupku dengan kain tadi. Kenza tiba dengan membawa air di ember kemudian..

"Rasain lo! Hahahahaa" mereka tertawa saat aku disiram dengan air oleh Kenza.

Mira melihat kantong bajuku dan "Wah... Lihat deh ini banyak banget guys!" Mira mengambil semua uang yang ada di kantong bajuku.

"Ambil aja Mira, ambil. Lumayan buat ke diskotik nanti malem." jawab Kenza seneng.

"Yuk guys kita cabut dari sini" Kenza berkata.

"Eiiitt. Foto dulu donk sama korban kita yang satu ini" Merry menjawab kalimat Kenza tadi.

"Katakan Ciiiss."

"Ciiisss!"

"Okee kita simpen di album kita, album RedGirls."

"Hahahahaha ayo kita cabut dari sini!."

*********

Aku ditinggalkan sendiri di gudang dengan keadaan basah kuyup dari atas sampai bawah gara-gara perbuatan mereka.

Tiba tiba ada penjaga sekolah yang ingin mengunci pintu, sebelum mengunci semua ruang di sekolah ini bapak penjaga sekolah tersebut terlebih dahulu menge-check bagian dalam dalam ruangan.

"Lah, kamu ko' masih ada di sini dengan kondisi terikat di kursi?" penjaga sekolah itu bertanya kepadaku seraya membuka kain yang diikat di mulutku.

"Hah! K,k,kenapa sudut bibirmu berdarah?" penjaga sekolah itu bertanya lagi.

"Sudah pak, saya tidak apa-apa ko', sekarang tolong bukakan tali yang mengikat di seluruh tubuh ku ini."

"Iya-iya."

"Terimakasih ya pak."

"Iya sama-sama"

Aku langsung berlari meninggalkan gudang itu menuju ke parkiran mobil dengan memegangi sudut bibirku yang berdarah karena pukulan Merry dan menjalankan mobilku menuju rumahku.

Akupun tidak peduli atas apa yang mereka lakukan kepadaku, kenapa hari pertama masuk sekolah sudah ada orang yang membenciku. kenapa!.

******

Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar dan mengganti bajuku karena basah. Tak sengaja aku melihat ke cermin dan memegang sudut bibirku yang terluka dan berdarah tadi karena pukulan Merry.

Aku langsung menuju dapur untuk mengambil air panas dan handuk untuk mengompres luka yang ada di sudut bibirku.

"Arghhh..! Sakitnya.."

*****

Hari menjelang sore, seperti biasa aku menonton film kesukaanku di kamar sekalian nunggu mereka Liza dan Zio datang

******

Makasih yang udah baca sampe chapter ini.

Jangan lupa vote nya ;)


Don't ever leave me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang