Tin-tin... Tin....
"Nah itu dia mereka" aku menghampiri Liza dan Zio yang ada di depan rumahku.
"Kalian datang berdua?"
"Iya Nez, tadi mobil gue gk ada bensinnya, kebetulan si Zio lewat depan rumah gue yaudah gue ikut dia. Nez? Ujung bibir lo kenapa? Kok luka?" jawab Liza dengan nada rendah.
Zio kaget. "Hah! N,Nezly, ujung bibir lo kenapa? Ko' kayak habis dipukulin?" sambil memegang ujung sudut bibirku yang luka.
"Ahh.. Sakit Zio!" aku menjauhi tangannya Zio dari bibirku dan melepaskannya.
"Hehehehe sorry Nez, sorry hehehe."
"Ah daripada ngobrol disini, mending kita nonton film di kamar." aku mengajak Zio dan Liza masuk ke rumahku.
Kamipun masuk menaiki tangga yang menuju ke atas. Ya, ke kamarku.
"Rumah lo sepi banget Nez? Pada kemana emang?" Liza celingukan melihat dalam rumahku.
"Iya Nez, gak ada siapa-siapa" Zio bertanya bingung.
"Orangtua gue sibuk kerja, yaudah kita ke kamar gue aja" aku berjalan menuju kamarku sambil memegangi ujung bibirku.
Sesampainya di kamar.
"Wah, film nya macem macem! Liat deh, kita nonton yang ini aja ya Nez!" Liza memegang kaset film kesukaannya sambil menggoyang goyangkan tanganku.
"Yang ini aja lah, yang ini lebih asik, pasti ada adegan ditempat tidurnya hehehe." Zio menunjukkan kaset film kesukaannya.
"Terserah kalian aja, oh iya ini remote nya" aku memberi remote DVD ke Liza.
"Ah, mesum mulu fikiran lo Zio, udahlah film ini aja." Liza memutar kaset itu dan menontonnya. Tak lupa sambil memakan camilan yang telah aku ambil di kulkas tadi.
Akupun meninggalkan mereka, aku berjalan ke arah cermin yang ada di dekat jendela kamarku.
******
-Zio's pov-
"Ah Liza, gue gak suka film itu malah langsung di puter aja film nya." Zio berkata tidak bersemangat.
Lalu Zio menengok ke arahku sambil berbicara pelan.
"Hah? Nazly kenapa? Dia malah asik sendiri mengompres lukanya di depan cermin, dan kelihatannya dia kesakitan. Gue samperin ah." Zio meninggalkan Liza yang sedang asik menonton film dan menghampiriku.
*****
Saat aku sedang mengompres luka di ujung bibirku, tiba tiba Zio menghampiriku dan duduk disampingku seraya memegang pundakku dan berkata.
"Sebenernya lo kenapa sih Nez, lo jatuh? Sampe sidut bibir lo berdarah gitu?" tanya Zio melihatku kasihan.
"Enggak Zi," aku masih mengompres ujung bibirku yang tadi dipukul oleh Merry.
"Ah, jujur aja Nez, lo sebenernya kenapa?" Zio memaksaku menjawab dengan jujur.
"Gu,gu,gue...."
"Kenapa Nez??"
Aku menjawab "Merry memukulku dengan tangannya. Ya, mereka bertiga ngerjain gue."
Zio terkejut. "HAH!!!"
Liza yang sedang asik menonton film dan memakan makanan ringan itu langsung nenengok ke arahku dan berhenti mengunyah.
"Hah! Ko' bisa Nez? Kenapa lo gak minta tolong ke gue? Atau ke Zio kalo lo di bully oleh mereka?" gumam Liza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't ever leave me...
Romance"Mungkin dengan kalian menyakitiku, kalian akan bahagia. Melakukan hal apa saja yg membuat hati kalian puas. Entahlah mereka menganggap aku apa, aku tidak peduli apa yang sudah mereka perbuat kepadaku. Yang aku ingin hanyalah aku tidak ingin kehilan...