Aku pun menjawab. "Sebenarnya, benar apa yg di katakan Papamu. Karna dia ingin kamu jadi anak yg sukses. Aku yakin Papamu juga ingin melihat kamu bahagia bukan malah seperti ini". Aku menghapus airmata Fizah dan berkata. "Datanglah kerumahku nanti malam". Fizah hanya tersenyum.
Malam hari..
Saat semua teman²ku sudah berada di rumahku. Aku pun merasa bahagia, namun aku tak melihat Fizah berada di sini.
Sebelum acara di mulai. Aku berkunjung ke rumah Fizah.
"Fizah?. Fizah?". Tapi tak ada jawaban. Rumahnya memang tertutup. Tapi, pintunya terbuka sedikit.
Saat aku memasuki rumah Fizah, aku melihat dia bersama seorang laki²di kamar. Dan saat itu pun orang tuanya sedang pergi. Fizah mengetahui aku. "Hai?. Ngapain kesini?. Mau PHO?. Apa mau apa?". Aku menjawab dengan ragu². "Hai!. Maaf kalo aku ganggu. Kalian gk seharusnya berduaan seperti ini. Oiya, Fizah?. Bukankah kamu aku undang ke ulang tahunku?". "Acara ulang tahun?. Penting?. Enak?. Kyk gitu di rayain!. Heh, kamu tuh udah besar!. Umur 15!. Kyk anak kecil aja!" Fizah menjawab dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tali Persahabatan
Random"Hidupku penuh kebahagiaan bersama sahabat!" Inafia dan Fizah akan tetap bersahabat.