Penasaran

897 26 0
                                    

"Loh?. Yurdanta?". Aku langsung menutup pintu. "Jangan sedih dong. Aku kesini cuma mau ngasih coklat ini nih. Di makannya". Yurdanta pun pergi dan aku mengambil coklat itu. Aku pun langsung mengirim pesan kepada Yurdanta. "Maksudnya apaan nih?. Pakek ngasih²coklat". Dia pun menjawab. "Udah. Jangan sedih lagi :). Makan aja coklatnya". Aku sudah mulai kesal dengan si Yurdanta. "Sebenarnya maunya Yurdanta itu apa sih".

Keesokan harinya..
"Bu, Inafia berangkat sekolah". Ibu menjawab. "Dengan siapa?. Ayahmu kan masih mandi". "Eee,, sendiri aja deh. Gak papa". Saat aku membuka pintu. "Ehh, ayo berangkat bareng?". Tiba²Yurdanta sudah di depan rumahku. "Apaan sih?. Maumu tuh apa coba?. Kamu kan udah punya Luna!". "Cemburu?". Aku menjawab dengan keras. "Gaklah!". Dia malah mengejekku. "Haha. Udah ayo bareng". Aku tak menanggapinya. Aku melangkah sendirian. Tiba²Yurdanta menarik tanganku. "Udah. Ayo". Dengan terpaksa aku bareng dia. "Kamu tuh gk usah bohong. Aku tau semuanya. Aku bisa lihat pikiran orang tau!". "Terus kenapa emang kalo aku cemburu?". Dia tersenyum dan tertawa. "Haha..,, ada²aja".

Tali PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang