part 10 : johan

83 7 2
                                    

aku mengaga terkagum melihat dinding itu berputar,suaranya berisik namun halus. tak kusangka rumah ini begitu modern. di dalam dinding tersebut ada rak rak yang berisikan senjata. 

"apa yang kau tunggu? silahkan ambil yang kalian butuhkan saja" kata johan.

saya dan regalis lantas mendekati dinding itu dengan mimik wajah yang masih terheran heran,di sana saya melihat banyak senjata serta perlengkapan medis dll.

....

....

part 10 : johan

saya jadi ingat dahulu samasa perang dengan kawan saya mantan militan perang yang telah gugur di irak tahun 1963 lalu. di tangannya saya masih ingat ia memagang laras panjang dengan balutan selendang di tangannya untuk menutupi lukanya. yah,kini laras panjang tipe yang dipakai kawanku yang telah gugur ada dihadapanku kini.

saya rasa saya harus memakai senapan ini,selain mengingatkan kepada teman saya,senapan ini pun cukup kuat untuk jarah dekat maupun jauh suaranya juga tidak terlalu berisik karena ada peredam di ujung larasnya. 

"saya akan pakai ini"kata saya.
"baiklah,kau ?" tanya johan ke regalis.

regalis hanya menatap kebingungan,ia nampak mencari sesuatu yang halus namun juga cocok dipakai oleh kedua tangannya yang berukuran kecil.

"Regalis bagaimana kalau kau memakai pistol ini,aku tau persis gimana pistol ini..pistol iniemang di desain khusus untuk serangan jarang dekat karena kerasnya dan kuatnya sama seperti shotgun"saranku

Regalis hanya mengangguk patuh seakan tak peduli dengan apa kataku yang penting ia mempunyai senjata sudah cukup.

"Baiklah baiklah,sekarang kalian cari obat obatan,amunisi dan senjata tajam untuk sewaktu waktu hal yg tidak diinginkan,itu sangat berguna untuk perlindungan terakhir"kata johan

Entah kata kata johan tadi membuatku tenang atau membuatku takut. Namun yang kurasa kini perasaanku campur aduk antara takut,resah,gelisah tapi ada keinginan kuat untuk segera keluar dari rumah ini.

Aku dan regalis menata menaruh semua barang semaksimal.mungkin yang kami butuhkan untuk melawan para manusia percobaan yang berhasil melarikan diri dan marah.
Kalau bisa saya jelaskan semua,nampaknya saya dan regalis tidak termasuk incara mereka tapi...siapa yang akan percaya jika emosi hati sudah mengendalikan tubuh.

Sebenarnya aku juga sangat marah sama johan sialan ini bersama doktornya yang gila itu. Tapi aku bisa apa kini? Aku sudah terkena cipratan lumpur bersama mereka. Ya,kini bisa dibilang aku dan regalis sudah menjadi musuh dimata orang orang percobaan tersebut.

"Sudah? Saya akan memakai ini"kata johan.

"Sudah,apa? Panah? Yakin? Itu kan amunisinya dikit?"tanyaku

"Gini,setelah ku pikir pikir kita butuh strategi untuk melawan mereka semua, jumlah mereka banyak. Kita serang diam diam dulu selagi bisa. Ya,walaupun mereka sudah tersebar di rumah ini. Setidaknya sebentar lagi mereka sampai pada lantai ini"kata johan.

"Bagaimana dengan busurnya? Itulan cuma dikit?tak bakal cukup untuk mrlawan mereka semua"kataku.

"Tenang saya dulu pernah menjadi.atlet panah di sma ku dulu. Aku cukup terlatih,aku yakin aku akan mengenainya dengan 1 kali panah"kata johan dengan sombongnya.

"Baiklah,ada berapa busur yang kau bawa?"

"19 kurasa"

"baiklah kaliam sudah siap semua?" Tanya johan

"Ya"kataku

"Baiklah ayo kita pergi"lanjutku

Kami bertiga segera keluar dari kamar johan. Dinding rahasia itupun sudah kembali seperti semula.
Kakiku berat untuk melangkah rasanya namun pikiranku keras untuk melawan mereka semua. Yah,mau gimana lagi inilah satu satunya cara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SculptureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang