#5 Sekolah Baru

46 6 0
                                    

27 Mei 2015

Gua dan keluarga gua pindah rumah karena tuntutan pekerjaan Papa.
Assa, adik perempuan gua yang hobinya main basket a.k.a tomboy. Gua gak akan pernah tau jalan pikir tuh cewek, dan gua gak bisa memprediksi apakah dia bakalan jadi jones akut atau enggak.

Bandung, kota yang bisa dibilang kota kuliner. Ya, gua pindah kesana karena Papa dipindahin tugasnya sebagai seorang dokter.

***

Hari pertama sekolah. Gua berkenalan dengan teman dan lingkungan yang bener-bener baru. Terutama gedungnya. Gua punya feeling gak enak tentang gedung sekolahnya yang bertema vintage itu. Kesannya serem.

Walaupun gua sering 'ngeliat' tapi gua bisa dikategorikan sebagai penakut. Beda sama Renassa Aida Damaryanto a.k.a Assa. Dia orangnya itu menurut gua cuek, ice girl, tomboy, dan-- tak kenal takut. Kecuali satu. Gelap.

Kriiing!!!

Bel istirahat berbunyi.

"Nitta, kamu bisa antar Khennis berkeliling sekolah sebagai perkenalan?" Suruh Bu Rini kepada Nitta, sang ketua kelas.

"Baik, Bu." Jawab Nitta dengan sopan, bahkan terkesan takut

Tapi saat Nitta memperkenalkan ruangan-ruangan di sekolah satu per satu. Dia itu orangnya ramah, baik, murah senyum, dan pinter.

"Eum... Nit..."

"Ya? Ada yang mau lo tanya? Apa?" Tanya Nitta yang keheranan.

"Ruangan yang dipojok itu kok sepi, kotor, gelap, dan... Kok pintunya besi sendiri sih?" Ucap gua sambil nunjuk ke arah ruangan yang paling pojok. Ruangan itu berpintu besi kayak pintu loker, namun pintu tersebut karatan.

"Eh.." "Hm..." "Jangan ditunjuk!" Tegas Nitta tapi ada yang aneh sama anak yang satu ini. Ya, dia gelagapan.

"Kenapa?"

"Itu gudang. Gudangnya udah gak pernah dipake, jadilah kayak gitu. Semenjak direnovasi, gudang itu gak pernah dibongkar atau direnov. Gak tau kenapa. Katanya sih ruangan itu angker." Tukas Nitta panjang kali lebar.

"Jangan masuk kesana. Nih ya gue ceritain aja deh mumpung belom masuk." "Dea, anak alumni sini. Dia orangnya baik dan ramah. Tapi dia orangnya ambisius banget, gak mau ngalah alias egois. Dia pernah ngajuin pendaftaran buat ikut olimpiade fisika tingkat kabupaten/kota. Tapi dia gak kepilih, yang kemilih malah Raihan, dia orangnya pinter banget. Nah, Dea itu pengen bales dendam ke Raihan. Disuruh lah Raihan masuk ke gudang dengan cara pemaksaan. Tiba-tiba ada yang ngedorong dia sampe jatoh masuk ke gudang. Tapi, itu bukan Raihan. Dea pun kekunci di gudang dan gak bisa di dobrak. Sampe besok paginya dia baru bisa keluar, dan akhirnya dia thrauma gak mau masuk sekolah sampe sebulan penuh. Gitu katanya."

Gua hanya manggu-manggut denger ocehan Nitta yang super duper panjang kali lebar kali alas pangkat tiga.

***

Keesokan harinya, gua berangkat bareng Assa yang kebetulan SMP nya satu gedung sama SMA gua.

Setelah bel pulang berbunyi, gua memutuskan untuk membawa Assa ke gudang yang konon angker itu.

"Woi, Kak. Lo mau ngapain sih bawa gua kesini? Merinding tau gak. Mana gelap, lagi." Assa bergidik.

Gua hanya terdiam ngintip lewat bolongan kunci pintu gudang. Gua juga orangnya penakut tapi nekad kalo udah penasaran gak bisa dilarang.

Gua masih penasaran kenapa bisa dibilang angker, padahal biasa aja. Cuma ada beberapa balok kayu meja yang patah.

Tapi... Tiba-tiba saja Assa mimik wajah Assa menjadi wajah orang takut dan pucat. Mau gak mau gua bawa dia pulang karena takutnya sakit.

Sesampainya dirumah, gua ngeliat ke jam digital diatas meja belajar. Waktu menunjukkan pukul 05.37 PM yang artinya udah menjelang maghrib. Tapi ada yang aneh sama Assa. Dia diem aja semenjak tadi di gudang. Aneh. Biasanya dia bisa nyerewetin gua kapan aja. Tapi ini enggak. Satu kata. Hening.

Keheningan yang gak biasa di wajah seorang Assa membuat gua antusias berubah jadi detektif ala kadarnya. Gua selidiki gerak-gerik dia yang gak biasa.

Tiba-tiba hp gua bergetar. Refleks gua geser tombol hijau yang terpapang di screen hp gua sekaligus terpapang juga nomer tak dikenal disitu.

"Halo?"

"Woi!! Kok lo ninggalin gue sih?!!"

"Hah? Maaf ini siapa ya?"

"Sok gak tau lo ah!! Cepet jemput gua sekarang!! Udah setengah tujuh nih!! Gua Renassa!"

Renassa, Renassa, Renassa.

"Terus? Yang gua bawa pulang--- Siapa?!" Gua tersentak denger telepon dari Assa, adik gua sendiri yang padahal udah gua bawa pulang dari sore tadi!!

Setelah jemput Assa yang 'asli' gua ceritain semuanya kenapa bisa ninggalin dia. Btw, tadi dia nelepon gua pake hp satpam yang tinggal di belakang sekolah.

Sesampainya dirumah, gua dan Assa yang asli nyamperin kamar Assa dan berkeliling rumah buat nyari sosok aneh tiruan Assa. Dan bener aja!! Dia ilang!! Gua panik!! Jadi--- okay fix gak usah dibahas apa yang barusan gua bawa pulang. Panik menjalar ke tubuh gua begitu juga Assa. Dia akhirnya takut juga tidur dikamarnya dan dia mutusin buat tidur dikamar gua.

"Dia hilang entah kemana. Entah berantah? Hanyut dalam kesedihan dan kegelapan? Sunyi menemani setiap malam kelam mereka. Biarkan mereka tenang. Jangan Ganggu Mereka!"

****

Maafkan yang update nya lama. Karena hp disita tiap senin-kamis. Sorry yaaa....!!!!

Kehidupan LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang