#7 Pulang

27 4 2
                                    

Ayah sama Bunda memutuska untuk pulang hari ini. 2 hari setelah kejadian gak enak.

Sumpah Assa yang notabene penakut, masih trauma. Gama sih oke-oke aja.

So, here I am, lagi nunggu pesawat. Sekitar 20 menit lagi.

"Sa, Assa,"

"Hm." Ck, ini anak dengerin lagu mulu.

Gue copot earphone Assa secara paksa.

"Woi."

"Apaansi, Kak?"

"Temenin."

"Manja, najis." Gumamnya, tapi gue masih denger.

"Ke toilet."

"Ga." Bngsd ini anak batu banget.

"Gece elah, kebelet aing."

"Yaudah, yaudah." Yes!

Kita jalan beriringan ke toilet yang agak jauh dari tempat duduk tadi.

"Tunggu di luar, jangan masuk."

"Iyalah, gue gasuka sesama jenis. Masih normal."

Setelahnya gue hanya terkekeh pelan, dan masuk ke salah satu bilik toilet.

Baru pengen duduk,

"Kak! Kak! Cepet! Gue tinggal!"

Anjir, kenapa lagi.

"Kenapa sih?!"

"Cepetan! Ini sepi, gue takut!"

I told you, guys, dia penakut.

Mau gak mau, gue buang air cepet-cepet, siram (ya masa engga, najis jorok banget), terus langsung keluar.

Di luar, Assa udah pucet banget mukanya. Dia keliatan panik.

"Kenapa, Sa?"

"Anu--"

"Anu apa? Ambigu kalimat lo, sumpah."

"K-keluar dulu."

Akhirnya gue keluar sama Assa. Gue gandeng tangan dia, gini-gini gue masih bersifat sebagai kakak yang baik ya.

Gue lirik Assa pake sudut mata gue, kayaknya dia takut banget.

Sesampainya di kursi tadi, Assa langsung ditanya sama Gama, Ayah, dan Bunda. Ya seputar 'kenapa?' Atau 'kok pucet?' gitu.

Assa menarik napasnya dalam-dalam. Lalu mengeluarkannya lagi. Inhale, exhale, terus sampai tenang.

"Tadi--"

Flashback (author pov)

"Tunggu di luar, jangan masuk."

"Iyalah, gue gasuka sesama jenis. Masih normal."

Khennis terkekeh, lalu memasuki salah satu bilik toilet.

Assa menyandar kepada tembok yang berada persis di depan pintu toilet yang Khennis masuki, barusan.

Tepukan mendarat di bahu Assa, Assa menengok ke kanan dan mendapatkan seorang
ibu-ibu.

"Dek, toilet yang kosong mana, ya?"

Kebetulan semua pintu toilet tertutup.

Mata Assa segera mencari kunci pintu toilet yang berwarna hijau, lalu menunjuknya.

"Itu, Bu."

"Oh, makasih ya, Dek."

Lalu ibu itu berjalan mengarah ke toilet yang ditunjuk Assa, tadi.

Mata Assa melihat ke bawah ibu itu. Dan,

Melayang.

Ya, ibu tadi bukan berjalan. Tepatnya, melayang.

Assa menggedor-gedor pintu toilet Khennis.

"Kak! Kak! Cepet! Gue tinggal!"

"Kenapa sih?!"

"Cepetan! Ini sepi, gue takut!"

Khennis buru-buru keluar dari bilik toilet.

Flashback off (back to khennis pov)

"G-gitu." Cairan bening menghiasi pelupuk mata Assa. Yailah nangis.

Bunda mengelus punggung Assa, pelan.

"Udahlah, dek. Baca do'a gih."

Assa mengangguk patuh, kemudian mulutnya berkomat-kamit.

Gak lama kemudian pesawat tujuan Jakarta, tujuan kita, dipanggil.

Dan akhirnya kita semua berjalan memasuki pesawat. Pulang ke Jakarta.

'Jangan ganggu, jangan ganggu.'

***

Pendek. Iya. Bodo.

Gadeng. Iya pendek banget iniiii... Maaf :(

Vomments yaaa...

Kehidupan LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang