Body Swap 18 (End)

431 23 15
                                    

A/N : Ini adalah chapter terakhir dari cerita ini! Aku harap kalian menyukainya dan terima kasih juga pada pembaca yang terus mengikuti cerita ini sampai akhir walau dengan updatenya yang lama. Sudah satu setengah tahun berlalu sejak aku membuat cerita ini dan ini satu-satunya cerita yang baru kuselesaikan selama ini. Nah, sekarang nikmati saja chapter terakhir ini!

---

Kido's POV

Teringat kembali kenangan saat pertama kali aku dan Kano bertemu di panti asuhan. Setelah itu, kami bertemu Seto, bersama-sama bertiga, disebut sebagai 'monster'. Namun, setelah bertemu dengan onee-chan -Ayano, kami mulai tersenyum kembali dan menganggapnya seperti kakak perempuan kami sendiri. Walaupun, sekarang ia sudah tiada...

"Kido," panggil Kano.

Aku tersentak dari lamunanku, lalu mendongak sedikit untuk melihat wajahnya. Ia masih terus menatapku.

"Wajahmu pucat. Ada apa?" Kano melanjutkan perkataannya.

"Eh? T-Tidak," balasku cepat.

"..." Dia terdiam sebentar, berdiri, lalu berjalan melewati aku. Namun, sesaat ia tepat berdiri di sebelahku -dimana aku masih duduk di sofa, aku mendengarnya berbisik, "Jangan khawatir. Aku selalu ada di sisimu, Kido."

Mendengar hal itu, aku segera menoleh ke arahnya. Sekilas, aku melihat dia menyeringai. Sebelum aku dapat membalas perkataannya, ia telah berjalan pergi dari ruangan ini.

Melihat sosoknya yang sudah menghilang dari pandangan mataku, aku menutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku; jantungku berdetak sangat kencang; wajahku terasa memerah sampai telinga.

"A-Apa-Apaan itu...", gumamku pada diriku sendiri.

"Kido? Kau tidak tidur?"

Jantungku berdetak sekali lagi karena terkejut, kemudian aku menoleh ke arah pintu, berharap itu bukanlah suara Kano.

Melihat Seto yang berdiri di depan pintu, aku menghela nafas lega.

"Se-Seto..."

Ia masih terus tersenyum melihatku. Menurutku, itu bukanlah ekspresi yang seharusnya ditunjukkan bagi seseorang yang menyuruh orang lain untuk tidur... Kemungkinan, dia mendengar pembicaraanku dengan Kano tadi.

Aku dapat menebak hal itu karena walau ia menanyakan mengapa aku belum tidur, sepertinya ia tidak serius dengan pertanyaannya itu -yang ditunjukkan dengan senyumannya itu- dan segera duduk di sebelahku. Ia pun menatap wajahku, mulai berbicara, "Akhirnya Kano mengatakannya..."

Aku menaikkan salah satu alisku mendengarnya. "Kau mengetahuinya?"

Seto mengangguk. "Tentu saja. Kalian pikir sudah berapa lama kita saling mengenal?"

Aku tidak menjawab pertanyaan Seto, melainkan hanya mengalihkan pandanganku sedikit darinya.

"Kau juga harus mengatakan perasaanmu, kan?", lanjut Seto setelah kita terdiam sebentar.

Aku melebarkan mataku mendengar hal tersebut.

'Apa maksudnya?'

"Apa maksudmu?", tanyaku heran.

Seto menunjukkan senyuman lembutnya padaku, lalu menepuk pundakku.

"Kau juga menyukai Kano, bukan?"

---

Marry's POV

"Marry, kau tidak apa-apa sendirian di markas?"

Seto bertanya dengan wajah khawatir. Ini memang pertama kalinya aku sendirian sejak aku keluar dari rumahku yang berada di tengah hutan beberapa tahun yang lalu.

Body SwapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang