¶¶¶
Author's POV
"Happy 1st Anniversary, Nyet. I love you", ucap laki-laki yang sedang berdiri di depan seorang wanita itu dengan sebuah kue cantik berhiaskan lilin-lilin kecil di tangannya.
Tepuk tangan meriah pun melengkapi perayaan ini.
"Make a wish dong berdua!", seru Steffi heboh.
"Oke-oke", ujar Aldi dengan senyum manisnya.
Pria ini mensejajarkan posisi berdirinya dengan sang perempuan.
Lyra pun ikut memegang kue yang dipegang Aldi.
Aldi memejamkan matanya, membuat Lyra mengikutinya. Perlahan Aldi membuka matanya, lalu tak lama kemudian Lyra pun membuka matanya.
"Oke tiup ya! 1...2...3!", ujar Salsha memberi aba-aba.
Fiuhh...
Pasangan serasi ini pun meniup lilin-lilin di atas kue coklat yang mereka pegang.Senyum manis mengembang di wajah keduanya. Begitu pula sahabat-sahabat mereka yang ikut meramaikan perayaan ini.
Tak terasa sudah 1 tahun terlewati begitu saja.
Salsha masih lengket dengan Dimo, they're so sweet tho.
Steffi sudah menambatkan hatinya pada seorang laki-laki bernama Ferrel sejak 4 bulan yang lalu.
Amel juga sudah menggandeng seorang bassist bernama Thoriq.
Cassie apalagi, siapa yang tidak tahu hubungannya dengan Randy?
Endy dengan Hanggini.
Kiki, baru saja sebulan ia resmi menjalin hubungan dengan cewek cantik bernama Laras.
Dan Iqbaal? Masih tetap pada hubungan abu-abunya dengan Zidny.
Mereka semua menghadiri perayaan anniversary setahun Aldi dan Lyra di ballroom yang cukup besar ini.
Dekorasi malam ini luar biasa. Aldi sungguh bekerja keras untuk merancang surprise ini.
"Gila sih, pecah", ujar Lyra di tengah-tengah tepuk tangan sahabat-sahabatnya.
Aldi merangkul Lyra lalu perlahan memeluknya.
"Suka gaaak?", tanya Aldi di dalam pelukannya dengan Lyra.
"Suka banget", jawabnya sambil mendekap tubuh Aldi erat.
"Ey ey! Udahan bisa gak ya?", sindir Salsha dengan nada bercanda.
Lyra dan Aldi melepaskan pelukannya, tapi Aldi tetap merangkul pundak Lyra.
"Udahan ya romantis-romantisnya?", tanya Steffi.
"Udah ih! Sirik", ujar Lyra sambil tertawa.
"Oke! Kita have fun!!", seru Steffi. Ferrel pun berjalan cepat menuju meja DJ untuk memainkan musik.
Alunan musik up-beat mulai terdengar. Semuanya melompat-lompat sambil tertawa, mengikuti irama lagu. Tersisa 2 orang.
Lyra memilih untuk duduk di sebuah sofa di pojok ballroom sambil menatap teman-temannya yang sedang bersenang-senang. Sesekali ia tersenyum.
"Happy anniversary"
Lyra menoleh. Lalu tersenyum hambar.
"Makasih, Baal", jawab Lyra seadanya.
Kemudian keduanya diam. Dengan jalan pikirannya masing-masing.
Kepingan-kepingan kaset berisi kenangan indah mereka serentak diputar pada pikiran mereka masing-masing.
Siapapun yang melihatnya pun tahu, mereka masih saling menyimpan perasaan untuk satu sama lain.
Sampai kapan mereka akan terus-menerus seperti ini?
"I miss you so bad"
"I miss you so much", batin mereka...
Di waktu yang sama.
¶¶¶
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] DESTINY -idr
Fiksi PenggemarPerbedaan memang bisa menjadi penghalang. Perbedaan memang bisa menjadi hambatan. But differences mean nothing compared to destiny. Isn't it?