Icha menghentakkan kakinya dan masuk ke dalam rumah Sharen dengan kesal.
"Sialaaan! Dasar gak pekaaa! Masa gue terus yang harus gerak sih? Giliran naena aja dia gerak duluan. Giliran begini kenapa dia lambat banget." Gerutunya. Sharen tertawa puas, "Elah Cha.. cowok mah memang begitu. lo tahu kan ciri-ciri makhluk hidup?peka terhadap rangsangan! Ingat. Rangsangan! Bukan perasaan atau kode -kode yang rumit." Sahut Sharen. Icha mengangguk setuju.
"Dasar bego! Dasar tolol! Mau dia apa sih? Kan gue jadi makin sedih Sharen. gue udah nunjukkin betapa hancurnya gue, dia malah diem, bengong kayak orang tolol. Gue sebenernya nikahin orang apa nikahin keong sih? Kok gak ada otaknya banget."
"Uuuu.. mana sini yang sedih." Sharen merentangkan tangannya, sebelum Icha memajukan tubuhnya, Reno sudah lebih dulu memeluk Sharen dan tertawa meledek ke arahnya.
"Huu.. kasian yang gak ada temen pelukan. Kamu apain si Mushkin cha?" Tanya Reno. Icha mengusap air matanya, "Ini rencananya Sharen.. katanya biar si Mustopa itu gerak cepet!" Gerutu Icha seraya mengusap hidungnya karena ingus yang keluar beriringan dengan air matanya.
Benar. Semua ini adalah ide dari Sharen. selalu ide gila yang bisa membuat orang lain tersakiti. Pembalasan dendam Sharen tidak pernah tanggung-tanggung, selalu begitu kejam dan sangat-sangat sadis.
Semua memang benar, tentang Icha yang begitu iri dengan mantan-mantan Mushkin dan tentang betapa kecewanya dia pada Mushkin karena Alena masih bebas berkeliaran.
Icha ingin benar-benar berteriak-teriak dan marah pada Mushkin, tapi pria itu malah sepertinya menikmati kegigihan Icha dengan tidak melakukan apa-apa.
Dan tiba-tiba saja Sharen mendatanginya untuk mengikuti skenario gila yang membuat Icha meneriakinya keras-keras.
Tentu saja, siapa yang ingin meninggalkan suaminya dalam keadaan genting seperti ini?
Memang ada saatnya Icha menyerah, ada saatnya ia merasa kalah, dan ada saatnya ia bukan apa-apa. tapi bukan berarti ia harus meninggalkan Mushkin. bukan Icha sekali!
Dan betapa pintarnya ibu tiga anak itu menyuruhnya bersandiwara, mendalami peran untuk memasang ekspresi terluka yang amat sangat menyakitkan, yang sayangnya Icha benar-benar terhanyut karena sebenarnya ia juga secara tidak langsung mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Tapii..
Dasar pria bodoh!! Setelah Icha pergi pun dia hanya memanggil-manggilnya! Tanpa mengejarnya atau mencoba mencarinya.
Pria itu manusia atau bukan?
"Nih ya Sharen.. maling aja kalau kabur di kejar. Masa istri sendiri kabur di biarin aja. dia kurung kek, iket kek, borgol kek, gue pasrah kok dia jamah."
Astagaaa.. pikiran Icha selalu saja tertuju pada hal itu.
"Yah, aku belum pernah iket kamu Sha.. lain kali kita coba boleh kali ya?" Goda Reno. Sharen mencubit perutnya, mengisyaratkan bahwa masih ada Icha diantara mereka.
"Jadi, lo mau bukti apa Cha?" Tanya Sharen.
"Gue cuman pengen dia bilang sesuatu. Udah, itu aja. soalnya dia bisu akhir-akhir ini. kemana dia yang dulu neriakin gue? gue kan kangen.." Adu Icha.
Reno tertawa, "Kadang saking bingungnya, kita para pria suka speechless Cha.. mau bilang takut salah, gak bilang takut makin salah, tapi waktu nyadar kalau kita harus bilang, yah.. udah terlambat."
"Dan si kentang mustopa itu keterlambatannya di atas rata-rata! Hebat, gue masih tahan buat gak neriakin dia. Astagaaa.. kalau istri dia mbak Hana, mungkin udah minta cerai kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I (2)
HumorFrom that first moment.. We made a connection Highest Rank: #1 in Humor P.S : cerita ini merupakan spin off dari cerita Will You Be Mother For My Daughter. jadi kalau langsung baca ini pasti bingung, karena ada beberapa bagian yang sudah pernah d...