Dia meninggalkanmu agar bisa selalu mengingatmu.
Dia akan pulang untuk membuktikan mana yang lebih kuat, langit atau matamu.
ー Menenangkan rindu (Aan Mansyur)Aku menggenggam erat cangkir latte hangat yang ku pesan. Melawan dingin yang terus menerus menghantui. Mata ku menerawang keluar jendela, langit masih menangis dengan mesra.
"Jangan mendekat Yume chan. Pergilah."
Aku memijit kepala ku yang terasa berat. Seolah-olah aku tidak diizinkan melangkah. Banyak yang sudah terjadi sejak aku bertemu Sakura kun, tapi ini pertama kalinya dia menolak kehadiran ku.
Payung kembali ku kembangkan setelah aliran latte menghangatkan tubuh ku. Aku hanya meringis mengasihani diri sendiri. Kebodohan ku membuat satu persatu orang yang benar-benar peduli meninggalkan ku. Tembok tinggi yang ku bangun, runtuh dan menghantam ku.
Ini kesalahan ku, dan untuk tetap hidup, aku harus berhenti menyalahkan orang lain. Dan mungkin memperbaiki semuanya kembali dari awalーwalau sudah cukup terlambat.
Langkah ku berhenti di sebuah apartemen modern. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya memasuki lift dan menekan tombol lantai yang ku tuju. Ada sakit yang menjalar, memenuhi dadaku, menyesakan dengan kenangan. Aku melawannya, terus melawan sedih itu. Sepi menemani ku dengan setia, hanya tetesan air hujan yang terdengar merintik.
Cklik
Pintu itu berhasil ku buka dengan mudah. Udara lembab menyambut ku dari dalam, wajar saja, kamar apatermen ini dibiarkan kosong hampir satu tahun. Aku menyalakan satu persatu lampu ruangan.
"Ah, Yume Yumi kalian sudah pulang?"
Suara ibu terdengar seolah menyambut ku, kenangan satu persatu menyerang ku.
"Ayah dengar sekolah kalian nanti itu, sekolah favorit lho. Belajar yang benar disana."
"Hei Yume! Bantu aku mengangkat barang dong!"AAAAAAAARRRRRGGGGGHHHHH
Aku terduduk lemas diatas lantai, sesak ini tak bisa ku tahan. Air mata terus bercucuran, bahkan mungkin lebih deras dari hujan.
Ini mengapa aku tidak pernah pulang ke apaterment, kehangatan itu, kenangan itu, semua yang aku miliki pergi meninggalkan ku. Menyiksa ku dengan bayang-bayang dan keinginan kembali kemasa lalu. Separuh dari diri ku ditarik diantara kehidupan dan kematian.
Aku menatap foto keluarga yang berdebu. Keluarga yang aku pikir akan selalu bersama ku. Keluarga yang selalu menjadi tempat aku bersembunyi.
Tangis ku meramaikan seluruh ruangan. Tembok-tembok dingin seolah melihat ku kasihan. Aku sudah memutuskan untuk maju, tapi kali ini, terakhir, biarkan air mata ku mengadukan keperihan ku.
***
Aku membuka mata ku perlahan, membiar kan diriku beradaptasi kembali dengan dunia nyata. Ah.. sepertinya aku menangis sampai tertidur.
Hujan sudah reda dan hari sudah siang. Aku berdiri dan meraih gelas di rak, sedikit berdebu, kesana kemari aku mencari lap bersih sampai akhirnya tubuh ku menjatuhkan amplop coklat dari atas lemari.
Foto-foto liburan bersama teman-teman ku seolah berebut keluar, menampakan diri yang sudah lama bersembunyi didalam amplop. Satu persatu aku telesuri dan akhirnya aku hanya bisa tersenyum miris, lagi.
Setelah membiarkan air mengguyur kerongkongan ku yang kering, aku mengerjakan niat ku dihari libur ini. Membersihkan apatermenー tempat aku pulang seharusnya. Banyak hal kecil yang aku temukan kembali seperti menyodorkan kenangan manis yang sempat terlupa.
Hampir 2 jam aku disibukan dengan debu-debu sampai akhirnya tempat ini kembali layak huni. Aku membersihkan tubuh ku, dan lama terdiam di depan kaca.
Wajah ku sama persis dengan wajah Yumi, mata kami, hidung, bibir, tidak ada yang berbeda, orang-orang yang baru mengenal kami akan kesulitan membedakan kami. Aku baru sadar wajah ku pucat, seperti orang mati. Mungkin selama setahun ini aku memang menjadi zombie yang tidak hidup, tapi tidak mati juga.
Aku tersenyum menatap rambut panjang ku yang hitam, rambut yang selalu menjadi hal yang aku sama kan dengan Yumi agar tidak ada pembeda diantara kami.
Mungkin sudah saat nya aku melangkah, sendiri...
Karna kembar ternyata tidak berarti selalu bersama..
Aku mengambil gunting dalam rak dan membiarkan helai demi helai rambut ku terpotong.
Tuhan, dengan ini aku meninggalkan masalalu ku, dengan ini aku terlahir kembali, bantulah setiap langkah ku.. lagi.
***
Kepala ku terasa ringan, dengan rambut pendek ciptaan ku sendiri. Aku memang cukup percaya diri akan kemampuan ku memotong rambut.
Aku menepuk wajah ku dan tidak membiarkan diriku menjadi zombie lagi. Aku tidak menyangka memotong separuh rambut ku membuat ku lebih segar dan semangat. Sekarang aku mengerti kenapa banyak gadis di Jepang memoting rambutnya setelah patah hati.
"Hap, satu senyuman untuk pagi hari" kata ku sebelum berpaling dari kaca. Aku harus bisa menyemangati diri ku sendiri.
Aku mengambil tas dan mantel ku. Pertama kalinya aku berangkat sekolah dari apartemen. Aku melirik jam dan menghela napas. Jam 6 pagi. Mungkin aku akan kerumah sakit dulu, untuk mengulur waktu dan bertemu.. Sakura kun.
Udara mulai menghangat, entah karna musim yang berganti atau keadaan hati ku yang membaik.
Aku mengendap-endap ketaman rumah sakit setelah menjenguk Yumi sebentar. Senyum ku merekah mendapati laki-laki itu berdiri di tengah-tengah taman, aku berlari kecil menghampirinya.
"Sa-" dia menoleh sebelum aku selesai memanggil namanya. Wajahnya terkejut mungkin karna melihat perubahan pada rambutku. Aku tersenyum penuh terimakasih padanya.
"Maaf"
Kata kami bersamaan, kami terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa.
"Ne, Yume chan. Mungkin sudah saatnya aku memberitahu mu sebuah rahasia."
Dia tersenyum dengan tatapan yang hangat, aku hanya memandanginya yang lebih tinggi dari ku. Dia menyentuh pipi ku, aku bisa merasakan hangat tangannyaーTapi..
"Tunggu, Sakura kun, tangan mu tidak bisa ku sentuh!"
***
Eaaak~
Penasaran gak kelanjutannya? HahahaMaaf membuat kalian semua menunggu lama, sesungguhnya kuliah itu nggak semudah yang di FTV, apalagi kalo udah ikut organisasi, nggak ada waktu buat main2 (TT *curhat
Tapi berkat semuaaa notif vote dan komen dari kalian, cerita ini gue lanjut kan, terimakasiiih atas dukungan dan saran2nya! ><
Part selanjutnya insyaallah nggak selama part ini yang sampe 3 bulan baru dilanjut, sekali lagi, semangat nunggunya mblo xD wkwk
Salam hangat dari secangkir kopi,
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura
RomanceAku terdiam melihat pesona mu, mata gelap mu menghipnotis tubuh ku. Aku tidak tertarik pada cinta, tidak saat ini. Aku harus menanggung banyak hal sendirian. Jadi satu-satunya yang selamat dalam sebuah kecelakaan bukanlah hal menyenangkan. Semua ter...