CHAPTER 1

12.4K 519 10
                                    

Terhitung enam puluh menit sudah ia bersimpuh. Gadis yang bernama lengkap Han RaeHee ini tak henti-hentinya memandangi kedua gundukan tanah dihadapan nya.

Sembari berbincang, -maksudku bermonolog- dengan kedua orang tuanya melalui suara hati. Ya, dia melakukan pembicaraan sepihak, karena yang diajak berbincang adalah objek yang ada di depan matanya, yakni makam tempat dimana kedua orang tua gadis itu bersemayam untuk selamanya.

Selama sepuluh tahun sudah ia hidup sebatang kara, kedua orang tuanya meninggal dalam peristiwa lalu lintas yang merenggut nyawa keduanya.

Saat kejadian berlangsung, tidak ada yang RaeHee ingat. Hanya selepas tragedi kecelakan itu, yang ia tahu adalah berbaring diatas ranjang rumah sakit dengan cairan infus yang mengalir kedalam tubuhnya.

Terlalu muda memang untuk merasakan kehilangan bagi gadis cilik yang saat itu berusia sepuluh tahun, namun apa mau dikata, inilah takdir yang harus ia jalani.

'Appa, eomma, mianhae. Aku sudah berjanji untuk tidak menangis. Ini adalah hari tepat sepuluh tahun kalian pergi ke surga, aku merindukan kalian sungguh. Semoga kita dapat berkumpul lagi di surga' batin RaeHee berkata.

Setelah meletakkan sebucket  bunga mawar, ia pun menyeka setitik cairan bening yang akan lolos begitu saja dari sudut matanya.

Ketika hendak berdiri sebuah tangan kokoh mengelus bahunya dari belakang.

"Kau pasti kuat Hee~ya. Kau ingat, jangan menangis !" Ucap lelaki itu mutlak, sementara RaeHee hanya mengangguk menanggapi perkataan tadi.

Dengan menggandeng tangan kanan sang gadis, lelaki itu berkata "Ayo kita pulang, sebentar lagi akan turun hujan", lagi-lagi hanya anggukan yang diberikan gadis itu sebagai jawaban.

-------------------------------------------------------------

Suasana pagi dirumah sederhana itu masih sama, hanya berisikan candaan yang dilontarkan oleh lelaki bernama lengkap Lee DongHae. Siapa lagi yang ingin dihiburnya jika bukan RaeHee, bukan menghibur, lebih tepatnya ia menjadikan RaeHee sebagai bahan candaannya.

"DongHae~ya sudahlah, berhenti melontarkan candaanmu yang sama sekali tidak lucu" ujar seorang wanita paruh baya yang menghampiri keduanya dimeja makan.

"Tapi eomma, itu sangat lucu sekali. RaeHee benar-benar menyangka jika semalam yang memakai masker putih itu adalah hantu. Padahal itu kan eomma, hahahahha" timpal DongHae yang tak henti-hentinya terus menggoda RaeHee.

Sambil menata makanan agar terlihat rapi, "sudahlah, kalian harus cepat sarapan dan berangkat. Inikan hari pertama RaeHee memasuki universitas kalau kau lupa. Jadi, berhentilah menjadikan adikmu sebagai bahan leluconmu karena ia sudah dewasa. Benarkan Hee~ya?"

Yang ditanya hanya mengangguk sambil tersenyum. Itu memang sudah kebiasaan nya. Tidak terlalu banyak bicara jika makan.

DongHae yang mendapat teguran dari ibunya hanya mengangguk patuh "arrasseo".

Setelah menyelesaikan sarapan pagi, keduanya lantas berpamitan kepada sang wanita paruh baya,

"Eomma, aku berangkat dulu" ucap DongHae mendahului.

"E-eomma.... Aku juga berangkat dulu"

"Arrasseo, kalian berdua hati-hati di jalan ya. DongHae jangan mengebut dijalan."

Keduanya menganggukkan kepala bersamaan kemudian berlalu meninggalkan wanita yang dipanggil 'eomma' untuk memasuki si audy hitam.

-------------------------------------------------------------

Untuk pertama kalinya Han RaeHee menginjakkan kaki di Seoul National University. Kedua matanya bahkan tak berkedip mengagumi bangunan akademik dihadapan nya. Inilah mimpinya, inilah cita-citanya.

"Aku berangkat dulu, kuliah yang benar! Biaya kuliah disini sangat mahal, asal kau tahu." ucap DongHae yang berada dibelakang RaeHee.

"Arasseo" jawab gadis itu malas.

"Baiklah, aku pergi dulu. Aku bisa terlambat bekerja jika mengantarkanmu sampai kedalam. Jangan lupa telpon aku jika jam mata kuliahmu sudah selesai"

"Heummm, aku bukan anak kecil lagi" jawab RaeHee ketus.

"Hahahahha," kekeh DongHae dengan polosnya sambil mengacak-acak tatanan rambut si gadis.

RaeHee hanya memandang sinis sambil menyuruh -mengusir- DongHae untuk segera pergi.

"Oppa, kka!"

"Arra" jawab DongHae.

Selepas kepergian Oppa nya, RaeHee mulai berjalan menyusuri bangunan universitas itu. Asal kalian tahu, DongHae hanya bercanda mengenai biaya kuliah disini yang sangat mahal. Memang biaya untuk berkuliah di salah satu universitas terbaik dunia ini cukup menguras kantong, namun RaeHee masuk melalu jalur test, -untuk anak-anak yang pandai jika kalian tidak tahu-. Sehingga ia dapat masuk SNU hanya dengan membawa tubuhnya -maksudku- gratis hingga ia lulus strata satu.

Itu cukup membuktikan bahwa RaeHee adalah gadis yang pintar bukan.

Setelah kurang lebih lima menit menyusur, akhirnya RaeHee menemukan fakultas Ekonomi dan Bisnis yang menjadi tujuannya. Ia pun mulai mencari dimana gerangan ruang bagi mahasiswa program studi manajemen.

"Ahhh, itu dia" ujarnya senang saat menemukan tulisan ruang program studi manajemen tingkat I.

Tanpa ragu, RaeHee memasuki ruangan tersebut yang ternyata sudah penuh sesak dengan para mahasiswa dan mahasiswi lainnya. Mereka terlihat sedang bercakap bertukar informasi diri agar dapat mengenal satu sama lain, karena ini memang hari pertama masuk.

Menengok kan kepala, melihat kesana kemari, sepertinya nihil. Ya, RaeHee sedang mencari tempat duduk untuknya. Kemudian matanya berbinar ketika menemukan tempat duduk paling belakang, tidak terlalu belakang, hanya saja terlihat tidak ada orang lain kecuali seorang mahasiswi yang penampilannya terlihat .......... 'cupu'.

Tanpa menghiraukan pandangan memuja dari kebanyakan mahasiswa laki-laki, ia berjalan menuju tempat duduk yang dimaksud.

"Hai, namaku RaeHee. Han RaeHee" ucapnya memperkenalkan diri kepada teman berbagi mejanya sambil mengulurkan tangan.

"Na-na-maku Kim Ye-ye-yeri" jawab gadis berkacamata itu dengan tergagap.

"Arrasseo, Kim YeRi. Senang berkenalan denganmu" sambil menarik sudut bibirnya keatas, pertanda ia sedang tersenyum tulus.

Tak menunggu waktu lama setelah sesi perkenalan keduanya, seorang pria berumur memasuki ruangan. Itu bukan pria berumur! Itu sang dosen. Astaga...

"Baiklah saudara-saudara, kita akan memulai sesi mata kuliah. Saya harap anda semua fokus." ucap si Dosen.

Kemudian mata kuliah berlangsung secara kondusif.

-------------------------------------------------------------

HALOO SEMUA, MAAF CAPSLOCK. MAAF YA KALO CERITA INI MEMBOSANKAN,

KYUHYUN AKAN MUNCUL DI NEXT PART. JADI SILAHKAN NANTIKAN PART SELANJUTNYA YAAA. HIHI.

SALAM KENAL DARI SAYA, SEORANG READER YANG INGIN MENULIS.

MOHON KASIH VOTE, KOMENTAR, ATAU APAPUN. SAYA MASIH AWAM, JADI BUTUH SEKALI YANG NAMANYA KOMENTAR UNTUK MENGETAHUI LETAK KEKURANGAN.

MOHON BIMBINGANNYA ^~^

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang