CHAPTER 8

5.1K 411 13
                                    

"Are you a bad dream or sweet one?" - Redsqueen

***

KyuHyun's POV

Memeluknya dalam keadaan seperti ini, serasa seperti menggenggam kepingan gelas yang telah pecah. Oleh karena itu, aku harus berhati-hati agar keping pecahan yang rapuh itu tidak semakin menjadi berkeping-keping dan hancur.

Aku bukan seorang pria yang akan bermanis-manis pada seorang gadis. Namun untuk RaeHee, entah mengapa selalu ada pengecualian. Sekedar melihat matanya, maka hati akan terasa teduh. Melalui mata itu, maka kau terasa ingin selalu melindunginya.

Terdiam, tiada kata yang terucap dariku atau darinya. Kami berdua sama-sama menikmati moment ini. Sampai pada dimana yang kudengar hanyalah hembusan nafas teratur.

Sepertinya dia tertidur,

Mengeluarkan iPhone dari dalam saku celana lalu ku dial nomor telpon seseorang

"Selamat sore sajangnim," jawab sekretarisku dari seberang sana

"Bawakan satu mobil beserta supirnya, untuk menjemputku disini. Dan satu supir lagi untuk membawa mobilku dari sini. Satu lagi.... aku tidak suka menunggu" jawabku datar dan seperti tidak berperasaan.

Bahkan aku tak perlu menjawab ucapan basa-basi itu atau sekedar mengucapkan terimakasih, segera kututup line sambungan.

Sekitar lima belas menit kemudian sebuah pesan masuk, pertanda apa yang kuperintahkan sudah terlaksana. Kuputuskan untuk segera mengangkat tubuh mungil RaeHee lalu membawanya meninggalkan area danau.

Ketika sampai di area mobil terparkir, supirku terlihat kaget karena aku membawa seseorang di dalam gendonganku, itu terlihat dari tatapan yang diberikan terhadapku. He can't mind his own business. Fuck off!

"Apa matamu tidak pernah diajari sopan santun?" tanyaku sarkastik

"jeongsohamnida sajangnim. Maafkan atas kelancangan saya" ucapnya kemudian menundukkan pandangan dan membungkuk.

Tanpa kata aku segera masuk dan duduk di kursi belakang mobil. Kuambil posisi terdekat dengan jendela, supaya aku dapat memposisikan tubuh RaeHee yang senyaman mungkin. Kupikir dia butuh bergerak, meskipun dalam posisi tidur nya.

"Arahkan ke penthouse." perintahku singkat, lalu menutup pembatas antara kursi belakang dengan kursi kemudi. Berjaga-jaga, karena aku adalah orang yang menjunjung tinggi privacy.

Melihatnya tertidur aku sedikit terenyuh karena kulihat ekspresi RaeHee tidak bisa relax.

Kueratkan genggamanku pada pinggangnya untuk menyalurkan kehangatan dari tubuhku. Kemudian kuusap rambutnya secara konstan dan perlahan supaya ia dapat merasakan bahwa ia tidak sendiri di dunia ini.

Perlahan namun pasti, ekspresi tegang itu kemudian menghilang. RaeHee pun secara tidak sadar memeluk balas tubuhku dan menyerukkan kepalanya ke dadaku. Of course I'll gladly anticipate.

Setelah sampai, pintu mobil secara otomatis dibukakan oleh supir terlebih dahulu, mempersilahkan aku untuk keluar. Kuposisikan tanganku berada pada bagian bawah leher dan bawah lutut RaeHee untuk menggendongnya masuk.

Aku berjalan dengan percaya diri memasuki lobby, mengabaikan setiap sapaan yang diberikan oleh para pegawai.

Segera kuarahkan langkah menuju elevator pribadi dan memasukinya, tak lupa kutekan tombol 24 (top floor). Sampailah aku pada dimana seluruh lantai disini adalah milikku. Mengingat RaeHee membutuhkan tempat tidur, akupun berjalan menuju kamar tamu dan meletakkannya diatas ranjang secara perlahan.

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang