CHAPTER 16

5.5K 368 41
                                    

"Everything about you is like a first time" - REDsqueen

***

"Apa yang kau pikirkan? Ayo masuk!"

Professor menuruni mobil terlebih dahulu, ia berlari kecil ke arahku untuk membukakan pintu mobil agar aku bisa keluar. Tak lupa menggandeng tanganku untuk memasuki rumah. Kami melewati pintu besar yang terbuat dari kayu yang di furnished.

Setelah sampai di dalam, hawa dingin langsung menyambut kami. Tak sedetikpun Professor melepaskan genggaman tangannya padaku.

"Lepas sepatumu, gantilah dengan slippers rumah agar lebih rileks." titahnya Professor sambil menunjuk beberapa pasang sendal yang sudah tertata rapi pada rak.

Aku pun bergegas mengganti flat shoes yang kugunakan dengan slippers merah. Kulihat Professor juga melepas sunglasses dan sepatu boots yang dikenakan lalu meletakkannya pada rak. Ia pun mengenakan slippers berwarna hitam.

Pandanganku menelusuri setiap detil rumah ini. Menilik perabotan yang terpasang disekitar sini dan sana. Melihat dari bentuknya, sangat mustahil jika ini adalah perabot baru. Namun aku biarkan seluruh pemikiranku terpendam, hanya untuk diriku sendiri.

Professor pun berhenti melangkah yang seketika itu juga menghentikan langkahku. Ia berbalik memutar tubuhnya hingga kini kami berhadapan. Tangan kekarnya juga tak tinggal diam, ia mulai menggerakkan jemari lentiknya menuju ke arahku.

Astaga apa yang akan dilakukan Professor. Jeritku dalam hati

Tubuhku menegang menerima respon secara tiba-tiba dari Professor. Aku menutup mataku rapat-rapat karena tak sanggup untuk menghadapi kemungkinan apa yang akan terjadi. Kurasakan satu per satu kancing jas univeritas yang kukenakan telah terbuka. Siapa lagi yang membukanya jika bukan Professor.

Ketika aku rasa cukup lama menutup mata dan tidak ada apapun yang terjadi. Dengan perlahan kubuka mata untuk mengetahui apa yang dilakukannya kini. Namun yang kutemui adalah wajah kami yang berhadapan, hanya terpisahkan jarak beberapa senti meter. Otomatis aku pun menahan nafas dengan jarak sedekat ini.

Perlahan namun pasti, dahi kami pun saling menempel. Dengan perbedaan tinggi badan yang cukup menonjol, membuat Professor sedikit menundukkan tubuhnya.

"Apa yang kau harapkan, hm?" ucapnya dengan nada sensual serta diiringi deru nafas yang menerpa wajahku.

Bahkan nafasnya pun mampu membuatku tertarik untuk lebih mendekatkan jarak diantara kami. Ingin rasanya kugerakkan kedua tanganku untuk menarik wajah indah Professor, entah untuk apa, menciumnya mungkin. Namun lagi dan lagi, aku hanya bisa menutup mata ketika Professor berhasil menyulut hasrat yang tidak kumengerti ini untuk hadir.

"Naughty girl"

Moment yang kami miliki pun berakhir ketika Professor menarik dirinya dan mendaratkan sebuah ciuman di dahiku. Aku membuka mata ketika kurasakan ransel kecil yang kukenakan ditarik dari lenganku untuk diletakkan diatas sofa hitam yang tebuat dari kulit. Begitupun juga dengan jas universitasku yang bernasib sama. Kini baju yang melekat padaku hanya sebuah kemeja putih serta plaid skirt seragam universitas.

RaeHee bodoh, kau pikir apa yang akan dilakukan Professor, huh?

Merutuki diriku atas kebodohan yang kulakukan. Mana mungkin Professor ingin bertindak macam-macam. Aku hanya mahasiswinya dan masih berusia delapan belas tahun.

"Apa kau lapar, baby?" suara Professor pun seolah menghentakkan aku ke dunia nyata.

Sejujurnya aku sangat aku lapar, apalagi ini lewat waktu makan siang. Tapi aku tidak ingin membuatnya menilaiku sebagai gadis tukang makan. Karena jika rasa lapar sudah mendera, maka apapun yang tersaji dihadapanku pasti akan langsung pindah kedalam perutku.

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang