CHAPTER 7

5.6K 439 22
                                    

"Don't cry over the past" - Redsquen

***

Terhitung sudah satu jam lamanya semenjak aku membuka mata, yang kulakukan hanyalah berbaring terletang diatas tempat tidur. Menyaksikan dengan seksama semakin lama semakin banyak cahaya yang masuk melalui celah jendela kamar yang masih tertutup gorden transparan.

Perkuliahanku berjalan sebagaimana mestinya. Namun saat tersulit yang kuhadapi adalah ketika harus menghadiri kelas Professor Cho.

Itu adalah saat dimana aku harus mencoba fokus terhadap apa yang diterangkan, namun saat itu juga,  secara bersamaan ia menggoda dengan smirk yang jelas-jelas tertuju padaku. Dia sangat handal jika memberikan "smirk".

Tapi bagaimanapun aku bersyukur, karena ia sama sekali tidak mengungkit kejadian ciuman tempo hari ataupun berperilaku misterius yang menakutkan bagiku. Aku rasa hidupku aman, untuk saat ini.

Sekarang adalah hari minggu, maka aku akan bersantai menikmati waktu terbebas dari kuliah. Untuk tugas-tugas yang kudapatkan, tentunya sudah kukerjakan hari itu juga dan tidak ada waktu untuk menunda-nunda tugas. Konon katanya, jika tugas satu bertemu dengan tugas lainnya, maka mereka akan menikah dan beranak pinak, menghasilkan tugas, tugas, dan tugas untuk ke sekian kali. Itu adalah mitos yang kupercayai hingga kini.

Menghela nafas, aku membalikkan tubuh menjadi tengkurap. Tak lama kemudian kudengar seseorang telah memutar gagang pintu kemudian diiringi dengan langkah kaki.

"Bangun kau, dasar tukang tidur" kata DongHae Oppa dengan nada yang bermain-main.

Akupun menggeram namun suaraku agaknya tertelan oleh bantal yang sedang kupeluk dengan posisi seperti ini.

"Sebentar Oppa, aku masih ingin seperti ini" kataku masih dalam posisi sebelumnya.

"Kau berbicara apa Hee~ya? Aku tidak bisa mendengarmu" responnya terhadap perkataanku yang baru saja terlontar.

"Oppaaaaaaaaaaaa" keluhku dengan perasaan sedikit jengkel lalu bangun dan duduk bersandar pada ujung headboard.

"Sebanyak apapun kau menyukai tempat tidurmu, tidak baik jika seorang gadis bagun disaat matahari sudah mencapai puncak" katanya menasehati sambil tersenyum dan mengacak kecil rambutku yang memang masih berantakan.

Menghela nafas "arraseo" kataku singkat.

"Mandilah, aku dan eomma akan pergi mengunjungi rumah harabeoji. Apa kau mau ikut?" tanyanya kemudian yang kujawab dengan gelengan kepala.

Aku sedang tidak ingin pergi kerumah kakek karena itu sangat jauh sekali. Ditambah, ia sering memberikan tatapan sinis, sepertinya kakek memang tidak menyukaiku.

"Kalau begitu, kami pergi dulu. Jaga rumah baik-baik. Lakukan sesuatu supaya kau tidak mudah bosan. Jangan lupa—"

Sambil berdiri menuruni tempat tidur "Mengunci pintu kalau ingin keluar rumah. Aku sudah paham Oppa" kataku dengan nada yang kubuat persis seperti Oppa.

"Sudah sana pergi" lanjutku sambil mendorong punggungnya secara halus.

Tak lupa aku mengantar Oppa dan Eomma hanya sebatas pintu depan lalu melambaikan tangan sebagai tanda sampai jumpa. Setelah itu kuputuskan untuk kembali ke lantai atas dimana kamarku berada, setidaknya aku membutuhkan mandi untuk saat ini.

Aku bukanlah tipikal gadis yang akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berada didalam kamar mandi. Oleh karena itu hanya cukup melakukan gerakan orang mandi yang wajar, mungkin sekitar lima belas menit aku sudah selesai.

Kulilit tubuhku menggunakan handuk merah yang sudah kubawa kemudian aku berjalan keluar dari kamar mandi.

Kamarku tidak besar namun juga tidak kecil, jadi tidak ada walk in closet yang akan penuh dengan pakaian bermerek dan sepatu berjajar.

FIEND (Cho Kyuhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang