Kedatangan Monster

634 37 0
                                    

Aku terbangun di pagi hari yang cerah. Eh? Pagi? Aku segera bangun dan melihat ke arah jam dinding. Jam 5.00 pagi?! Setahuku, aku tidur saat jam menunjukkan pukul 16.00! Dan sekarang aku terbangun jam 5.00 pagi! Jadi, aku tidur selama 13 jam!? Aku menggelengkan kepalaku, aku segera bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai berpakaian, aku menuju meja rias. Aku memakai bedak dan sedikit lipgloss merah. Aku menyisir rambut pirang panjangku yang sedikit bergelombang itu. Aku membuatnya tergerai dengan rapi. Aku mewariskan rambut pirang dari Dad yang orang Amerika dan rambut bergelombang itu dari Mom yang orang Indonesia.

Melihat sahabatku ini belum bangun, sudah menjadi rutinitas sehari-hariku untuk membangunkan mereka, dan selama itu juga aku menunggu mereka dengan tidur-tiduran di kasur.

Aku mengambil air dan memercikkan air itu ke muka mereka. Mereka langsung menepis tanganku dan bangun. Mereka bergantian mandi. Aku menunggu mereka dengan mengecek tasku dan barang-barangnya, batu saat itulah aku tidur-tidiran dikasur.

"Ayo, aku sudah siap" kata Keisha, aku berdiri dari kasur. Menuju cermin dan merapikan rambutku yang sedikit berantakan, dan tidak lupa merapikan seragamku yang agak kusut.

Aku mengambil tas dan memakai sepatu, lalu menuju pintu. Annabeth membuka pintu, betapa terkejutnya aku melihat ketiga cowok cool ini sudah berada di depan pintu.

"Kyaaa! Jason! Apa yang kau lakukan disini?" Annabeth berteriak kaget, Jason hanya nyengir karena melihat wajah kaget dari pacarnya itu.

"Udahlah! Aku mau cepetan ke sekolah nih, hari ini katanya ada murid baru. Aku mau tahu, murid baru itu cewek apa cowok. Kalau cewek cantik enak buat dijadiin selingkuhan, kalo cowok ganteng enak dijadiin temen biar kita jadi tambah keren dan jadi idola sekolah" kata Leo, yang membuat Keisha cemberut tidak suka.

"Kalo begitu, ayo kita ke sekolah!" Kataku dengan bersemangat, Peter mengulurkan tangannya dan aku menyambut uluran tangannya. Kami berjalan ke arah sekolah dengan bergandengan tangan.

Sesampainya di sekolah, kami segera menuju kelas 7Z. Kelas yang terletak paling ujung di lantai 1. Walaupun begitu, kelas 7Z dekat dengan taman yang indah. Kalau sedang bosan, aku bisa melihat taman itu dari jendela yang panjangnya dari langit kelas sampai lantai kelas.

Aku duduk di dekat jendela, tempat duduk di bangkuku kosong. Tidak ada yang menempatinya kecuali Serena Algazard. Dia pindah sekolah saat melihat kejadian Rain dan mendengar kejadian Samantha.

Saat kelas sudah dimulai, Ms. Sirena masuk diikuti seorang cowok ganteng dan keren dibelakangnya. "Anak-anak! Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan namamu" Ms. Sirena menyuruh cowok ganteng dan keren itu untuk memperkenalkan diri.

"Hai, namaku Zachary Lynx. Biasa dipanggil Zac. Salam kenal, kuharap kita bisa menjadi teman baik" dia tersenyum manis. OMG! Kenapa cowok ganteng ini bisa mempunyai senyum Peter?

"Nah, Zac. Silahkan duduk di bangku sebelah Alexandria Floriana. Alex, berdiri!" Ms. Sirena menyuruhku berdiri, aku pun berdiri. Zac mengangguk lalu berjalan ke arah bangku disebelahku. Aku kembali duduk dengan malas. Udah pw-pw nya duduk, eh..malah dipanggil buat berdiri.

"Hai, namamu Alexandria Floriana ya?" Dia bertanya, aku mengangguk. "Salam kenal" dia mengulurkan tangannya, "salam kenal juga" aku menerima uluran tangannya. Aku melepaskannya karena tatapan menusuk murid-murid cewek itu.

Aku menatapnya. Lebih tepatnya, mata. Matanya berwarna biru langit, pertanda kalau dia seorang indigo. Bagaimana aku bisa tahu? Karena seorang indigo cowok bermata hijau laut, dan kalau seorang indigo cewek bermata biru laut. Aku juga bisa tahu kalau dia itu pakai softlens atau tidak, dan jawabanku tidak. Dia tidak memakai softlens. Dan kalau soal, itu mata asli dan pemiliknya bukan indigo, aku bisa tahu. Kalau seorang indigo, matanya sedikit ada corak merahnya.

"Kau seorang indigo rupanya" kataku, setengah berbisik. Dia menatapku dengan terkejut, "kau---" ucapannya terhenti begitu dia melihat mataku yang berwarna biru laut dengan ada corak merah. Dia langsung mengangguk mengerti.

"Aku dikirim Cyper untuk membantu kalian." Kata Zac, aku hanya mendengus. Seorang indigo bekerja untuk Cypher, seorang pelindung yang setengah iblis. Dan aku adalah keturunan langsung darinya, alias dia adalah ayahku. Itulah mengapa kekuatanku dasyat dan terkadang aku bisa berubah menjadi sangat jahat.

Aku mengangguk dan kembali mengamati pelajaran yang dijelaskan Ms. Serina. Aku sedikit melamun dalam pelajaran. Aku melamunkan banyak hal, hingga aku sedikit pusing karenanya.

Ms. Serina keluar kelas diiringi suara bel istirahat. Aku berjalan bersama Peter, Keisha, Annabeth, Jason dan Leo keluar kelas. Namun, sebelum sempat kami benar-benar keluar dari kelas, teriakan Zac membuat kami harus menolongnya dari cewek-cewek sok cantik itu.

Aku dan yang lain berjalan bersama dibuntuti oleh Zac ysng memaksa untuk ikut karena ingin melihat Andreas Phoenix. "Alex, siapa sih dia?" Tanya Peter, "Zachary Lynx. Indigo" aku menjelaskannya dengan singkat karena aku belum seluk beluk kenidupannya dan indentitasnya.

"Alex!" Zac meneriakkan namaku, aku menoleh. "Kau membocorkannya?!" Seru Zac, "mereka sudah tahu soal itu, Zac. Tenanglah!" Zac langsung tenang walaupun dia lamgsung menatapku dengan kesal.

Sesampainya di UKS, aku segera membuka pintu dan bernyanyi. Aku segera masuk bersama yang lain. Andreas menatapku dengan pandangan horor. "Tenanglah, mereka semua sudah tahu rahasiaku dan untuk apa kusembunyikan lagi?" Kataku, melihat tatapannya yang seolah bertanya padaku.

"Baiklah" kata Andreas dengan menghela nafas kasar. "Kakak?" Zac angkat bicara, aku dan yang lain bingung, kecuali Andreas yang mematung. "Zac?" Andreas memosisikan dirinya untuk duduk dan melihat kearah Zac.

"Kakak!" Zac berlari kepelukan Andreas, yang disambut dengan kesenangan dari Andreas. Kami menatapnya dengan bingung. "Kalian ini---", "ya. Kakak beradik" jawab Andreas, kami mengangguk mengerti.

Kesenangan itu berakhir saat kami mendengar suara raungan hewan atau lebih tepatnya raungan monster di sekolah. Andreas memakai baju dan celananya dibantu Zac, lalu memakai sepatunya. Setelah itu, kami berlari menuju asal suara. Murid-murid dan guru-guru berlari berhamburan ke arah yang sebaliknya dengan kami.

"Suara raungan siapa itu?" Tanyaku disela-sela berlari. Kami berhenti berlari dan berdiri berhadapan dengan seekor naga berbadan besar yang melebihi ukuran naga pada umumnya.

Aku memandang tidak percaya pada mosnter yang berada di depanku ini, mataku terbelalak. Andreas dan Zac kaget, sedangkan yang lain ketakutan.

"Monster apa itu?" Tanya Keisha, "tidak mungkin. Alex, apakah itu..." Annabeth, Jason dan Leo berbicara berbarengan dan berhenti berbarengan. Aku mengangguk.

"Itu adalah..." Aku berhenti berbicara,

"Drakon"

The War [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang