Pertemuan#1

1.9K 64 20
                                    

Haii.. Perkenalkan, namaku Alexandria Floriana. Aku berdarah Amerika-Indonesia, ayahku Amerika, ibuku Indonesia. Aku mempunyai indra keenam, bisa lihat hantu gitu istilahnya. Tidak ada yang tahu selain orang tuaku. Aku mempunyainya sejak aku lahir. Kadang itu membuatku ketakutan, tapi sekarang sudah tidak lagi. Aku bersekolah di Castavior School. Sekolah itu cukup terkenal menurutku. Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di Castavior. Aku benar-benar nervous. Oh ya, by the way, aku kelas 7 dan Castavior adalah sekolah berasrama.

"Honey! Sudah siap? Dad menunggumu di mobil!" Teriak Mom dari bawah, kamarku di lantai 2. "Okay, Mom!" Aku segera mengambil tas sekolahku dan koper, setelah itu turun dari lantai 2 ke lantai 1. Aku segera memakan sarapanku, meminum susu dan memakai sepatuku. Setelah semua siap, aku segera berjalan ke arah mobil, Mom sudah menunggu di dalam mobil bersama Dad. Aku segera masuk ke dalam mobil.

"Ready, Honey?" Dad bertanya. Aku mengangguk lalu Dad menancap gas dan mobil berjalan keluar dari rumah dan menelusuri jalan raya yang padat. Of course, New York tidak pernah sepi. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah, sekarang mobil sudah berada di sepan gerbang sekolah. Ada banyak murid baru di grrbang sekolah yang sedang memeluk orang tua mereka dan mengucapkan selamat tinggal.

Aku turun dari mobil diikuti Mom dan Dad. Dad membuka bagasi mobil dan mengeluarkan koperku. Aku memeluk Mom dan mengucapkan selamat tinggal. Mom melepas pelukanku lalu mencium keningku.

"Dad gak dipeluk nih?" Tanya Dad dan memamerkan wajah kesal yang tentu saja pura-pura. Aku nyengir melihat tingkahnya lalu segera menghambur ke pelukannya.

"Love you Mom, Dad" kataku, aku segera melepas pelukanku dengan Dad dan menggeret koperku memasuki gerbang sekolah.

Aku menoleh kebelakang dan melambaikan tangan. Merrka membalas, Mom berseru. "Have a nice day, Sweatheart!" Aku mengangguk, lalu berjalan ke aula sekolah.

Aku mengikuti anak-anak baru ke aula. Aulanya sangat luas. Aku mencari tempat duduk yang nyaman untum di tempati. Dan aku menemukannya, disamping seorang cewek yang berambut panjang dan cantik.

"Kursinya kosong?" Tanyaku dengan sopan, si cewek menoleh ke arahku lalu tersenyum manis seraya mengangguk. Aku duduk lalu menoleh kearahnya. "Hai.. Namaku Alexandria Floriana. Murid baru" kataku sambil mengulurkan tangan yang ditanggapi oleh cewek itu. "Hai, Alexandria! Namaku Annabeth Juno, murid baru juga. Salam kenal ya!"

"Salam kenal juga, Annabeth!" Aku menoleh ke cewek di sebelah Annabeth. "Hai, siapa namamu?" Tanyaku, dia menoleh lalu menjawab. "Keisha Cortez, salam kenal ya" dia mengulurkan tangannya lalu aku membalas jabatannya. "Aku Alexandria Floriana. Salam kenal juga! Oh ya, ini Annabeth Juno" kataku sambil menunjuk Annabeth. Dia tersenyum lalu memperkenalkan diri kepada Keisha.

"Eh, udah mulai nih!" Seruku pada mereka yang sedang asik berbincang-bincang. Mereka langsung mengangguk dan memperhatikan kepala sekolah yang sedang memberikan pidato.

Beberapa menit kemudian, kepala sekolah menyuruh kami maju satu per satu untuk memperkenalkan diri di panggung. Aku menelan ludah. Naik ke atas panggung dan ditatapi ribuan mata? Yang benar saja! Aku selalu gugup.

Satu per satu murid-murid maju. Tibalah giliranku, aku menelan ludah lalu melihat ke arah Annabeth dan Keisha. Mereka mengangguk lalu menyemangatiku. Aku menarik nafas lalu membuangnya. Aku berdiri dan berjalan ke atas panggung.

Kepala sekolah memberikanku mic, aku mengambilnya. Aku memejamkan mata sesaat lalu membukanya. "Hai! Perkenalkan namaku Alexandria Floriana---" omonganku terputus karena salah seorang murid berteriak, "blasteran ya?" Semua tatapan tertuju ke arah si peneriak. Aku hanya terkikik kecil lalu mengangguk.

"---aku setengah Amerika setengah Indonesia. Salam kenal semuanya" aku memberikan mic kepada kepala sekolah lalu turun dari panggung. Aku berjalan agak cepat ke arah kursiku.

Annabeth dan Keisha menahan tawa melihatku gugup. "Apa?" Tanyaku, mereka menggeleng, tapi masih menahan tawa mereka.

Menit telah berlalu. Sekarang aku sudah keluar dari aula dan menuju papan pengumuman bersama Annabeth dan Keisha.

"Dikelas berapa?" Tanya Annabeth. "Kelas 7Z" kata Keisha, "aku juga!" Seruku, "aku juga!" Kata Annabeth, kami tersenyum lalu berpelukan. Aku berjalan ke kelasku, sebelumnya, koperku sudah dikirim ke asrama, aku tidak tahu asrama mana, nanti aku tanyakan ke penjaga asrama sajalah.

"Yuk, kita ke kelas!" Ajak Annabeth, aku dan Keisha segera mengikutinya ke kelas 7Z. Siswa yang masuk kesini banyak sekali, sampai-sampai kelas saja sampai 'Z'.

"Aku dengar, kelas 7Z siswanya ganteng-ganteng dan cantik-cantik semua lho" kata Keisha, aku hanya berjalan dalam diam, hanya mendengarkan tidak berbicara.

"Oh ya? Aku mulai berfikir bagaimana cara mendapatkan cowok ganteng disana?" Kata Annabeth, kami tertawa. "Kita lihat saja nanti. Btw, kita udah sampai di kelas nih. Ketuk atau kita tunggu yang lain ngetuk dulu?" Tanyaku, mereka memandangku bingung. "Untuk apa menunggu yang lain mengetuk? Oh ya, penampilanku bagaimana?" Tanya Annabeth, aku memberikan 2 jempol, sedangkan Keisha mengangguk. Annabeth mengetuk lalu membuka pintu kelas.

Guru belum datang, jadi kami tidak telat masuk kelas. Semua mata memandang ke arah kami, aku sedikit gugup, tapi kupaksakan untuk tersenyum.

"Hei, yang pakai jepit rambut itu! Manis deh!" Terdengar suara seorang cowok berkata begitu, membuat Keisha hanya tersipu malu. Yah, dia memakai jepit rambut.

"Yang pakai bando unyu deh!" Lagi. Seorang cowok berkata seperti itu membuat Annabeth yang kebetulan memakai bando menjadi malu, dia agak menunduk.

"Dan yang rambutnya tergerai itu cantik!" Salah seorang cowok berkata begitu keras, aku tersenyum, menahan mukaku untuk tidak memerah. "Oh ayolah, jangan bersikap seperti tidak pernah melihat cewek cantik, unyu dan manis saja!" Seorang cewek di dekat jendela yang duduk di meja angkat bicara.

"Memangnya kenapa? Apa itu masalah untukmu?" Tanya seorang cowok yang sedang bersender di dinding bersama teman-temannya. "Tentu saja! Aku lebih cantik dari si blonde itu!" Apa?! Dia mengejekku si blonde?! Aku punya nama! Batinku dengan kesal.

"Terserah apa katamu" kataku sambil mengangkat bahu dan berjalan ke arah kursi kosong. Annabeth dan Keisha mengikuti dari belakang dengan mulut terkunci.

Aku mendengar cibirannya. Aku menahan amarahku. Kalau aku marah, kekuatan tersembunyi akan keluar dan aku akan ditakuti oleh anak-anak, aku tidak mau itu terjadi.

"Jangan dengarkan dia, Alexandria" kata Annabeth, "panggil Alex atau Alexa saja" kataku dengan pelan, Annabeth dan Keisha mengangguk.

"Kelas dimulai, Alex!"

The War [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang