Aishiteru (Twoshoot)

2.1K 296 97
                                    

Sebelumnya, udah baca Bagian 1 belom? Kalo belom ayo baca dulu... Ada di Dedek Gaachan ^_^

Juga, maaf ya minna san, kalo ada typo dll. Saya mabok duren ini, makanya baru bisa upload. Happy reading~

------------------

#Airu's Side

Setiap perkenalan pasti ada pembukaan. Kata mami, sih, gitu. Beliau sering ke pengajian untuk ngasih ceramah. Aku kalau diajak banyak banget alasannya. Yang sakit perut, lah, yang gak bisa gerakin kaki, lah, yang mau cabutin bulu ketiak, lah, dan bla bla bla... Bukannya apa-apa, isi pengajian mak-mak semua. Akhirnya jadi ajang colek-colekan. Bukan muhrim, ya, kan? Seandainya ada brondong atau yang segar-segar, kan, enak. Bisa konsen ngajinya. Eh? Um... Bisa dijadiin asupan, kan? Iya, kan? Kan?

Ngomongin soal brondong, mami tahu aku suka batangan. Dari SD suka banget mantengin anak komplek sebelah rumah yang montok-montok. Bukan montok pantatnya, tapi 'anu'nya. Soalnya yang gepeng-gepeng gak bisa memuaskan mata. Kalau dari pandangan aja sudah gak bisa memuaskan apalagi ke dalam-dalamnya, iya, kan? Iyain aja! Makanya mami bilang "Kamu, ya, jadi anak kok nyeleneh. Sukanya sama cowok? Mami bisa kasih kamu cewek. Yang cantik, deh. Mami gak masalah kalian mau pacaran apa gak, asal kamu bisa kasih mama keturunan."

Yang akhirnya aku balas dengan bibirku yang kumiring-miringkan. CK! Double CK! CK!!!

Alasan aku gak bisa suka sama cewek cuma satu. Ada anak yang selama ini aku buntutin ke mana-mana. Yang aku tahu namanya Jun. Entah kepanjangannya apa. Unik. Sama seperti namaku. Airu. Gak ada arti. Cuma waktu mami lahirin aku, dia lagi jalan-jalan di Jepang. Dan aku sukses brojol di sana. Tepatnya di pinggir sungai yang airnya bening. Sesuatu sekali.

Balik ke anak yang namanya Jun. Badannya besar, agak gelap kulitnya. Mirip sekali dengan tukang pukul atau kuli? Terserah! Dia seksi di mataku.

Aku pengen banget negur dia terus ajak kenalan, lebih dekat lebih dalam. Terus main ke kosan dia. Aku tahu dia ngekos karena selalu ikutin dia pulang. Dia itu makhluk sejenis kupu-kupu. Pergi kuliah selesai pelajaran balik. Anaknya gak gaul. Tapi gak apa-apa yang penting seksi. Kadang dia pulang naik motornya kadang juga naik bis. Kalau dia naik bisa aku pilih duduk di sudut di belakang jadi gak ketahuan. Kalau naik motor aku biasanya mandangin dia aja dari depan kampus. Gak mungkin aku lari ala India terus nyanyi-nyanyi gak jelas. Iyuh! Terima kasih...

Lah? Ngomongin apa ini?

Okay. Terus aku ajak dia jadi pacarku.

Eh? Dia homo gak, sih? Aku juga gak homo. Aku cuma suka dia doang. Aku menamai diriku dengan sebutan JUN's LOVER. Gak pake 's' di belakang lover, soalnya cuma aku yang boleh pake nama itu. Cuma aku yang boleh miliki Jun. Cuma aku!

Aku juga yang boleh lihat badan seksi dia. Aku yang boleh belai muka dia, elus-elus ketiak dia. Kalau kami beneran jadian, aku mau dia yang pertama kali 'anu-anu'an sama aku. Aku rela, mami!!!

Mami pasti tersedak sekarang. Hahaha!!

Anaknya yang satu ini emang gak waras. Biarkan saja.

Aku bisa lihat dia dengan jelas sekarang ini sedang berdiri di belakang sekumpulan eek-eek yang teriak terlalu keras. "Go! Go! Airu! Go!" Sumpah, kupingku pegal dengerin mereka teriak terus. Gak capek apa? Eh? Aku juga lagi teriak, sih. Bedanya pake mic jadi gak sampe keluar urat. Nanti jadi bakso, mereka malah makin mau deketin aku. Aku gak mau!!

Apa hubungannya teriak dengan bakso? Oh, urat dan bakso maksudnya.

Bakso? Jadi laper. Sama kayak makan bakso yang pedesanya pake gak tanggung, badanku sudah keringetan karena panas, berdiri di lapangan yang penuh sama fans alay lebay alay gak jelas alay. Alay!

AishiteruWhere stories live. Discover now