Prolog

446 32 13
                                    

OUR HEARTS ARE HURTS
"PROLOG"
.
.
.
.
Check This Out
.
.

Aku mundur. Mulai sekarang, kakak boleh cari orang yang emang bener pantes buat kakak. Orang yang selalu mengerti kakak tanpa diminta. Orang yang selalu ada disaat kakak butuh. Maaf lagi-lagi aku nyakitin kakak.

Sent

Selang beberapa detik, terdengar bunyi sms dari ponsel tersebut

Maksud kamu apa sih, Alasan kamu ngomong kaya gitu apa Qiya? Kamu tau kan kakak sayang sama kamu tulus. Kakak bakal nerima semua yang ada di diri kamu! Kakak gak akan ngelepas kamu!

Qiya mendengus. Jari nya mulai menari diatas papan keyboard ponselnya

Kakak bakal tetep bertahan dengan sifat aku sekarang hm? Kenapa dulu gampang ngelepas tapi sekarang malah stuck sama perempuan kaya aku

Sent

"Maafin aku kak. Aku gamau dengan keadaan aku sekarang kakak malah makin tersakiti. Enggak berapa lama lagi kakak bakal tau semuanya." Qiya menjerit dalam hati, Sejujurnya ia tak sanggup harus melepas orang yang benar-benar menyayanginya. Tapi, Ego Qiya mengalahkan perasaan di hatinya.

Gimana pun sifat kamu kakak akan selalu bertahan Qiya. Kenapa kamu malah bawa masalah yang dulu? Bukannya kita udah sama-sama janji buat ngelupain itu semua? Kita udah sama-sama janji buat ngebuka lembaran baru. Kakak gak akan pernah ngelepas kamu Qiya inget itu. Gak akan!

Qiya menatap layar ponsel nya dan lapisan bening mulai menyelimuti matanya

Aku cape. Aku mundur.

Sent

Qiya mematikan ponselnya lalu melepaskan kartu nomor ponselnya dan membuangnya di tong sampah kamarnya.
Ia merebahkan dirinya dikasur miliknya, menarik selimut sebatas lehernya dan tertidur dengan hidung memerah dan mata sembab.

***

"Aah SHIT!" Maki Aji dan menendang kursi belajarnya

"Gue salah apalagi sih, Qiya?" gumamnya sambil memegang sebuah pigura foto ukuran 4R. Lalu mengambil ponselnya, tidak ada balasan sms dari Qiya. Aji mengetik nomor ponsel Qiya yang sudah ia hafal diluar kepala dan menekan tombol hijau

Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif

Hanya ada suara operator. Aji melempar kasar ponselnya ke kasur dan duduk disisi ranjang. Aji mengacak-acak rambutnya frustasi, menatap nanar foto dihadapannya dan mengusap nya

"Gue selalu sayang lo Qiya." lirihnya sambil memeluk foto itu

Ia teringat sesuatu, dan buru-buru mengambil ponselnya lalu mengetik sesuatu

Kak, Qiya udah tidur belum?

Sent

1 menit
2 menit

dan, ponsel Aji bergetar tertanda pesan masuk

Udah deh kayanya. Kenapa lo gak sms Qiya langsung aja sih?

Jari Aji kembali menari-nari diatas layar ponsel

Hp nya gak aktif. Sampein ke Qiya besok pagi gue jemput. Thanks ya kak

Sent

tak sampai 3 detik, ponsel Aji kembali bergetar

Iya gue sampein besok subuh deh ya

Aji tersenyum dan menyimpan ponsel nya di nakas disamping tempat tidurnya. Ia merebahkan dirinya di atas kasur lalu berusaha untuk tertidur.

OUR HEARTS ARE HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang