OUR HEARTS ARE HURTS
3. Flashback
.
.
.
.
.
Check This Out
.
.Qiya terduduk di sisi ranjangnya. Lagi dan lagi ia melamun. Rafa datang sambil membawa nampan berisi makan siang untuk Qiya. Sepulang bertemu dengan Aji tadi Qiya langsung masuk kamar dan mengunci pintunya. Beruntung, Rafa mempunyai kunci cadangan kamar Qiya.
"Makan dulu Qi." Ujar Rafa sambil menyimpan nampan makan siang Qiya di nakas sisi ranjang
"Gue gak laper." Jawab Qiya singkat
"Lo mau maag akut lo kambuh lagi? makan doang susah banget sih." Omel Rafa tapi Qiya menghiraukannya
"Cepet gue suapin Qiya!" Ujar Rafa gemas
"Gak mau kakak ih, gue gak laper!" Jawab Qiya sewot
"Gue laporin papa baru tau rasa lo!" Ancam Rafa hendak meninggalkan kamar Qiya
"Sana laporin gue gak takut!" Qiya menantang Rafa, Rafa hanya mendelik sebal pada adik perempuan nya itu, lalu meninggalkan Qiya. Saat di pintu Rafa berbalik dan menatap Qiya, Qiya menundukkan kepalanya dan menangis. Rafa buru-buru menghampiri adiknya itu.
"Lo kenapa?" Tanya Rafa panik sambil memeluk Qiya
"Apaan sih lo ih meluk-meluk." Jawab Qiya sambil mengusap wajahnya bekas menangis lalu tertawa pelan dan melepaskan pelukan Rafa
"Lo kenapa Qiya?" Ucap Rafa mengulang pertanyaannya
"Gue gak apa-apa kakak. Lo gak ngampus?" Tanya Qiya
"Dari jam 10 juga gue udah balik cuma ada 1 kelas." Jawab Rafa lalu melihat nampan makan siang Qiya, Qiya menatapnya seakan berkata "ada apa?" Rafa menunjuk nampan makanan Qiya dengan dagunya
"Iya iya gue makan." Jawab Qiya pasrah lalu mengambil nampan makanan di nakas dan mulai memakannya. Rafa tersenyum sambil menatap adik perempuan kesayangannya itu.
***
"QIYA!" Teriak seseorang dari ambang pintu kelas Qiya, Qiya yang sedang membaca novel pun melirik sebentar ke arah pintu lalu menghampiri orang itu.
"Ada apa?" Tanya Qiya
"Lo perlu kasih penjelasan sama kita semua!" Ucap salah satu dari mereka. Tinggi tubuhnya setara dengan Qiya tapi orang itu berpipi chubby dan namanya, April Mevianti.
"Penjelasan apa sih, Pril?" tanya Qiya bingung
"Ada satu hal yang belum lo ceritain sama kita Qiya. Pokoknya kita tunggu lo di halaman sekolah, awas kalau lo gak dateng!" Ancam Nayla, Nayla Niwidiyagustin nama lengkapnya cewek bertubuh jangkung itu menatap Qiya tajam. Tapi Qiya mengernyitkan dahinya bingung
"Udah deh Qiya Arranisa Elmasafar pokoknya kita tunggu lo sepulang sekolah nanti!" Tegas April
"Gue ada jadwal pemantapan." Jawab Qiya acuh
"Kita tunggu lo sampe lo pulang pemantapan, toh gue juga ada jadwal kok." Jawab Nayla
"Oke oke!" Ujar Qiya pasrah, sahabat-sahabatnya itu melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan kelas Qiya. Tak berapa lama setelah itu bel berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai, Qiya duduk di bangkunya. Alka tablematenya tersenyum manis pada Qiya, Qiya membalas senyum itu lalu duduk dan mengeluarkan buku cetak dan alat tulis mata pelajaran pertama.
***
"Qiya lo mau ke kantin gak?" Tanya Anisa menghampiri Qiya yang sedang merapihkan buku-bukunya
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HEARTS ARE HURTS
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya jika telah lama menjalin sebuah hubungan namun tiba-tiba tidak ada kepastian status apa yang tepat untuk hubungan itu? Hanya karena salah kata semua jadi kacau. Ini kisah Qiya dan juga Aji. Awal pertemuan mereka yang menyenangkan t...