6. Old Friends

141 13 0
                                    

OUR HEARTS ARE HURTS
6. Old Friends
.
.
.
.
.
Check This Out
.
.

"Nay," panggil Qiya pelan saat dirinya dan Nayla sedang duduk di koridor sekolah. Jam pelajaran sudah berakhir semenjak beberapa menit yang lalu dan kini, Qiya dan Nayla sedang menunggu Trita, Lana dan April

"Hmm?" Nayla berdehem sambil menatap Qiya yang menatap heran ponselnya

"Lo kenal sama kak Alwin?" tanya Qiya

"Alwin siapa?" Nayla mengernyitkan dahinya bingung

"Justru gue juga gak tau, dia ngeadd  line gue. Foto profil line nya sama kak Aji," jelas Qiya memperlihatkan layar ponsel nya pada Nayla

"Coba add back, siapa tau dia ada perlu sama lo." saran Nayla

"Kok perasaan gue gak enak ya?" gumam Qiya namun masih terdengar di telinga Nayla

"Jangan negative thinking Qi," pesan Nayla sambil menatap Qiya lembut, Qiya men-add back permintaan pertemanan dari Alwin dan beberapa menit kemudian Qiya menerima line dari Alwin

* * *

"Assalamualaikum.. kak Rafaaa!" Teriak Qiya saat membuka pintu rumahnya

"Berisik kak ih! Abang belum pulang ngampus." Omel Desta pada kakak nya. Qiya menghampiri nya dan duduk disebelah Desta yang sedang menonton TV.

"Ada apa sih nanyain abang?" tanya Desta penasaran

"Ntar sekalian gue ceritain kalau kak Rafa udah pulang biar sekalian ceritanya." ujar Qiya lalu menyandarkan tubuhnya di sofa. Tak berapa lama kemudian seseorang membuka pintu, Qiya dan Desta reflek menoleh

"Kak Rafaaaaaa!" teriak Qiya lalu menarik tangan Rafa untuk duduk bersama dirinya dan Desta

"Slow slow.. ada apa sih?" Tanya Rafa heran

"Kak, Des kalian mesti baca ini!" Titah Qiya sambil memberikan ponsel nya memperlihatkan chat dengan 'Alwin'. Rafa dan Desta berebut menerima ponsel Qiya, namun akhirnya Rafa yang berhasil, Desta menghela nafas.

"Fuck!" Umpat Rafa saat selesai membaca chat Qiya dengan Alwin

"Apaan sih?" Desta merebut ponsel Qiya dan langsung membaca chat Qiya dengan Alwin

"Berani-berani nya ya tuh cowok satu! Awas aja kalau gue sampe ketemu dia, gue abisin sampe gak tersisa!" Ucap Rafa penuh penekanan dan emosi

"Gue ikut bang." Ujar Desta sambil menyerahkan ponsel Qiya pada pemiliknya

"Jangan please!" pinta Qiya sambil menahan tangisnya

"Lo itu bego atau apa sih Qi? Masih gak nyadar aja ya lo disakitin cowok macam gituan!" Bentak Rafa

"Udah berapa lama Qi berapa lama hm?" Lanjutnya sambil menatap Qiya tajam, Qiya hanya menundukkan kepala masih tetap menahan tangisnya

"Hebat banget ya dia nyembunyiin ini, mulus banget sampe lo gak tau dan gak pernah curiga sama dia! Betapa bodohnya adik gue." ujar Rafa santai

"STOP KAK!" bentak Qiya lalu air mata mengalir deras dari matanya, ia menatap kakaknya lalu beralih menatap Desta

"Gak perlu lo ngatain gue bodoh." Ucap Qiya pelan lalu berlari menuju kamarnya

"Itu keterlaluan bang," Ujar Desta

"Si brengsek itu yang keterlaluan, Des! Dia nyakitin adik gue tanpa rasa bersalah sedikitpun." Ucap Rafa

OUR HEARTS ARE HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang