"OUR HEARTS ARE HURTS"
8. "Terungkap"
.
.
.
.
.
Check This Out
.
.Qiya mengerjapkan matanya, menarik nafas perlahan dan bangun dari tempat tidurnya. Hari ini hari Sabtu yang berarti tidak ada kegiatan belajar-mengajar. Qiya segera membereskan tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi, Qiya berpakaian dan menunaikan shalat subuh.
"Qiy, bangun lo! Jogging yuk?" Ujar Rafa menggedor pintu kamar Qiya
"Bentar kak, baru beres shalat nih," Qiya melipat mukena dan sajadah nya lalu membukakan pintu untuk Rafa
"Jogging yuk?" Ajak Rafa lagi
"Hm, males gue." Tolak Qiya
"Lo mau tinggi gak? Jangan diem mulu napa, gendut tau rasa lo." Cerocos Rafa sambil memukul kening Qiya pelan
"Alah bang, badan kak Qiya kayak triplek gitu mah lama gendutnya," Celetuk Desta saat melewati kamar Qiya
"Gak sopan lo ya Des," Qiya memandang tajam Desta. "Ya udah, tunggu dibawah. Gue mau ganti celana dulu."
* * *
"Kak, pengen minum dong haus nih," Rengek Qiya saat mereka sedang memutari taman komplek
"Beli sana lo sendiri," titah Rafa
"Gak bawa uang." Jawab Qiya memasang wajah polosnya
Rafa mendelik sebal lalu merogoh saku celana training nya, "Nih!" Rafa menyerahkan selembar uang berwarna hijau pada Qiya, Qiya menerimanya lalu meninggalkan Rafa dan Desta
"Mang, air mineral botol nya 3 ya! jangan yang dingin," Ujar Qiya. Sang penjual mengambil 3 botol air mineral lalu memasukkan nya kedalam keresek
"12 ribu neng." Ucap sang penjual, Qiya menyerahkan uang yang diberi Rafa tadi dan menerima kembalian. Saat Qiya berbalik, Qiya menabrak seseorang
"Qi-ya?" ujar orang itu
"Eh?" Qiya gelagapan lalu tersenyum tipis, senyum tak ikhlas lebih tepatnya
"Kamu olahraga sendiri?" Tanya orang itu
"Engga kok. Duluan ya kak!" Jawab Qiya lalu berlari sangat cepat
Aji tersenyum, ingin sekali ia memeluk gadis itu. Tapi tangan nya tadi serasa kaku. Iya, orang yang ditabrak Qiya atau lebih tepatnya bertabrakan dengan Qiya tadi adalah, Aji.
* * *
"KAKAK!! DESTA!!" teriak Qiya tergopoh-gopoh
"Apaan sih lo? kenapa? jangan bikin gue panik, bisa?!" protes Rafa sebal
"Tadi-hh.. gue aduh-hufff." Qiya masih mengatur nafasnya
"Kenapa sih kak? Kayak abis ketemu setan aja," Dumel Desta
"Iya, emang ketemu setan." Gerutu Qiya yang sudah mengatur nafasnya agar kembali normal
"HAH?!" Rafa dan Desta sontak berteriak dan memeluk satu sama lain
"Weitss, apaan sih lo meluk-meluk gue?" Nada bicara Rafa naik satu oktaf
"Abang juga yang meluk gue." Desta tidak mau mengalah lalu mengambil sebotol air mineral di bungkusan yang dibeli Qiya
"Udah deh jangan debat, ih!" Qiya menatap sinis kakak dan adiknya itu
"Loseriusanliatsetan?" Rafa bertanya cepat tanpa spasi, titik, koma
"Hah? Orang utan?" Desta menatap heran abangnya itu
"Budek ya lo! Lo seriusan liat setan, Qi?"
"Tadi gue ketemu kak Aji." Ucap Qiya lalu meminum air mineralnya
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HEARTS ARE HURTS
Teen FictionBagaimana rasanya jika telah lama menjalin sebuah hubungan namun tiba-tiba tidak ada kepastian status apa yang tepat untuk hubungan itu? Hanya karena salah kata semua jadi kacau. Ini kisah Qiya dan juga Aji. Awal pertemuan mereka yang menyenangkan t...