Entahlah

550 42 5
                                    


"Ada berita baru nih..."ujar lelaki dengan jaket biru menghampiri ketiga temannya yang kini duduk di meja sebuah kantin

"Berita baru apa bro?" tanya seorang lelaki dengan mengunyah mie ayam yang baru saja masuk pada mulutnya

"Berita heboh, tidak, bukan saja heboh tapi sangat sangat heboh seantero kampus kita."ujarnya dengan mengatur nafas yang ngosngosan setelah tadi lari-lari demi menemui ke-3 temannya

"Yaelah, lo tuh cowok, jangan jadi penyebar gosip lex, terutama jika lo mau jadi banci." ujar seorang lelaki berwajah arab

"Suer deh, ini bukan gosip, ini tuh fakta bukan opini, you know?" belanya

"Oke oke terserah lo."

Alex duduk di antara Anatan dan Duck

"Kalian tau cewek lugu anak manajemen yang kini semester 3?"

"Banyak cewek lugu di sana? So, kami gak tau." ujar Duck dengan melahap kembali mie ayam miliknya

"Tidak, maksud gue bukan lugu tapi cupu, iya bisa di bilang begitu jika dilihat dari tampilanya."

"Rose?" tanya Malik, Anatan menoleh ke arah Alex, sedangkan Alex mengangguk dengan menelan ludahnya

"Kenapa?"tanya Anatan

"Gue gak nyangka dia itu memiliki kepribadian ganda." ujar Alex

"Gue paling males dengan omongan yang berbelit-belit, so bisakah lo to the point?" ujar Duck dengan tidak bergeming dari mengunyah

"Dia itu sejenis manusia yang memiliki kepribadian ganda, kalian tau apa maksud gue?"

"Mana gue tau tolol, lah dari tadi ngomong lo di sana mulu." ujar Malik

"Kalian tau dia itu adalah," Alex mencondongkan tubuhnya "dia itu seorang pelacur, bukan gosip tapi gue lihat sendiri tadi malam di club black one." ujar Alex

"Serius?"teriak Duck dengan mulut penuhnya, sedangkan Anatan dan Malik melotot tak percaya

"Benar, cewek yang selalu kita buly itu adalah seorang pelacur."ujar Alex

"Ah sayang, hati gue..."ujar Duck dengan menekan dadanya

"Kenapa? Jangan bilang lo suka pada cewek itu?"

Duck menunduk sendu, dan menghentikan aksi makannya

"Jangan bercanda lex, gak lucu." kata Anatan

"Iya, mana mungkin perempuan cupu seperti dia seorang pelacur." ucap Malik

"Terserah, yang jelas gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kemarin malam, dia menuangkan wine pada gelas seorang om om, dan kalian tau pakaianya itu loh..."

"Maaf."

Ke-4 cowok menoleh ke sumber suara, terlihat perempuan dengan kaca mata tebal berdiri di samping Malik

"Emm... Kak Anatan, emm... Em... Mr Susanto menitipkan pesan untuk mu, beliau menyuruhku untuk menyampaikan pasan pada mu emmm.. Pesan emm.. Pesan..." Rose gelagap dan bergumam sendiri merutuki perkataanya yang berbelit belit "Mr Susanto menyuruhmu untuk menemui beliau sekarang di ruanganya, iya, ruanganya."

Duck, Alex dan Malik menatap Rose sedangkan Anatan? Dia hanya menatap mie ayam milik Duck yang kini tinggal setengahnya

"Kemarilah." perintah Anatan, Rose gelagap, tentu saja dia takut dengan ke-4 kakak kelas di depannya ini, tentu saja takut karena mereka selalu membuly-nya. Tapi kini bukan itu yang membuatnya gelagap tapi karena Anatan menyuruhnya mendekat dan itu sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya, apalagi jika mereka mendengar suara detak jantungnya bisa gawat.

"Lo tuli? Gue bilang kemarilah."bentak Anatan dengan sorot mata tajam membuat tubuh Rose bergetar, seakan ada magnet dasyat Rose mendekat ke arah Anatan. Anatan berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Rose, kemudian ia mencondongkan tubuhnya ke arah telinga Rose.

"Gue butuh kepuasan saat ini, bisakah lo datang nanti sore ke apartemen gue?" bisik Anatan kemudian menatap wajah Rose sekilas "lo butuh uang berapa? Gue bayar, jika lo bersedia datanglah jam 7 malam, oke."
Rose bergetar sedangkan kedua tangannya meremas bajunya "bukankah lo wanita panggilan? Pelacur? Jalang? Ah sama saja, pokoknya sama aja intinya. Jadi datanglah Ayam kampus." bisik Anatan dengan penuh penekanan pada kata Ayam kampus membuat tubuh Rose bergetar, sedih, marah dan benci menjadi satu

"Oke bro gue pergi dulu."ujar Anatan dan pergi meninggalkan ke-3 temannya yang menatap Anatan aneh dan Rose yang tidak bergeming dari tempatnya.

"Kenapa dia selalu mengangap gue ini murahan, Vi." lirih gue yang kini duduk di lantai menghadap Viola yang tidak berdaya oleh ikatan-ikatan buatan gue.

"Ah... Curhat lagi, menyebalkan."ucap gue dengan menghapus air mata ini. "Sebenarnya gue benci dengan namanya curhat, gue lebih suka memendamnya sendiri Vi," gue mendengus pasrah "tapi... Tapi gue sudah gak kuat, Vi. Dia selalu menganggap gue murahan, walau kenyataanya itu benar, beberapa gelar gue sandang dari mulutnya, dan yang paling gue benci—"
Gue menjeda dengan mengatur napas karena ingusan gue menghalangi pernapasan gue, seakaan tercekat.
"Yang paling gue benci disaat dia mengajak gue tapi perkataanya seolah bukan ajakan tapi berupa hinaan dan tadi siang terulang lagi hiks hiks..." gue gak sanggup, sungguh gue gak sanggup meneruskan percakapan ini, Viola tidak merespon gue karena dari tadi dia hanya membatu melihat gue, apa dia kasihan? Oh menyebalkan kenapa gue harus di kasihani, ini ke 5 harinya Viola dalam ikatan gue, entah kenapa gue ingin Viola ikut dalam kebiadaban gue

"Tidurlah."

****

"Terus rencana lo bagaimana jika lo gak kerja disana lagi?" ucap Deva si Doktor jadi-jadian walaupun sebenarnya dia itu asli Doktor, tapi Doktor hewan, kini gue datang ke kliniknya

"Gue juga gak tau, Dev." gue menghela napas pasrah "mungkin gue harus off dulu dua hari ini."

"Kenapa? Apa ada masalah lain? Bukankah lo baik-baik aja tidak bekerja di sana?"

"Bukan itu, tapi gue harus cari cara lain buat menghancurkan mereka."

"Maksud lo? Bukankah rencana lo selama 3 tahun ini sudah tertata rapi? Terus kenapa cari cara lagi?" ujar Deva, dan pertanyaan itu juga terjadi pada otak gue, Deva seorang doktor hewan yang membuka klinik di daerah terpencil ini teman gue satu-satunya yang tau tentang gue, karena dia ikut andil menjaga dan melindungi gue saat beberapa tahun lalu gue kabur dari rumah orang tua gue.

"Entahlah."ucap gue, kemudian pergi dari hadapanya

"Hei Rose? Lo utang cerita ke gue."

"Gue balik dulu." teriak gue tanpa  langkah kaki gue ini berhenti.

Dua kata buat kalian Maaf dan Terimakasih, maaf karena terlalu lama gak update, karena sibuk banget di dunia nyata dan makasih karena udah luangin waktunya tuk baca+voment ye!? ;)

Oke dah jangan silent readers ye :( tapi gue juga gak maksa tuk minta vote dari kalian, setidaknya kalo kalian gak suka cerita ini kasih gue komentar berupa kritik plus sarannya, tapi yang sopan ye...

Setelah kasih gue kritik dan saran kalian out dari DS ini, bereskan, beres? Iya tentu beres, walaupun belum beres buat gue karena gue harus mengolah hasil kritik dan saran dari kalian.

Ah muter muter mulu. Intinya gue gak menerima silent reader oke!? Oke-in aja lah...

Oke vote dan komen yuk!? Jangan jadi silent reades...

Deamon SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang