Peduli

831 61 7
                                    

Peringatan part ini untuk 18+

Bagaikan pahatan  tubuh seorang Algojo panggilan gue pada otot-otot perut Jean yang kini sedang gue raba. Gue gak pernah menyangka bahwa selama ini tubuh indah ini selalu menyentuh kulit gue.

Jean mengantarkan gue pulang saat gue mengajukan surat penggunduran diriku, dia marah gue berbuat konyol seperti itu. Dia menarik gue pergi dari kantor yang berakhir dengan olah raga panas di apartemen gue.

" Jean ?" tanya gue yang kini memeluk tubuh telajang bidangnya dan meraba lembut perut dengan ukiran indahnya

" hemm?"

" Jean apakah kita akan seperti ini terus?" iya gue memang munafik tentang ini karena sebenarnya gue menikmati sentuhan Jean tapi gue takut, takut terlalu jauh menyakiti Dea.

" iya tetap seperti ini sayang karena aku mencintaimu."

Bentuk pengungkapan perasaan yang membuat tubuh gue menegang

" aku sangat mencintaimu, Rose."

Gak salah lagi kata sialan itu terlontar juga dari mulut Jean.

" tapi aku tidak mencintaimu Jean." iya gue jujur kalo gue benar-benar tak mencintai Jean, gue hanya mencintai perhatianya dan uangnya saja.

" iya aku ma'lumi kalo kamu tidak mungkin mencintaiku karena Dea masih di posisi yang seharusnya itu posisi kamu." jawab Jean salah besar karena aku tak sedikitpun ingin menjadi di posisi Dea.

" Jean kenapa kau tidak menginginkan aku berhenti dari kantor?"

"Sudah aku bilang dari awal kalau Aku tidak suka kau bekerja di club itu. Dan kau tau kalau cari pekerjaan itu susah Rose."

" tapi di sana ada Anatan, Jean. aku sangat sulit untuk melanjutkan misiku Jika dia ada disana."

" kenapa sulit? Bukankah itu sangat menguntungkan mu, Rose. Kamu bisa leluasa melakukan misi itu padanya."

Sial benar juga kata Jean. Gue bisa leluasa melakukan apapun untuk Anatan tapi entah kenapa kata-kata Anatan tadi pagi, kalo ia tidak akan membiarkan gue lolos membuat perasaan gue sedikit takut. Shit mana Rose yang tak kenal rasa takut?

" aku gak mau kamu bekerja di club lagi karena aku selalu menghawatirkanmu."

Inilah yang gue suka dari Jean bentuk peduli dan perhatianya membuat gue tenang dalam pelukannya.

" Rose?"

" hemm.."

" kita lanjutkan rode ke 2."

Jean membalikan tubuhnya kemudian menindih gue hingga kini berada di atas tubuh gue kemudian mencium bibir gue dengan lembut. Seperti inilah yang gue benci dari Jean. Mencintai gue tapi tidak menghormati tubuh gue.

Jean kini beralih mencium leher jenjang gue dengan penuh nafsu.
Gue menggeliat dan mendesah saat Jean menyentuh bagian inti diri gue.

" Jean?" 

" hemmm."

" pulanglah ini sudah sore, aku takut Viola pulang dari kantor." kata gue dengan menggeliat nikmat karena ulah Tangan Jean yang meraba setiap inci tubuh polos gue

Jean menghentikan aksinya dan menatap mata gue dengan mata penuh gairahnya, dia tersenyum kemudian mengecup kening gue lembut

"Baiklah aku pulang, sayang." Jean bangun dan beranjak pergi mengambil baju yang berserakan di lantai dan melenglang masuk ke kamar mandi.

***

"Rose, gue benci pada lo."

Nonton tv dalam tatapan kosong gue terganggu oleh kecohan seorang wanita dengan bercak pinggang berdiri di ambang pintu.

Deamon SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang