Ke-2

779 51 13
                                    

Thanks yang udah baca dan ngasih vomentnya itu artinya mari kita lanjut lagi ye....

Capcusss deh....

Perasaan aneh yang membuat sekujur tubuhku hangat dalam dekapannya dan hanya tuhan dan dunia yang tau apa arti semua ini.

"Aww." ringis Anatan saat gue mengoleskan obat luka pada goresan-goresan luka yang membuat darah segar mengalir dengan deras dari beberapa luka di ke dua tangannya.

"Maaf tuan."

"Tidak, makasih Rose."

Ada perasaan iba dan juga senang menjalar di seluruh tubuh gue melihat kegilaan Anatan seperti ini apalagi melihat Darah segar di kulitnya bercucuran tadi.

Dengan telaten gue mengobati dan membalut semua luka Anatan.

Terasa aneh saat gue mengobati lukanya dengan tatapan Anatan yang tak henti melihat gue, gue tau dengan ekor mata gue.

"Rose makasih." Anatan tersenyum saat gue selesai mengobati lukanya dan beranjak pergi menuju meja kerja gue, aneh ada sesuatu yang aneh dengan senyumnya Anatan pada tubuh gue.

"Sama-sama."

****

Pukul 6 lewat 10 menit gue pulang menuju apartemen gue dengan jalan gontai karena lelah dan lesu,

Hari ini gue gak bareng dengan Viola alasannya karena Viola tidak masuk kantor karena mempersiapan semua pernikahaannya yang akan diadakan 40 hari lagi, ternyata waktu cepat juga berlalu.

Ting..

Pintu lif terbuka, segera gue keluar dan sebuah penampakaan yang gue tunggu-tunggu 2 tahun lalu sedang bersandar di pintu Apartemen gue. Malik lelaki so alim yang masuk pada rentetan buku hitam gue.

"Maaf anda menghalangi jalan saya." ucap ramah gue padanya
Malik menatap gue dengan sedikit terkejut.

Apa? Gue lebih cantikkan Malik dari perempuan menyedihkan yang lo hina dulu?

"Rose?"

"Iya? kau mengenalku?"
Cara alami gue pura-pura tak kenal, langkah awal mendapatkan ikan segar

"Lo gak mengenal gue?" tunjuk Malik pada diri sendiri. Tentu saja gue mengenal lo bajingan. "Aku Malik, kita dulu satu kampus."

"Owhhh Kak Malik yang selalu ikut olimpiade Internasional Fisika?" sekaligus lelaki bajingan yang menghancurkan perempuan menyedihkan.

"Iya benar, ternyata kamu masih inget."

"Tentu dong gue mengingatnnya sang kakak kelas yang selalu membawa nama baik Universitas kita." gue ingat lo karena lo udah membuat luka besar di perasaan gue.

"Kamu bisa aja."

"Emang itu fakta kak, oh iya kakak sedang apa di depan pintu kamarku?" tanya gue

"Aku sedang menunggu Viola."

"Kamu mengenal Viola?"

"Aku calon suaminya, Viola gak ngasih tau kamu?"

Astaga ternyata My Charming yang selalu Viola bahas adalah Malik, kenapa gak dari dulu gue tau? Tau begini kan gue gak susah-susah cari bajingan ini.

"Emmm jadi kamu toh my charming kebanggaan Viola itu? Selamat iya kak Malik."
Selamat datang di kehidupan lubang gue.

"Terimakasih Rose."

"Kenapa tidak masuk aja."

"Gak Rose, makasih. aku tunggu disini saja."

***

Deamon SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang