(H) Unpredictable

57 13 0
                                    

Ini happy ending ☺
----------------------------------------

"Alin, apa benar kau dan Lio tidak memiliki hubungan apa-apa?" Seorang gadis berambut lurus berwarna pirang sebahu itu menyeringai penuh canda sambil bertanya pada Alin yang sedang menikmati bakso kesukaannya

"Tidak. Kau ingin kumasukkan bakso sebesar ini ke mulutmu, hah?" Ujar Alin sambil mengacungkan bakso berukuran besar yang ditusuk menggunakan garpu kepada Aya "Dasar kurang kerjaan" sambung Alin ketika menatap wajah tanpa dosa Aya

"Ayo masukkan kemulut ini, jika kau mau baksomu berkurang satu" balas Aya sambil membuka lebar-lebar mulutnya

"Dasar menjijikkan" Alin mendengus sambil melanjutkan menyantap bakso yang sedang berada didepannya

"Aku ingin makan mie instant, apa kalian juga ingin mie instant? " Aya melirik teman-temannya yang lain sambil bangkit untuk berdiri memesan mie instant yang baru saja diucapkannya

"Tidak. Itu bisa membuatku gemuk" dan jawaban dari salah satu temannya itu sukses membuat Aya tertawa terbahak-bahak

"Kau takut makan mie instant hanya karna kau tidak ingin berat badanmu bertambah?? Sungguh memalukan" Ujar Aya disela-sela tawanya "Lagipula kau akan gemuk jika kau memakan 10 mangkuk mie instant" Ia berlalu meninggalkan teman-temannya dan Alin yang sedang sibuk dengan semangkuk bakso yang ada dihadapannya. Ooh tidak, ini adalah mangkuk kedua sedari tadi saat ia mengetahui bahwa dosennya tidak masuk dan hanya memberi tugas. Alin adalah anak yang rajin, tentu saja ia dengan cepat menyelesaikan tugas tersebut tanpa cela sedikitpun

Setelah selang beberapa menit, Aya kembali dengan mie instant dan sebuah teh botol sosro yang dibawanya dengan baki. Ia berjalan lambat karna ia takut mie instantnya akan jatuh dan itu bisa membuat ia menahan air liur kembali untuk menunggu mie instant berikutnya "Kenapa kalian tidak masuk?" Aya duduk ditempatnya tadi.

"Dosen sakit. Ia hanya menitip tugas dan you know lah Alin sangat ahli dalam pelajaran apapun"

Aya memutar bola matanya dan melirik Alin yang sedang mengahapus bekas-bekas kuah bakso dari dibibirnya.

"Jika ia tidak ahli dalam pelajaran, maka ia tidak akan bisa ke London bulan depan"

"Kau benar sekali" Alin melirik Aya yang kini telah duduk disampingnya.

"Hoo kau mulai sombong sekarang, ya?" Aya memukul kepala Alin dengan sendok yang baru saja ia gunakan untuk menyantap mie instant rasa kari ayam itu.

"Tentu saja aku sombong. Aku pintar" Jawab Alin seraya mengeluarkan tawanya yang kedengaran sangat besar.

"Jika aku rajin maka aku juga akan pintar sepertimu" seru Aya dengan nada ketus.

"Coba saja kalau bisa. Kau selalu meminjam bahanku dan karna itu kau mendapatkan nilai rendah. Dan kau juga selalu mengganti bahanmu yang tentu saja tidak lebih baik daripada bahanku"

"Terserah kau sajalah. Yang penting pintarmu tidak murni" Aya bangkit dari duduknya dan berlalu menuju tempat pemesanan makanan dikantin kampusnya. Alin terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Aya, karena ia memesan mie instant untuk kedua kalinya.

"APA KAU GILA?! KAU BISA MATI JIKA MAKAN MIE INSTANT TERUS MENERUS!!" Dan teriakan Alin terdengar oleh semua orang yang sedang makan ditempat itu.

***

"Hei!"

Aya meneriaki seorang lelaki yang sedang berjalan kearah gerbang kampus sambil mendengarkan music dari ipod-nya. Lelaki itu tidak menyadari dirinya sedang diteriaki oleh seorang gadis manis berkulit putih itu. Ia masih larut dengan music yang didengarkannya melalui earphone berwarna putih tesebut. Karena tak juga mendapat respon Aya memutuskan berlari kecil menuju lelaki itu dan menepuk pundak kirinya. Lelaki tadi meringis seraya menoleh kebelakang mencari tau siapa yang telah berani menepuk pundaknya sekeras itu. Dan ia mendapati Aya dengan wajah polos sedang menatapnya.

STORY [ShortStory] Where stories live. Discover now