It's Daisy

7 5 0
                                    

Saat itu bulan enam, ketika itu aku tidak sengaja melihatmu disebuah sekolah yang berada dikota ini. Kamu mengenakan gaun santai warna biru bermotif daisy, dan ku pikir ini cukup membuatku dapat mengingatmu dengan baik. Aku bertanya-tanya, apa yang kamu lakukan disekolah itu? Apa kamu akan melakukan tes masuk kuliah sepertiku juga? Dan aku sempat memanjatkan doa pada Tuhan ketika itu. Dan benar saja, kita bertemu dan berpapasan keesokan harinya. Saat itu kamu mengenakan kemeja putih, dan anehnya kamu tidak mengenakan rok seperti layaknya gadis lain, kamu juga mengenakan kokarde seperti yang kumiliki, ditemani dengan papan ujian juga pensil dan penghapus sebagai pelengkapnya. Dan satu kata untukmu ketika dalam balutan kemeja itu. Cantik.

Saat itu bulan tujuh, tidak ada yang special. Yang ada hanya ingatanku yang melayang tentangmu. Namun wajahmu telah sedikit pudar diingatan, mengingat kita yang berpapasan barang sekali. Aah, bodoh! Harusnya kemarin aku meminta kenalan denganmu? Atau aku minta saja kontakmu? Mengingatmu saja membuatku gila.

Saat itu bulan delapan, aku lulus pada universitas yang ku inginkan. Cukup memuaskan, mengingat usahaku yang asal-asalan dalam belajar. Tapi, ingatanku tetap tertuju pada gadis bergaun daisy yang kulihat bulan enam. Kenapa aku sangat berharap kita dapat bertemu saat itu? Padahal kenyataannya adalah aku tidak memiliki satupun akses untuk menemui atau menghubungimu. Kau membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sekarang bulan sembilan, dan kamu tahu? Kita berada dijurusan yang sama. Apa itu sebuah kebetulan atau takdir? Mengingat kamu yang tidak pernah absen dari mimpi dan ingatanku. Saat itu kamu menggunakan... Gaun daisy lagi? Tapi kali ini berbeda, kamu mengenakan gaun daisy berwarna putih. Ya Tuhan! Kamu semakin menawan dalam balutan gaun itu!

"Sedang memperhatikan gadis itu?" seseorang menepuk pundakku dan tentu saja aku menoleh kebelakang.

"Manis bukan?" ujar temannya. Aku mengangguk sambil tersenyum.

Kamu berjalan kearah parkiran. Aku mengikutimu dari belakang sambil mengendap-endap. Nyatanya, kamu menyadarinya dan menoleh kebelakang.

"Hai, kamu mengikutiku?" bukannya takut, kamu malah menyapaku dan menunjukkan senyum termanismu.

Aku menggaruk kepala, lalu mengangguk "Aku pikir kita belum kenalan"

"Kita pernah berpapasan? Di sekolah tempat tes dulu?"

Wah! Kupikir hanya ingatanku saja yang masih terpatri tentang beberapa bulan yang lalu, ternyata kamu juga "Iya. Saat itu kamu menggunakan gaun daisy berwarna biru"

Kamu mengangguk sambil menatapku kagum "Benarkah, kamu ingat? Terima kasih, aku tersanjung" kamu berterima kasih lalu mengulurkan tanganmu
"Kenalan?"

Aku gelagapan, mengesek-gesekan telapak tanganku pada baju yang ku kenakan bermaksud agar dapat membersihkan tanganku, lalu menjabat tanganmu "Daisy" ujarmu. Setelah mendengar namamu, aku sempat berfikir kalau kamu main-main. Tapi kutepiskan ketika aku melirik pada kalung yang kamu kenakan, its Daisy too!

Aku menyebutkan namaku. Dan kita tersenyum secara bersamaan. Kamu pamit untuk memasuki mobilmu "See you again, Daisy!" ucapku membuatmu tersenyum padaku untuk yang kesekian kalinya. Dan aku merasakan bahwa ini seperti sebuah De Javu.

Ketika kamu telah keluar dari parkiran kampus baru kita, sebuah mobil lain menabrak mobil yang kamu kendarai dari arah yang berlawanan. Aku mengejarmu secepat yang aku bisa, dan berusaha mengeluarkanmu dari mobilmu yang telah berasap membuat nafas sesak. Kamu tersenyum dipangkuanku, menyentuh pipiku dengan tanganmu yang kini berlumuran darah. Tanganmu yang lainnya kini menarik paksa kalung bertuliskan 'Daisy' dari lehermu, memberikan padaku lalu kamu bergumam "Simpan ini, kita akan bertemu dikehidupan selanjutnya"

Dari sana aku menyadari sesuatu, bahwa kita pernah bertemu dikehidupan sebelumnya.

Kamu menutup matamu, dan meninggalkanku menuju surga penuh daisy seperti yang kamu impikan pada pertemuan kita dikehidupan sebelumnya.

STORY [ShortStory] Where stories live. Discover now