Aku diam-diam melirik kearahmu. Memastikan kalau kamu memang benar-benar ada dihadapanku, sedang menyesap teh es manis kesukaanmu, mengenakan hoodie hitam yang ku ketahui adalah kesukaanmu, dan sesekali melirik pada ponsel pintar milikmu. Kamu terlihat semakin tampan dari delapan tahun yang lalu, tentu saja. Wajahmu juga terlihat semakin dewasa. Dan di benakku sedang bertanya-tanya, apa dua tahun kepergianmu ke negri orang membuatmu menjalin cinta dengan gadis lain? Seperti layaknya ketika aku memilih meninggalkanmu sekitar empat tahun yang lalu, aku juga masih ingat kala kau menjalin hubungan dengan seorang gadis kecil berparas imut dan menggemaskan. Dan itu cukup membuatku gila.
"Bela-belain ke Bandung, mau ngapain?" Kamu mulai bersuara, mengangkat kepalamu lalu melirik sebentar ke arahku.
Aku gelagapan. Rasa gengsiku sudah cukup mengalahkan perasaanku selama delapan tahun ini, dan itu adalah alasan yang tepat untukku mengatakan kalau bukan kamu alasan keberadaanku disini "Mau ketemu Safira"
Sudut bibirmu terangkat "Lalu?"
"Ketemu Raya?" Jawabku lagi seadanya.
Kembali, senyummu mengembang dan aku bisa merasakan kalau tatapanmu menghujamku "Lalu? Masa cuma itu?"
"Yaaa ... " Tanganku beralih mengangkat gelas dan menyesap sisa air didalamnya "Cuma itu. Nggak ada yang lain"
Lalu, sebuah harapan melayang begitu saja.
-Jihad Bahari
JeNote :
Kalau kalian bisa merasakan sebuah pesan yang ada didalamnya, kasih tau, ya!
YOU ARE READING
STORY [ShortStory]
Short StoryKita pernah berada dalam satu cerita Dan kau tak bisa pungkiri itu Pasal (2) ayat (1) : "Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah su...