Chapter 3

389 28 15
                                    

Baca aja dulu~

****

Tidak habis-habisnya aku berpikir darimana penyusup ini datang. Aku yakin seratus persen kalau aku sudah mengunci semua pintu di rumah ini. Kecuali kamar tidurku yang saat itu masih terbuka. Tapi itu pun tidak mungkin terjadi karena jendela kamarku sudah kututup dengan rapat. Lalu dari mana orang ini masuk ke rumahku?

Aku melupakannya sebentar untuk pergi mandi. Aku mengambil mantel itu untuk menyingkirkannya. Tapi aku memperhatikannya sebentar. Lalu aku mengendusnya.

Aku terdiam membeku.

Demi apa pun! Aku hanya menghirup bau mantel ini dan tahu-tahu aku merasakan sesuatu yang aneh. Bau ini sungguh menggodaku. Wanginya seperti ingin membawaku ke surga. Aku menutup mataku dan kembali
menghirup wangi mantel itu. Ya ampun! Aku tidak kuat hanya dengan menghirup wanginya. Rasanya aku ingin bertemu orang yang memiliki mantel ini. Entah kenapa wangi ini menarikku ke suatu tempat di dalam pikiranku. Sesuatu yang nyaman. Benar-benar nyaman. Aku menghirupnya kembali. Lalu menghempaskan nafasku secara perlahan. Bahkan aku tidak rela melepas nafasku melewati mulutku begitu saja. Baunya begitu menawan.

"Seperti itu?"

Aku tersadar dengan kaget, menjatuhkan mantel itu ke lantai kamar mandi. Buru-buru aku mengambil mantel itu dan menaruhnya di atas nakas yang berdekatan dengan wastafel. Aku menatap diriku di kaca sambil berpikir, apa aku benar-benar mendengar suara itu?

Tidak-tidak. Aku yakin itu hanya imajinasiku saja. Tidak ada siapa-siapa di rumah ini. Hanya Bella dan aku. Tapi bagaimana kalau laki-laki itu masih ada di rumahku?

Ya ampun, kenapa baru terpikirkan sekarang?

Aku buru-buru berjalan ke arah shower dan mulai melepas bajuku. Saat aku melepas celanaku, aku baru sadar akan satu hal. Kalau lukaku terlihat merah. Di sekitar lukaku masih terlihat bekas-bekas obat merah yang mengering di lututku. Ini artinya, orang misterius itu juga mengobati lukaku.

Dan poin penting dari semuanya adalah, orang ini tahu kalau aku sedang terluka, orang ini tahu aku sendiri, orang ini mengetahui Bella dan dia mengetahui kehidupanku. Siapa orang ini?

Aku memegang kepalaku. Rasanya kepalaku akan pecah dalam hitungan detik. Dan aku harap itu benar-benar terjadi.

Setelah pakaianku terlepas semua aku menutup pintu tempat aku akan bermandi di bawah pancuran shower. Kini aku harus membersihkan badanku, menenangkan pikiranku. Aku tidak mau hari Bella yang sedang cerah menjadi rusak hanya karena masalah yang sedang aku hadapi sekarang.

Saat aku sedang mengelap tubuhku menggunakan handuk, sebuah bayangan terlihat bergerak di luar pancuran ini. Buru-buru aku memasangkan handuk ke tubuhku dan keluar dari pancuran untuk melihat keadaannya.

Tidak ada siapa-siapa. Tapi tadi aku benar-benar melihat sebuah bayangan, bergerak di luar pancuranku. Dan sekarang, tidak ada apa-apa.

Tapi tunggu sebentar.

Aku berjalan ke arah nakas. Dan melihat apa perubahannya. Mantel laki-laki itu sudah tidak berada di sana lagi.

****

"Aku akan pergi ke super market, kau mau ikut?" tanyaku memastikan.

"Ya, banyak yang harus kubeli," jawab Bella.

"Sama," balasku. "Kau bawa mobilmu?"

Bella mengangguk sambil menggoyangkan kunci mobil yang kini berada di tangan kanannya. Aku tersenyum padanya dengan hangat.

Kami sama-sama berjalan keluar pintu rumahku. Tidak pernah terlupa olehku untuk menguncinya kembali. Lalu kami berdua berjalan ke mobil Bella dan menaikinya. Dalam hal ini, Bella yang menyetir mobil Audi R8-nya.

Kill MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang