Chapter 5

322 16 14
                                    

Itu sebuah Ecosse FE Ti XX

Kau tahu apa itu? Ya, memang motor dan juga terlihat kuno.

Tapi, kau tidak tahu kalau motor itu masuk ke dalam peringkat lima besar motor termahal di dunia. Dari informasi yang aku dapat, motor ini hanya dicetak 10 unit saja. Dan, si vampir ini punya. Bagaimana bisa? Ini adalah motor terkuat yang pernah ada. Tentu! Hampir setiap bagian dari motor ini, terbuat dari titaniun. Dan aku menyukai motor ini. Bukan-bukan. Aku mencintai motor ini!

"Ini, ini Ecosse Titanium, kan?" tanyaku sedikit tergagap untuk memastikan kalau motor yang aku lihat saat ini bukan berasal dari imajinasiku.

Aku berjalan ke motor itu dan mulai mengitarinya. Aku memperhatikan setiap inci dari motor ini. Oh, Tuhan! Bagaimana bisa seorang vampir memiliki motor seharga $300,000?

Atau jangan-jangan Sebastian mencuri motor ini? YA! Pasti dia mencurinya.

"Aku membelinya sendiri," ucapnya dingin dan langsung menjauhkanku dari motor itu. Aku masih terbengong dengan keindahan motor ini. Biasanya aku hanya memujanya melewati handphoneku saja. Tapi ini? Oh ya ampun!

Mungkin banyak yang bertanya dari mana aku tahu motor sejenis ini. Baiklah, akan kuberitahu. Aku mempunyai akun wattpad, sebuah situs di internet untuk membaca cerita dari seluruh dunia. Dan salah satu penulis favoritku, pernah memasukkan motor ini ke ceritanya. Karena aku penasaran seperti apa tampang motor itu, aku mencarinya. Dan, yaaa, motor itu langsung membuatku jatuh cinta pada dirinya sendri.

"Hey," ucap Sebastian yang mengagetkanku. "Kau masih ingat kan apa yang baru saja kukatakan di dalam rumahmu?"

Dan bayangan-bayangan indah bersama motor ini hilang sudah, dihancurkan hanya oleh perkataannya barusan. Ya, tentu aku masih mengingatnya.

"Biar kutunjukkan bagaimana rasa kematian yang sebenarnya padamu."

Itu yang dia katakan. Itu membuatku sedikit takut. Hm, tidak-tidak-tidak. Sepertinya aku benar-benar takut. Dia ingin menunjukkan rasa kematian padaku. Walau perkataannya terdengar agak ganjil, tapi aku tahu apa yang dia maksud.

Sebastian memundurkan motornya dan mengarahkannya ke luar dari kota. "Ayo, cepat! Aku sudah tidak tahan," suruhnya.

"Tidak tahan untuk apa? Untuk mati?" Awalnya aku ingin bertanya seperti itu padanya, namun kuurungkan. Tiba-tiba saja perasaanku menjadi tidak enak.

Akhirnya aku menuruti perkataannya. Aku menghampirinya dan berdiri di sampingnya. Aku sedikit tersenyum sebelum menaiki motor ini. Aku pikir, mati sekarang rasanya tak apa, aku akan menaiki motor impianku, dengan orang tampan, hahaha.

Aku menaiki motor ini. Dan, aku terdiam, menunggu Sebastian untuk menjalankannya. Lalu tidak lama kemudian, motornya dijalankan. Dia menjalankannya dengan sangat lembut seakan motor ini adalah wanita yang paling berharga yang ia punya. Ya, aku juga akan melakukan itu bila aku menjadi dia. Aku tidak akan,

"HUWAAAAAAA!!!!" teriakku.

Tiba-tiba saja... kuulangi sekali lagi, tiba-tiba saja, dia memutar pegangan gasnya dengan hentakan yang cukup keras sehingga motor ini melaju dengan sangat kencang. "Kau gila!" teriakku diantara angin-angin yang kami tabrak karena kecepatan motor ini.

Aku memegang pinggangnya dengan kencang. Seakan aku tidak peduli siapa yang aku peluk. Dia mengendarai motor ini seperti kesetanan. Bahkan dia tidak peduli jika ada polisi patroli yang sedang bersinggah di pinggir jalan. Dia tidak peduli pada apa pun! Dan yang lebih parah lagi, dia tidak peduli bilamana aku terkena serangan jantung mendadak saat dia menancap gasnya seperti itu.

Kill MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang