Bab 6

67 4 0
                                    

Temen gue. Lebih tepatnya sahabat gue, Pergi. Tapi ada satu orang yang selalu nemenin gue disaat doi pergi, sahabat pergi. Dia katrinakaif. Bercanda, dia icha temen les gue yang rempong nya melebihi nyokap gue.

Dia memakai baju kuning, kuningnya sangat kuning You know lah.

Gue lagi asik asiknya ngerumpi sama icha, dan diaa dateng. Memakai baju abu abu yang ada tulisan nomornya. Ketika melangkah masuk kedalam kelas, melewati tempat duduk nurul dan...

"Ehhm, Ehemm.."
"Uhuukk Uhukkk.."

Nurul memasang muka Salting nya, gue tau karena gue pernah ngerasain hal itu dan disebabkan pada orang yang sama.

Menghelah nafas*

Campur aduk. Perasaan yang gue rasain saat ini.

Icha nepukin pundak gue dua kali dan berbisik, "Sabar" . Gue menatap muka icha yang emang benar benar iba melihat keadaan gue yang terlihat seperti seperti setengah Stroke.

Tretekk* Pulpen gue jatuh.
"Oi, Pulpen lu jatuh." Kata icha.
Gue cuma menatap muka nya, dan gue memasang muka "Ambilin pulpen gue" Berharap dia bakal ngambilin pulpen gue. Setelah icha mengamati muka gue yang cantik, dia berusaha mengambil pulpen Pink Gue. Tangan nya nggak sampai jadi gue mendorong kepala icha ke bawa, berusaha membantu supaya dia bisa menggapai pulpen gue dengan ala Titanic.

"Temenin gue pips dong" Kata icha sambil memasang muka Kebeletnya. "Ayo," Balas gue dengan wajah terpaksa. "Pintunya rusak!!" Teriak gue karena melihat pintu wc yang udah di bobol.

"Keluar yuk? Kita nongkrong diluar."
Sahut icha dengan muka Gebleknya. Gue mengikuti langkah kaki nya yang menuju keluar dari ruangan tersebut.

"Arrrghhhhh kucing" Teriak icha dengan menampilkan muka Gebleknya lagi.

Gue cuma ngasih tatapan sinis ke orang yang ganguin temen gue. Gue juga ngasih tatapan itu bukan cuma karena gangguin temen gue, tapi dia juga nyiksa Anak kucing itu. Dia memegang kucing tersebut dengan cara memegangi perut kucing dengan keras, dan membuat kepala kucing tergelantung.

"Ihh, Kenapa lo yang marah?" Kata orang yang gangguin temen gue tadi.
Gue cuma ngelanjutin ngeliatin dia dengan tatapan yang sama dan memutar bola mata gue ke kiri, gue udah terlalu Jijik liat orang yang kayak gitu, Norak.

"Ana, masuk yuk. Gue malas diluar ada kucing" Bujuk icha dengan muka Ketakutan. "Yaudah, Ayo." Balas gue.

Sekarang gue lagi di kelas G2. Kelas itu nggak dipakai entah kenapa, karena gue males masuk ke G1 Jadi gue mutusin buat duduk di situ.

Lampunya nggak nyala, Dalam keadaan gelap, hening. dan parahnya gue cuma berdua sama icha. Untuk mencairkan suasana, gue mulai curhat tentang sahabat gue Ifah.

"Gue ngerasa ifah berubah cha." Icha yang tadi pandangan nya berada di handphone sekarang berada di muka gue. "Semenjak dia bergaul sama Anak smp 2, Dia udah nggak pernah nyapa gue lagi. Dengan kata lain lupa sama gue." Lanjut perkataan gue.

"Iya, emang tadi gue ngerasa ifah berubah, Mungkin dia terlalu asik dengan temen barunya?" Balas icha dengan memberi pendapat, yang kebetulan kita sependapat.

Kreekkk* Bunyi pintu, ternyata itu Diana. Gue yang tadi nya cerita tentang ifah tiba-tiba berhenti karena takut Diana bakal Ngember.

"Ohh itu cuma diana, lanjut deh" Kata icha dengan wajah Santai, Sepertinya memang icha kenal betul dengan karaker diana. Jadi gue ngelanjut curhat, kita bertiga saling berbagi pendapat dengan perubahan ifah.

*

Anak kelas G1 Udah pada keluar, kayaknya pelajaran nya udah selesai. Gue ngambil tas gue ke G1 sambil manggil ifah yang lagi asik sama temen nya.

"Ifah!,.." Dia menoleh dan,..

TO BE CONTINUED*

Ada Apa Di Balik Awan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang